Wednesday, January 30, 2013

Sambat


ya Allah ya TUHAN ku,
terima kasih. 
hidupku ini mungkin tidak selalu sesuai yang aku inginkan,
tapi sekarang aku tahu bahwa Engkau menyiapkan hidupku seperti yang aku perlukan.

tapi TUHAN.. 
jujur-jujuran ya,. 
saya ini orangnya ndableg je.. 
meski saya tahu Engkau menciptakan manusia itu dengan kebebasan memilih.
tapi kalo Engkau pasrahkan pilihan saya pada diri saya, mesthi lho nanti saya malah kesasar ke arah yang buruk.. 

lha mbok nyuwun tulung tangan saya diiket dengan tali-Mu
lalu Engkau tariklah biar saya tetap di jalan-Mu..
kalo saya masih rada error, nyuwun tulung di-slenthik sedikiiiit aja –jangan keras-keras tapinya ya–
insyaa Allah saya akan jadi lebih baik lagi, minimal buat diri saya dan keluarga..  
aamiyn

matur sembah nuwun

post ulang dari https://www.facebook.com/notes/antonius-mikael-suryawardhana/sambat/10150431493917663

Tuesday, January 22, 2013

Lost ( in Space ? )


PERNAH MERASA TERSESAT ? Biasanya kalo merasa tersesat seseorang justru malah tidak fokus. Bukannya langsung berhenti sejenak dan pelan2 memastikan arah, seseorang justru mencoba melihat sekeliling mencari petunjuk dalam waktu singkat. Padahal itu adalah waktu yang berbahaya; dalam hal naik kendaraan, itu bisa membahayakan orang lain. 

Tetapi merasa tersesat di jalan, untungnya banyak dibantu dengan papan petunjuk jalan atau minimal nama jalan/tempat yang tertulis di plang nama toko atau lainnya ( ini di daerah, di jakarta jarang sih ). Tetapi bagaimana kalau tersesat dalam hidup? ini agak sulit sebab orang suka ngga tau "papan penunjuk jalan" nya ada di mana dan/atau bahkan yang seperti apa sih bentuknya hehe

Namanya pergi ke suatu tempat, kita perlu tahu cara bagaimana sampai ke sana. Kalau sudah tahu garis besarnya, maka dipikirkan petunjuk atau patokan apa yang ada supaya kita tidak kesasar. Begitu juga hidup. Kata siapa hidup cuma asal dijalani ? Paling bagus kan kita tahu tujuan hidup kita. Dari situ kita coba telaah bagaimana kita meraihnya dan petunjuk dan/atau patokan apa yang perlu kita perhatikan.
Kalau dalam hidup, malah perlu pengetahuan tambahan tentang bentuk dan jenis petunjuknya. Bisa jadi petunjuk itu hadir berupa insting, suara hati, atau kadang2 celetukan orang lain. Kitab Suci ? Oya itu sudah jelas sebagai "panduan mengemudi kehidupan"

Masalahnya, kita tipenya slonong boy "jalan dulu sambil baca petunjuk lah ntar di jalan" atau dengan persiapan "baca dulu petunjuknya baru jalan" ? Hehe.. saya ngga mau bilang salah satu lebih baik. Gaya tiap orang beda-beda, alasan juga beda-beda. Monggo pilih yang terbaik menurut Anda.. cuma efeknya agak beda loh ketika kita merasa tersesat.

Yang paling bagus sih, sebagai jalan tengah pada saat tersesat, berhentilah sejanak memantau petunjuk arah. Cara lain yang paling mudah, bertanya arah pada yang (dianggap) tahu :D

Waktu-waktu begini, biasanya bagus loh untuk mencoba memantau ulang petunjuk petunjuk kehidupan yang ada.
Itu tentunya kalo Anda berhati-hati atau merasa agak tersesat. Kalo Anda yakin dengan arah tujuan Anda sih ya silakan aja bablas hehehe

Salam Rest Area :D

Tuesday, January 8, 2013

NostalGila Sejarah Kita..


KEMARIN, 6 Januari 2013,   saya blusukan terencana  di rute jaman kuliah ( bulus - bintaro/bsd ).  Biasa jadi umumers dadakan jadi bikers, masalah2 klasik kayak ban kempes langsung dialami hahaha.. Untungnya karena sengaja lewat jalur Gintung, pompa ban berceceran #eh bertebaran #eh, ada di banyak tempat sepanjang jalan

Saat mampir di pompa ban, nggak sengaja lihat metromini ke Blok M (kan ya..?).  Duduk di paling depan ada sepasang remaja teenager akhir tapi belum sampe dua puluhan sedang asyik bicara sambil beradu pandang. Meski metro itu sempat nyeruduk motor di depannya sampe beradu mulut, sepasang muda-mudi itu tampak tidak peduli dan tetap saling pandang penuh arti..
Iyalah, dunia saat itu kan sedang milik mereka berdua.. yang laen kan cuma numpang :p (red.)

Mendadak ingatan mundur ke 20-sekian  tahun yang lalu.
- seriusan loh, 20 ? lama banget yak ? wkwkwk.  (red.)
+ ente mau ngejek ane tuwir, gitu ?
- kagaak.. itu ente yang bilang. ane diem deh. (red.)

Saat itu ada seorang remaja kelas 1 di SMA khusus cowok semua (baru naik kelas 2) memberanikan diri mengajak seorang siswi kelas 3  SMP (baru keterima di SMA yang berbeda dengan si cowok)  janjian "beli buku" ke sebuah toko buku besar di kawasan Blok M. 
Setelah melalui proses perizinan dan tanya jawab dengan orangtua si siswi (dan diizinkan), maka mereka berdua berjalan kaki sedikit lalu naik metro mini ke tempat tujuan.

Seperti yang sudah bisa ditebak dalam jalan cerita yang seperti ini,  "beli buku"-nya sendiri cuma makan waktu 15 menit.  Setelah itu mereka makan ke sebuah warung ngamrik yang cukup legendaris murah dan (mayan) enaknya, beberapa ruko di sebelah toko buku itu. Keduanya saling berebut membayar makanan pasangannya, tapi akhirnya yang terjadi mereka bayar sendiri-sendiri makanan yang mereka beli. Untuk ukuran jaman segitu, sebenernya sih aneh. Tapi mereka berdua merasa itu jalan tengah terbaik.. 
- udah.. udah.. ngga pentinglah dibahas ah (red.)

Yang dibeli cuma makanan sederhana (untuk ukuran warung itu). Itu pun ngga abis karena yang ada cuma liat2an.  
Ngobrol, enggak..  makan, juga enggak.. liat2an doang. Dodol kan ? 

Ngomong sih, dikit. 
Tapi sepertinya cuma statement, lalu minta konfirmasi.  Misalnya: yang cewek nanya: "enak ya? punya kamu gimana ?",  atau yang cowok nanya: "jadi gimana sekolah di situ? seneng gak ?"  
Apaa, coba ? Itu cewek kan baru juga keterima SMA. Sekolahnya masuk aja belon, udah ditanya perasaannya sekolah di situ gimana..
- hadeuh..! (red.)

Lalu pulang. Jalan kaki ke terminal, mereka berdua mencoba bergandengan tangan tapi setiap mendekat lalu ngga jadi.  
- cieee.. (red.)

Di metro mini pulang, pembicaraan justru mulai lancar. 
Agak aneh sebenere kalo dipikir-pikir, soalnya mereka sebetulnya udah kenal lama.. 
Tapi intinya dunia udah seperti milik mereka sampe-sampe tempat berhentinya terlewat 100-200 meter baru sadar.

Yah demikianlah sodara sodari.. kalo orang jatuh cinta.
Terlepas dari soal apakah Anda setuju pacaran atau tidak, begitulah adanya.. jangan lihat jalannya, lihat "salting" dan "error"-nya hehe.. Lihat juga soal "dunia milik berdua"-nya.. urusan lain ngga penting, orang laen cuma numpang hehehe..
Padahal --yang mereka tidak tahu-- seluruh mata penumpang bus kan menghadap ke depan, alias bisa melihat apa apa yang mereka lakukan :p

Kembali ke masa kini.

Saya belum lama ini bertemu dengan teman lama yang dengannya saya punya memori yang kurang lebih sama.
- loh, contoh tadi itu bukan elo ya bro ? (red.)
+ *melotot tajam!*
- * krik.. krik..   #- -) *

Mau tidak mau, yang namanya habis bertemu, pasti sempat bicara masa lalu.
Normal ?
Saya bilang sih normal.
- yaiyalah elo ngomong gini, elo yang ngelakonin.. pembelaan diri :p  (red.)

Bukan ini bukan pembelaan diri.
- oke, ngga membela diri. kalau begitu macam mana yang ngga normal ? (red.)

Yang tidak normal itu kalau memori itu lalu diingat-ingat,  apalagi dijadikan benchmark dengan hidup kita hari ini.
Juga tidak normal apabila berharap masa lalu itu akan tetap terjadi pada hari ini.

Saya pikir masa lalu adalah pelajaran berharga bagi kehidupan hari ini.

Saya juga berpikir semua orang berhak mendapatkan kesempatan untuk memulai lagi. Yang saya maksud di sini tentu bukan memulai hubungan lama, tapi memulai lagi hubungan yang baru berdasarkan konteks kekinian.

Saya ngga bilang lupakan semua masa lalu
Tapi hiduplah dalam kekinian.
Biarlah nostalgia tetap berada dalam albumnya..
Kita, yang diperkaya dengan pengalaman pahit dan atau manis nostalgia itu, baiknya belajar dari sana untuk hidup di masa sekarang.. tidak tetap ada di masa lalu.

Bukan begitu ?

-  *melongo*
+ 'napa lu ?
-  benchmark apaan sik ?
+  *keluh* 

Ya sudahlah.. kembali ke topik yang ringan2: kenangan..

- oom ?
+ pa'an, sik ?
- kalo cinta trus lupa sama sekeliling gitu ya oom ?
+ iya
- katanya semua makhluk cinta sama Tuhan ya oom
+ harusnya gitu.. kenapa nanya begitu ?
- kok oom kalo sembahyang kayak keburu2 terus sik, kayak inget kerjaan belon kelar.. katanya cinta sama Tuhan, tapi kok.. ?
+ #jleb

Ya ya baiklah kalo begitu..
Topik ini kita sudahi saja

Terima kasih atas perhatian sodara sodari semua..

*pergi ambil wudlu*


jakarta, 7 januari 2013

PS:
- omong2, kalo kalian yang sempat pacaran, jaman dulu gimana?
+ udah deh, jangan mancing2 dibahas lagi deh..
- ...