Monday, April 29, 2013

Once Again: Bahagia itu Sederhana



SAYA INGAT waktu saya masih bocah cilik* [ umur 2-3 tahun, masih tinggal di Kotabaru, Yogyakarta ],  kalo saya menangis ngga berhenti, orangtua saya akan segera memberdirikan saya di antara jok dan setang Scooter Lambretta dan segera menuju lintasan rel kereta. Biasanya yang dipilih perlintasan kereta Stasiun Lempuyangan instead of Stasiun Tugu..
---- Setelah saya pikir2 alasannya simpel: soale kalo ke Stasiun Tugu, saya pasti minta mampir Malioboro atau Beringharjo, dan ujungnya jajan :p  Orangtua saya memang  pelit #eh cerdas
---- Nggak ding, itu soale waktu itu kereta yang lewat siang-siang ya di Lempuyangan..
Waktu itu, seketika kereta lewat, seketika itu juga tangis saya berhenti dan jadi tertawa-tawa kegirangan.

Nawaktu giliran anak-anak saya, saya juga pakai cara ini..
Tetapi secara rumah kami di Pangkalpinang lebih dekat ke Pelabuhan Pangkalbalam  [ dan relatif mudah masuk ke dalam sampai dermaga ], dan sedang kalau di Batam rumah kami sangat dekat dengan Bandara Hang Nadim,  maka ke situlah kami menuju kalo anak-anak kami sedang rewel.

Saya kurang tahu, tapi mungkin nggak banyak diantara rekan2 FB yang kepikiran ke bandara [ kalo di jakarta ke Soetta, misalnya ], ke anjungan pengantar, hanya untuk menyaksikan pesawat tinggal landas dan atau mendarat.  Tetapi di bulan-bulan awal  sekembali kami ke Pulau Jawa [ dan tinggal di Bintaro ujung arah Ciledug ], ke sanalah kami menuju; Sambil bawa bekal makan minum dan kantong plastik buat tempat sampah.

Perjalanan dari Bintaro - BSD/Kunciran [ tergantung lewat Tol atau Ciledug ] -Neglasari - Bandara, anginnya, frekuensi take-off dan landing-nya, serta jumlah pesawat yang take-off / landing bersamaan [ di landasan yang berbeda tentunyah ] jadi hiburan tersendiri buat anak-anak kami.

Terakhir terakhir ini, karena anak-anak kami toh tidak jauh selisih usianya, kami bisa bikin X-Factor / Indonesia Idol mini di rumah. Kadang-kadang, bisa ajak-ajak anak-anak tetangga [ dan kalo sama mereka, pesertanya bisa sampe 20 loh ].. Dan nyatanya anak2 tetap bisa terhibur.. Orangtuanya juga, sik :D

Ternyata hiburan nggak harus mewah.  
Ternyata bahagia juga nggak harus megah.. 
Tentunya, itu jika ukuran bahagia tidak diukur dengan satuan mata uang dan atau prestise. 
#Bahagia itu #Sederhana

Catatan: 
*   kalo sekarang Bocah-Tua-Nakal :p
tulisan ini terinspirasi dari blog Mas Ananto di sini:  Hiburan Murah Meriah Menonton Kereta Api

No comments:

Post a Comment