Friday, December 22, 2006

Sedekah anyone?....this is serious

Informasi dari Mas Satriyo 

Sorry teman-teman semua....
 
Just update Info mengenai rekan kita Siti Khadijah yg saat ini sedang berjuang utk sembuh ...
Saat ini Siti Khadijah berada di ICU RS UKI, Jakarta Timur dalam keadaan tidak sadar..
Biaya pengobatan kalo kita lihat sekilas di Informasi itu utk ICU berkisar Rp. 700.000 an / hari, itu hanya kamar dan dokter..
Kalo dengan obat atau tindakan ... berarti akan bertambah biayanya ....
Keluarganya terbilang bukan dari keluarga yg mampu ....tetapi dari raut muka mereka masih menaruh harapan utk anaknya bisa sembuh ...
Saat ini kepala bagian belakangnya sebagian pecah serta paru2 nya banyak cairannya ( kemungkinan besar darah ) ...
Kawan kita Siti Khadijah masih sangat membutuhkan support doa dan biaya dari kita semua ....
Selagi kita mampu dan bisa ....
Mari kita galang dana buat rekan kita Siti Khadijah  .... walaupun baru 3 minggu bergabung tetapi Siti Khadijah sudah bagian dari kita .....
 
Berikut disisipkan foto dan video di RS UKI ...
 
salam hangat dan jabat erat selalu,
Bowie 

----
Dear Friends,
 
With this email, I would like to invite you all to extend your generosity to help a young woman who is fighting for her life at this very moment.  
 
Her name is Siti Khodijah, but her friends know her as DJ. She has just graduated from university & was attending our IM3 training to prepare her to become a Call Center agent of IM3, Indosat. She was halfway through her Product Knowledge training when she was struck by a Kopaja bus on her way to our center. It was early in the morning when seven people crossed Daan Mogot street & were already halfway through when the bus at high speed swerved to avoid a motorcycle & hit them head on. Two high school kids managed to escape, but five people went down. One of them happened to be one of my own trainers,E, but she & another girl, TJ, managed to stand up again & didnt suffer any injuries except for minor bruises. The other three were more seriously hurt. One was rushed to Permata Hijau Hospital, while two of them were left unconscious on the road. DJ cracked her skull & was bleeding profusely (her right eye nearly popped out) while Dina cracked her shoulder. They were immediately taken to RS Cengkareng by E, TJ & my other trainer who came to help, YAI.  
 
Dina was only admitted to the ER for a few hours before her family came to transfer her to another hospital where she underwent surgery to have pins placed on her broken shoulder.  
 
DJ's family didn't come from a well-off family & so encountered difficulties to find hospitals who would take DJ into the ICU with their limited budget. We spent hours to phone hospitals in Jakarta & was rushing with time as DJ had to immediately undergo surgery to stop the internal bleeding in her head. It was difficult to hear that the ICU in most hospitals that we contacted were already full. One that still had space left could not accept patients with reference as being from poor family. This was a crushing blow.  
 
When we finally found a hospital that would accept her, 10 hours had passed since her accident. All the while, she was lying in the ER with bandages on her head & infus (injection? I forgot the English term for this). She was in & out of consciousness, occasionally screaming, crying & struggling to get free (She had to be restrained both hands & feet).  
 
This was a week ago, on Thursday, 14 December 2006. Now, on Friday, 22 Dec, she is still in the hospital (RS UKI) in ICU, but still no surgery yet. Her consciousness level is 5, where normal people is 15. Her family has to spend around  3 mill a day as she has to be fed thru a tube in her chest. Her head is heavily swollen now but her eye is reported to be getting better.
 
Everyone at Teleperformance Indonesia & PT Indosat is doing our best to support the family, but we are inviting you to lend your hand as well to help this unfortunate family. I personally know DJ as a smart trainee & was performing well in class.  
 
I do not have their account numbers at the moment. But if you are interested to donate your money to them, please let me know & hopefully by then I would have had their numbers ready.  
 
Nothing is too little. No matter how much you donate, I'm sure they will be greatly appreciated by DJ's family. May your intention to help unfortunate people be directly rewarded by God AlMighty.   
 
That is all from me at the moment. SHould you have further questions, please do not hesitate to contact me at this email address.
 
Please distribute this to those who care.
 
Thank you for your kind attention.
 
Yours,
 
Tari Savitri 
 
Senior Trainer
PT Teleperformance Indonesia
Indosat Building, Jln Daan Mogot Km 11
Jakarta Barat      

Thursday, December 21, 2006

Chairil Anwar: Do'a



kepada pemeluk teguh:


Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namaMu


Biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh


cayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi


Tuhanku


aku hilang bentuk

remuk


Tuhanku


aku mengembara di negeri asing


Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling


Chairil Anwar (13 November 1943)





Wednesday, December 20, 2006

Mereka Yang (Kadang) Terlupakan di Hari Raya

Hari raya.  

Saya rasa, yang namanya hari besar keagamaan atau kebudayaan, apapun itu apakah itu idul fitri, idul adha, natal, galungan/kuningan, sincia, cengbeng, atau apapun deh yang lainnya, adalah sarana yang paling pas untuk
melakukan silaturahmi dengan segenap anggota keluarga dan/atau tetangga sekitar. Orang-orang berebut mudik lebaran atau natalan merupakan salah satu bukti dari ketepatan atau pasnya situasi tersebut. Rasa rindu itu bahkan sampai2 dibikin lagu semacam "i'll be home for christmas..etc" dan lain-lain.. dan lain-lain..

Tapi ngga semua orang lho ternyata, yang memiliki "kemewahan" semacam itu.

Pernah ngga kepikiran bagaimana nasib para prajurit yang
tugas di perbatasan ? Karena tugasnya, mungkin ia tidak boleh pulang
untuk berhari raya dengan keluarga.

Atau mungkin petugas pemadam ? Yang
saya tahu kalo yang di dekat rumah orangtua saya, jumlah orangnya
ngepas, jadi meskipun status resminya libur, kalo tiba-tiba ada
kejadian dan memerlukan seluruh petugas, terpaksa ia harus merelakan
diri bertugas pula.

Oh iya, satpam kompleks perumahan tempat tinggal
Anda ?
Giliran "penduduk" bersuka cita, mereka mungkin malah harus bekerja ekstra keras dan meninggalkan anggota keluarga yang merindukan kehadiran mereka.

Polisi ? Apalagi saat mudik, giliran kita bersukaria (halah) dengan kendaraan yang nyaman (halah lagi), mereka tidak lebih baik nasibnya, harus berdiri diterpa panas terik hujan badai dan gelombang lautan (euleuh, terlalu hiperbola ya?) untuk mengatur agar kendaraan kita bisa melaju dengan aman dan nyaman dan tiba di tujuan dengan selamat. Kita sudah sampai bersilaturahmi, mereka mungkin belum sempat meninggalkan tempat tugasnya.

Oh iya.. jangan lupa, bagaimana dengan Koster Gereja (hmm.. kira2 Marbot-nya Gereja deh) ? Jaman saya
masih sempat bertugas jadi putra altar, dari misa yang mungkin 5-6x
dalam semalam, pagi, dan siang kontinyu, kebagian 2 tugas aja udah sangat ABCD (aduh bo capek deh.. istilahnya
sesek ;p)..  Lha beliau 5-6x tugas seluruhnya, je..  mugkin sempetnya
ngumpul sama keluarga baru tanggal 25 malam, atau malah besoknya.. 
 
Marbot Masjid, nasibnya juga tidak lebih baik dari Koster Gereja. Apalagi yang bertugas juga untuk shalat ied di lapangan. Bayangkan, ketika Anda sudah selesai dan segera berbagi salam dan tawa bahagia, mereka masih harus berjuang membersihkan sampah-sampah alas koran yang sering ditinggalkan jamaah shalat (hayo ngaku hayo ?)

Siapa lagi ya? Operator telepon.. Saat keluarga mereka tengah berkumpul, mungkin mereka malah sibuk dicela orang ini itu, "kok combo saya bla-bla-bla?" "kok HP saya bla-bla-bla?" "maaf Mas, tahu nomor telepon ayah saya nggak ya?" dst dll dsb

Belum lama, kita habis merayakan Idul Fitri, lalu kemarin ini Galungan.. Sebentar lagi ada Natalan dan disusul kemudian Idul Adha..

Lalu ? Maksudnya ?
Ya kagak ada apa-apaan sih Boss..  saya sih emang bagian yang reseh ngingetin doang..

selanjutnya, terserah Anda.. (halah, iklan banget yak..)

Japanese Love Story

ini sebenarnya cerita lama, tapi dulu sih nama2nya bukan itu.
tapi kok cocok banget gitu, maksud saya, tadi siang baca puisi sapardi djoko damono yang ini nih:
 
AKU INGIN
oleh: Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


----

Toshinobu Kubota, yang biasa dipanggil Shinji mengucapkan selamat tinggal
kepada keluarganya di negerinya yang lama untuk mencari hidup yang lebih
baik di Amerika. Ayahnya memberinya uang simpanan keluarga yang
disembunyikan di dalam kantong kulit.

"Di sini keadaan sulit," katanya sambil memeluk putranya dan mengucapkan
selamat tinggal. "Kau adalah harapan kami."

Shinji naik ke kapal lintas Atlantik yang menawarkan transport gratis bagi
pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai imbalan
ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau Shinji menemukan emas di Pegunungan
Colorado, keluarganya akan menyusul.

Berbulan-bulan Shinji mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas yang
tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur. Setiap
hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar, Shinji merindukan
dan sangat ingin disambut oleh wanita yang dicintainya. Satu-satunya yang
disesalinya ketika menerima tawaran untuk mengadu nasib ke Amerika adalah
terpaksa meninggalkan Asaka Matsutoya sebelum secara resmi punya
kesempatan mendekati gadis itu. Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama
berteman dan selama itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri Asaka.

Rambut Asaka yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya
menjadi putri Keluarga Yoshinori Matsutoya yang paling cantik. Shinji baru sempat
duduk di sampingnya dalam acara perayaan pesta bunga dan mengarang
alasan-alasan konyol untuk singgah di rumah gadis itu agar bisa betemu
dengannya. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya, Shinji ingin sekali
membelai rambut Asaka yang pirang kemerahan dan memeluk gadis itu.
Akhirnya, dia menyurati ayahnya, meminta bantuannya untuk mewujudkan impiannya.

Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana
untuk membuat hidup Shinji menjadi lengkap. Pak Yoshinori Matsutoya akan
mengirimkan putrinya kepada Shinji di Amerika. Putrinya itu suka bekerja
keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan Shinji selama
setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan emas. Diharapkan,
setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke Amerika untuk
menghadiri pernikahan mereka.

Hati Shinji sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya untuk
mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia membeli ranjang
sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan menata bekas tempat
tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden dari bekas karung goni
yang menutupi kotornya jendela diganti dengan kain bermotif bunga dari
bekas karung terigu. Di meja samping tempat tidur dia meletakkan wadah kaleng
berisi bunga-bunga kering yang dipetiknya di padang rumput.

Akhirnya, tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup.
Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik, dia
pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit ketika kereta
api mendekat lalu berhenti. Shinji melihat setiap jendela, mencari senyum
dan rambut ikal Asaka.Jantungnya berdebar kencang penuh harap, kemudian
tersentak karena kecewa.

Bukan Asaka, tetapi Yumi Matsutoya kakaknya, yang turun dari kereta api.
Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Shinji hanya
bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar diulurkannya buket
bunga itu kepada Yumi. "Selamat datang," katanya lirih, matanya menatap nanar.
Senyum tipis menghias wajah Yumi yang tidak cantik.

"Aku senang ketika Ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini," kata
Yumi, sambil sekilas memandang mata Shinji sebelum cepat-cepat menunduk lagi.

"Aku akan mengurus bawaanmu," kata Shinji dengan senyum terpaksa.

Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda. Pak Matsutoya dan ayahnya
benar. Yumi memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara Shinji
bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut ruang duduk,
dengan cermat Yumi mencatat semua kegiatan di tambang. Dalam waktu 6
bulan, asset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang lezat dan senyumnya yang
tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan ajaib seorang wanita.

Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan, keluh Shinji dalam hati, setiap
malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka mengirim
Yumi?
Akankah dia bisa bertemu lagi dengan Asaka? Apakah impian lamanya untuk
memperistri Asaka harus dilupakannya? Setahun lamanya Yumi dan Shinji
bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi tak pernah ada ungkapan
cinta.
Pernah sekali, Yumi mencium pipi Shinji sebelum masuk ke kamarnya. Pria
itu hanya tersenyum canggung. Sejak itu, kelihatannya Yumi cukup puas dengan
jalan-jalan berdua menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda
setelah makan malam.

Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit,
membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal Shinji mengisi
karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk membelokkan
arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya usahanya sia-sia.
Tiba-tiba Yumi muncul di sampingnya, memegangi karung goni yang terbuka.
Shinji menyekop dan memasukkan pasir kedalamnya, kemudian dengan tenaga
sekuat lelaki, Yumi melemparkan karung itu ke tumpukan lalu membuka karung
lainnya. Berjam-jam mereka bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi
lutut, sampai hujan reda. Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang
ke pondok.

Sambil menikmati sup panas, Shinji mendesah, "Aku takkan dapat
menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, Yumi."

"Sama-sama," gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa,
lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.

Beberapa hari kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan bahwa Keluarga
Matsutoya dan Keluarga Kubota akan tiba minggu berikutnya. Meskipun
berusaha keras menutup-nutupinya, jantung Shinji kembali berdebar-debar
seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan Asaka. Dia dan Yumi
pergi ke stasiun kereta api. Mereka melihat keluarga mereka turun dari
kereta api di ujung peron.

Ketika Asaka muncul, Yumi menoleh kepada Shinji. "Sambutlah dia," katanya.

Dengan kaget, Shinji berkata tergagap, "Apa maksudmu?"

"Shinji, sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri Matsutoya yang kau
inginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan Asaka dalam
acara Perayaan pesta bunga lalu." Dia mengangguk ke arah adiknya yang sedang
menuruni tangga kereta. "Aku tahu bahwa dia, bukan aku, yang kauinginkan
menjadi istrimu."

"Tapi..."

Yumi meletakkan jarinya pada bibir Shinji. "Ssstt," bisiknya. "Aku
mencintaimu, Shinji. Aku selalu mencintaimu. Karena itu, yang kuinginkan
hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku."

Shinji mengambil tangan yumi dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika Yumi
menengadah, untuk pertama kalinya Shinji melihat betapa cantiknya gadis
itu.
Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput, ingat malam-malam
tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat ketika Yumi
membantunya mengisi karung-karung pasir. Ketika itulah dia menyadari apa yang
sebenarnya selama berbulan-bulan telah tidak diketahuinya.

"Tidak, Yumi. Engkaulah yang kuinginkan." Shinji merengkuh gadis itu ke
dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yg tiba-tiba membuncah
didalam dadanya.

Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, "Kami
datang untuk menghadiri pernikahan kalian!"

Murid Bodoh VS Murid Pintar


Sewaktu kita sekolah atau kuliah,
murid/mahasiswa di kelas dapat dibagi dalam 3 kategori : murid pintar,
murid rata-rata dan murid bodoh. Setiap orang tua pasti menginginkan
anaknya masuk ke kategori pertama yaitu murid yang pintar dan
menghindari yang terakhir atau murid bodoh. Orang tua seringkali
mendaftarkan anaknya untuk kursus ini, kursus itu agar nilai anaknya
menjadi bagus. Orang tua sering kali memfokuskan pada kelemahan anaknya
dan berusaha menutup kelemahan anaknya itu.

Pada suatu workshop,
peserta ditanya: jika anda mempunyai anak yang menyukai menggambar
tetapi nilai matematikanya tidak bagus. Keuangan anda hanya cukup untuk
membiayai 1 jenis kursus, kursus apa yang akan anda berikan ke anak
anda? Hampir semua peserta menjawab : kursus matematika.

Murid
yang pintar biasanya adalah tipe yang ngotot dalam belajar, mereka
takut kalau tidak bisa mengerjakan ujian, stress jika mendapat nilai
buruk. Tipe murid inilah yang
biasanya ikut les ini dan itu, karena mau SEMUA pelajarannya mendapat
nilai baik. Murid yang bodoh biasanya adalah tipe orang yang masabodoh,
mereka tidak terlalu memikirkan akan dapat nilai berapa. Murid tipe ini
biasanya mempunyai SESUATU yang sangat mereka sukai dan mereka lebih
suka melakukan hal itu daripada belajar. Sedangkan murid rata-rata
berada di antara 2 kategori itu.

Di
kemudian hari, siapakah yang akan lebih sukses atau kaya dalam
kehidupannya? Sukses di sini harus dibedakan dengan kaya. Menjadi kaya
berarti mempunyai lebih banyak uang, sedangkan sukses berarti
mengerjakan hal yang mereka sukai dan menyukai yang mereka kerjakan,
dan orang-orang menghargai apa yang mereka kerjakan. Dalam banyak
kasus, banyak murid yang bodoh semasa sekolah dan kuliah menjadi orang
yang sukses, dan banyak pula yang menjadi sukses dan kaya. Sedangkan
murid yang dulu pintar banyak juga yang menjadi kaya tapi sedikit yang
sukses.

Mengapa demikian ? Karena dari kecil
murid yg bodoh sudah terbiasa FOKUS kepada KEKUATAN yg dia miliki, dan
tidak terlalu peduli dengan kelemahannya. Sedangkan murid yang pintar
biasanya TIDAK FOKUS pada sesuatu, terlebih lagi mereka terbiasa
mendahulukan perbaikan pada kelemahan
Saya
mempunyai rekan yg merupakan contoh nyata dari tipe murid yang bodoh
ini. Sebut saja namanya A dan B, keduanya pernah tinggal kelas dan
termasuk murid yang tidak perduli dengan nilai bagus, sekarang si A
menjadi fotografer professional dg client dari perusahaan-perusahaan
terkenal di Indonesia dan si B menjadi montir professional yg disegani
di dunia rally mobil. Ambil contoh lain, Deddy Corbuzier semasa sekolah
juga tidak termasuk murid yang cemerlang, tetapi sejak kecil telah
menunjukkan kecintaan yg mendalam dengan dunia sulap. Sekarang, siapa
yang tidak mengenal Deddy Corbuzier. Contoh lain lagi adalah Rhenald
Khasali, beliaupun pernah tinggal kelas sewaktu sekolah tetapi
sekarang merupakan salah satu pembicara handal.

Di lain pihak,
yang dulunya murid yang pintar seringkali berakhir dengan bekerja di
kantoran, mungkin mereka menghasilkan banyak uang tetapi belum tentu
mereka sukses, karena mereka mungkin tidak terlalu menyukai apa yang
mereka kerjakan, hal ini karena dari kecil mereka diarahkan untuk
memperbaiki kelemahan dan tidak memperkuat apa sebetulnya kekuatan
mereka.

Jika anak anda termasuk dalam kategori anak pintar,
jangan terlalu cepat senang dahulu. Tetaplah gali apa yg ia sukai, apa
yg dengan senang ia lakukan, berilah support agar ia juga melakukan hal
yg ia senangi dan tidak hanya belajar terus menerus. Sedangkan jika
anak anda termasuk anak yg bodoh dan lebih menyukai kesenangannya
daripada belajar, carilah suatu alasan mengapa belajar itu juga penting
untuk mendukung kesenangannya.

Misalnya ia suka sekali dengan dunia otomotif, beri pengertian bahwa seorang ahli otomotif harus mengerti bahasa Inggeris
supaya dapat sukses di luar negeri, atau harus mengerti matematika agar nantinya mengerti mesin dengan baik, dsb.

Jika
sekarang anda bekerja sebagai seorang karyawan, andapun tentu
dibiasakan oleh perusahaan untuk ditambal kelemahannya. Setiap akhir
tahun setelah diadakan penilaian prestasi, pasti ada kelemahan si
karyawan yang diperhatikan oleh atasan dan kemudian dibuatkan "Plan for
Development" dengan mengikutkan karyawan tersebut pada suatu training
yang dapat membantu memperbaiki kelemahannya itu, sedangkan untuk
kelebihannya hanya diminta untuk dipertahankan.

Mereka yang
hanya memfokuskan diri pada memperbaiki kelemahan biasanya lebih sulit
menemukan impiannya dibandingkan mereka yang terbiasa fokus pada
kekuatannya. Jadi jangan terpaku pada kelemahan anda, fokuskan
perhatian anda lebih kepada kekuatan anda.



Sumber :
Unknown
Dicopy &paste dari mediacare



Tuesday, December 19, 2006

Olimpiade Korupsi

 

Sabtu, 16 Desember 2006

Olimpiade Korupsi


Setelah
ribut-ribut soal helipad kebanggaan orang Bogor, video mesum orang
Golkar, poligami orang Bandung, dan Pilkada Aceh yang dimenangi
orang-orang GAM, kini perhatian beralih ke Asian Games di Doha, Qatar.
Orang Indonesia ada di bawah orang Korea Utara dan Mongolia.

Dalam
daftar perolehan medali sampai hari Kamis (14/12), Indonesia berada di
urutan ke-21 dengan 2 emas, 2 perak, dan 12 perunggu. Korea Utara
(Korut) ada di peringkat 16 (5-8-14), sementara Mongolia di urutan
ke-20 (2-5-7).

Walau
negara mungil, Korut boleh menyombongkan diri karena sudah menguji coba
senjata nuklir. Indonesia bangsa besar yang malas berpikir.

Berkat
pembinaan ala komunis yang terencana, atlet-atlet Korut mampu berbicara
di berbagai ajang dunia. Pemimpin Indonesia hanya besar dalam soal
wacana, rakyatnya bonék semua, dan sebagian pengurus olahraganya
mendekam di penjara.

Penduduk
Korut 23 juta jiwa, produk domestik bruto (PDB) 40 miliar dollar AS,
dan nyaris tak ada utang luar negeri. GDP Indonesia 977,4 miliar dollar
AS, penduduknya seperlima miliar jiwa, dan pemimpinnya gemar berkunjung
ke luar negeri.

Olahragawan
Korut terbiasa hidup spartan. Pengurus olahraga Indonesia suka menyunat
dana pembinaan sehingga kondisi ekonomi atlet pas-pasan.

Luas
Korut 120.000 kilometer persegi atau 1/16 dari wilayah Indonesia yang
1,9 juta kilometer persegi. Mereka menepuk dada karena memenangi Perang
Korea, kita bangga menyerbu saudara yang berbeda agama.

Atlet
Korut senang makan bawang putih setiap hari. Atlet Indonesia sering
lari ke toilet saat pertandingan berlangsung karena gemar melahap
sambal.

Atlet
Mongolia ahli di cabang yang memerlukan konsentrasi karena telah
terbiasa semedi sejak usia dini. Tak ada pemimpin yang bersemedi sambil
berendam di sungai, tak ada tokoh agama yang berpoligami.

Atlet
Mongolia hebat di cabang berkuda karena dulu mempunyai Gengis Khan yang
menaklukkan sebagian besar wilayah Asia. Indonesia kini dikenal sebagai
"orang sakit dari Asia".

Mongolia
jagoan di cabang gulat. Sepanjang pengetahuan saya tak ada politisi di
sana yang tertangkap basah saat sedang "bergulat".

Thailand
kini menjadi raja olahraga di Asia Tenggara. Jangan-jangan prestasi
mereka semakin maju karena tentaranya sering melancarkan kudeta.

Singapura
banyak untung dari kita. Konglomerat hitam kabur ke sana, pejabat jual
pasir ke sana, dan orang-orang kaya membeli apartemen mewah yang
dibangun di pantai hasil reklamasi dengan pasir selundupan dari
Indonesia.

Dulu
orang Malaysia berguru ke sini. Lagu kebangsaan mereka konon meniru
dari lagu tradisional kita yang potongan liriknya berbunyi, "Terang
bulan, terang di kali/Buaya hidup, disangka mati."

Kita
sudah sering dipecundangi Vietnam, negara yang ibarat anak balita yang
baru belajar berjalan. Kita bangsa cepat tua sebelum matang untuk
menjadi orangtua.

Untuk
mengobati kekecewaan Anda, Jakarta jadi tuan rumah 2010 Corruption
Olympic Games, lomba korupsi yang pertama dalam sejarah. PBB, Uni
Eropa, dan ASEAN sepakat Jakarta jadi penyelenggara karena reputasi
korupsi kita.

Indonesia
dinilai cocok jadi tuan rumah karena korupsi di sini sudah jadi budaya.
Apalagi harga pemimpinnya dianggap murah dan situasi Jakarta
kacau-balau karena setiap orang—mulai dari gubernur sampai
gembel—bertindak sesuka hati.

Olimpiade
Korupsi diselenggarakan Indonesian Quarter-Jakarta Organising National
Group On Corruption Olympic Committee. Kalau disingkat jadi IQ-JONGCOC
alias "aikyu jongkok."

Tema
olimpiade bersejarah ini "Together We Can". Apakah bisa diterjemahkan
menjadi "Semua Bisa Diatur" atau "Bersama Kita Bisa", itu terserah
Anda.

Olimpiade
mengenal nomor lari, lempar-lontar, dan loncat. Olimpiade korupsi
mempertandingkan nomor Buronan Lari, Lempar Kesalahan, dan Kutu Loncat.

Emas
Buronan Lari direbut Sudjiono Timan, emas Lempar Kesalahan digaet yang
terlibat "VoucherGate". Emas Kutu Loncat untuk dia yang tak terima
kekalahan di pilkada gubernur meski gonta-ganti partai.

Olimpiade
mengenal loncat indah, di Olimpiade Korupsi ada Wacana Indah. Medali
emas direbut dia yang sering memberikan angin surga kepada kita.

Olimpiade
mempertandingkan berbagai nomor senam. Di Olimpiade Korupsi ada dua
nomor andalan, yakni Senam Poligami serta Senam Zaini. Pemenangnya Anda
tebak sendiri.

Di
olimpiade normal banyak nomor bela diri. Di Olimpiade Korupsi emas
nomor Bela Menteri Kelautan direbut Indonesia, menteri pertahanan
meraih emas nomor Bela TNI, dan pemerintah menggaet emas nomor Bela
Pengusaha.

Indonesia
menyapu bersih emas dua cabang unggulan cabang bola, yakni Sepak Rakyat
dan Pingpong Birokrasi. Tim Sepak Rakyat terdiri dari para anggota DPR,
sedangkan tim Pingpong Birokrasi diperkuat lurah, camat, sampai bupati.

Olimpiade mengenal angkat besi, di Olimpiade Korupsi ada Angkat dan Jilat. Peraih emasnya pembisik di sekitar Anda.

Emas
nomor Menembak BUMN direbut mereka yang disiapkan memeras BUMN untuk
menyambut Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2009. Perak diraih para
penjual aset berbagai BUMN ke luar negeri.

Indonesia
menjadi juara umum karena merebut semua medali emas. Bangga rasanya
melihat Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang di
berbagai arena.

Merdeka! Ah, belum.



http://www.kompas.com/kompas-cetak/0612/16/utama/3170465.htm

Anak-anak




Monday, December 18, 2006

"Papa Marah.."

PS: mohon maaf, harusnya ini udah dulu-dulu dimasupin ke blog, tapi apa daya, filenya baru ketemu (^^)
 
---


Jumat tanggal 20 Juli kemarin itu sungguh sebuah hari yang sibuk dan melelahkan.
Hari itu adalah hari laporan pajak, dan ternyata ada selisih cukup besar
antara "calon" laporan itu dengan setoran pajak yang sudah dilakukan..
dan itu membuat saya harus menelusur ulang catatan-catatan keuangan yang
ada, dan tentu saja.. mengecek barangkali masalahnya akan berimbas pada
jenis pajak lainnya...  Kemudian, hari ini adalah hari terakhir tim
audit independen melakukan pekerjaan lapangan di kantor kami, dan itu artinya
adalah permintaan data yang bertubi-tubi.. Lalu masih ada tagihan-tagihan
jatuh tempo yang harus segera dibayar, atau kami dikenakan denda..  Belum
lagi telpon-telpon dari rumah, yang mengingatkan harus cek ulang jadwal
ini dan itu, lalu.. dan yah.. dan lain-lain..  Itu semuanya, belum
termasuk bonus emosi, yang baru sedikit mereda pukul 16.30, sebelum sebuah
tudingan miring di sebuah mailing list membuat emosi kembali..    
 



Selepas jam kerja, rencananya akan ada jamuan entertain. Jamuan entertain
makan malam yang akan membahas hal-hal remeh temeh untuk sosialisasi antara
rekan-rekan kami dengan rekan-rekan perusahaan klien kami..  Dan setelah
mengalami semua "tuntutan" hari ini, rasanya itu akan menjadi
hiburan yang menyenangkan. Apalagi, setelah itu, rencananya, teman-teman
eks-SMP kami akan "kumpul-kumpul" reuni-tidak-resmi di rumah
salah satu kawan.  Ah, sayangnya, harapan itu tidaklah jadi kenyataan..
Entertain yang seharusnya rileks dan mencairkan suasana formal, justru
berakhir perdebatan sengit antara kawan yang satu dengan salah satu staf
klien.. dan itu, cukup membuat rusak suasana.. Dan yah, sehingga saya sampai
lupa bahwa setelah itu seharusnya saya mampir "kumpul-kumpul"
dengan rekan-rekan eks SMP kami dulu..    



Dari kawasan Sudirman sampai di rumah kami di Pamulang pukul 21.30 lewat,
sambutan dua bidadari cilik kami –yang terus terang, kami belum mampu
membuat mereka tidur sebelum pukul 21.00--  masih belum cukup membuat
suasana hati ini tenang. Senyum dan bercanda a la kadarnya saja yang sanggup
dilakukan, sebelum langsung membopong mereka semua bersiap tidur malam..
 Dan seperti belum puas, cobaan masih datang menghampiri.. Tiba-tiba
rusuk kiri saya nyeri luar biasa, sehingga putri bungsu kami yang tengah
dalam gendongan harus segera saya letakkan di kasur dengan mendadak. Cukup
mendadak untuk membuatnya kaget dan saya menangkap ekspresi rasa bersalah
di wajahnya. Salah paham, nampaknya. Merasa bersalah?  



Oh tapi saya tidak sempat memikirkan itu lebih lanjut. Saya sudah langsung
menelentangkan diri sambil mengerang pelan, tapi cukup untuk membuat istri
saya paham bahwa saya perlu bantuan.. dan segera ia berlari, dan duduk
di samping saya, menekan jemarinya di rusuk yang sakit itu.. Memang jadi
sakit luar biasa, tapi memang itulah jalannya.. karena rasa nyeri di rusuk
itu segera menghilang, meski pelan-pelan.  



Dan pada saat itu, tiba-tiba putri kecil kami yang belum genap 2 tahun
usianya tadi, naik ke rusuk kami, ingin menyeberang ke ibunya.. Entah bagaimana,
injakan kaki itu seperti menekan tombol, membuat kami mengerang dan mengejang
mendadak.. dan kumatlah kembali nyeri di rusuk kiri kami tadi. Gerakan
mendadak itu membuat putri kecil kami terjatuh. Terjatuh ke pangkuan Bunda-nya.
Untunglah begitu..  



Tapi, itu sudah cukup membuat ekspresi bersalah yang tadi sudah muncul
berubah menjadi tangisan panjang. Bukan menangis kesakitan, melainkan seperti
tangis tidak percaya..  



"Papa marah.." Itu adalah kata yang diulang-ulang dalam tangisnya..
 



Sementara itu, saya terbaring tidak berdaya, masih harus dibantu istri
menekan rusuk kiri yang sakit sementara saya sendiri menekan rusuk kanan
saya.. sehingga perlahan lenyaplah rasa nyeri di rusuk itu.. namun berganti
ia jadi rasa nyeri di hati.  



Dan saat itu, tiba-tiba semua masalah di dunia jadi tidak penting lagi..
 

Alamak, kami sudah melukai hati bidadari kecil kami
!?  



Putri kecil kami, Annisa, bersimpuh dengan tangan kirinya, sementara tangan
kanannya menutup mulut seperti takut atau tidak percaya.. Dan kata-kata
itu, "Papa marah.."  

Apakah erangan kesakitan saya tadi dipikirnya sebuah ekspresi kemarahan?
 



Tapi.. setelah dipikir-pikir, mungkin tadi itu, semua kekesalan saya yang
memuncak keluar pada apa yang menurut saya mengerang itu.. Yang putri kami
dengar, bisa jadi bukan erangan kesakitan, melainkan teriakan kemarahan..
 



Aduh, sekali lagi saya tidak mampu mengendalikan emosi..  

Sekali lagi, saya harus menyakiti perasaan putri kecil kami..  

Belum lagi 2 tahun, usianya..  



Alangkah egoisnya saya sebagai seorang pribadi  

Dan selama ini saya mengganggap diri saya cukup adil dan cukup bijak..!?
Oh ternyata malam ini membuka mata saya, bahwa saya masih jauh panggang
dari api..  



Apabila saya tidak mampu mengendalikan emosi saya, apabila saya masih cukup
sering merusak suasana hati anak-anak saya, apakah saya masih bisa dianggap
Ayah dan Kepala Keluarga yang naik atau cakap? Apakah saya masih bisa dianggap
sebagai pribadi yang baik atau cakap ?  



Rasanya saya masih harus belajar kembali..    



Terima kasih, bidadari kecilku, kamu sudah membuka mata ayahmu ini..  




 

Pamulang, 24 Juli 2006  


Sunday, December 17, 2006

Somewhere Out There

Somewhere Out There



Fv: Somewhere out there, beneath the pale moonlight,
someone's thinking of me and loving me tonight
Ty:
Somewhere out there, someone's saying a prayer,
that we'll find one another in that big somewhere out there


(*)Ty:
And even though I know how very far apart we are,
it helps to think we might be wishing on the same bright star

Fv:
And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby,
it helps to think we're sleeping underneath the same big sky

Ty & Fv:
Somewhere out there, if love can see us through,
then we'll be together, somewhere out there, out where dreams come true


An American Tale-Soundtrack. Performed by Phillip Glasser (Fievel) & Betsy Cathcart (Tanya).  Pencipta? Tanya sama Disney Movies aja yah pls..


---



Mohon maaf bila pendahuluannya sentimentil. Saya selalu suka melihat bintang, terutama bila sedang bepergian, seperti hari ini (15/12/06).  Bagi saya, bintang dan lagu ini seperti jadi  harapan bahwa orang atau orang-orang yang saya rindukan nun jauh di sana juga sama rindunya dengan saya(ahem.. GR mode = ON ;p)


  


Saya rasa, pendahuluan  ini cukup ya?


---


 


Pernahkah Anda ketemu orang-orang yang kesepian di tengah keramaian ? Saya pernah. Tepatnya  bahkan saya pernah merasakan hal itu..  Rasanya serba salah. Menyendiri, tidak enak. Tapi bergabung dengan yang lain, kok tetap tidak enak juga.

Ada juga yang begitu tetapi kejadiannya malah sebaliknya:  ingin berada ditengah-tengah sekelompok orang, namun ketika kesempatan itu datang, ia malah merasa tidak diinginkan. Entah betulan entah hanya perasaannya saja, tetapi ia tetap saja merasa sendirian..

Ada juga beberapa kawan yang memiliki keterbatasan atau latar belakang tertentu. Dan karena hal itu mereka dipinggirkan.  Entah karena mungkin terbelakang mental, penyakitnya atau cacat tubuh yang disandangnya, atau eks napi yang sulit sekali diterima masyarakat..  dan lain-lain.

Banyak hal yang bisa membuat seseorang merasa sendirian dan kesepian. Dan ketika situasinya memuncak, mereka bisa sampai pada suatu titik dimana mereka bisa melakukan hal-hal yang mungkin akan disesalinya (eh mungkin menyesal pun sudah tidak bisa) seperti bunuh diri, misalnya..


----


Masalahnya mungkin tidak hanya ada dalam diri mereka. Orang-orang yang ada di sekelilingnya, kadang, meski tanpa disadari, ikut memperparah “kesepian” itu.  Bukan jarang kita jumpai anak-anak yang malah meledek seorang anak yang cadel dengan ikut-ikutan berlagak cadel. Atau kita sering memandang orang-orang yang melakukan kesalahan (dan ketahuan !) dengan sinis, bagaikan diri kita sendiri tidak punya kesalahan yang sama atau mungkin malah lebih fatal, cuma belum ketahuan saja.

Oh memang kita tidak mesti dan tidak harus bertanggungjawab atas nasib semua orang. Tapi saya ingin menceritakan tentang seorang anak, remaja tanggung kelas 3 SMP yang merasa hidupnya hampa. Ia merasa begitu sendirian dan.. entahlah.. saat itu ia merasa tengah dalam titik terhampa dalam hidupnya.. dan mulai berpikir untuk mengakhiri hidupnya..
Pada saat ia tengah memikirkan itu, di radio, seorang penyiar berkata: "..kenapa kok sedih? Ngerasa sendirian ?”


Si anak tertegun, kok cocok banget gitu yah..


 


Sang penyiar radio melanjutkan lagi, “Coba deh lihat sekeliling kamu. Ngga cuma kamu aja lho yang ngerasa begitu..”


Si anak tertegun lagi dan mulai menginventarisir teman-temannya. Ternyata.. ada juga yang “nasib”-nya sepertinya tidak jauh beda.. Lalu..selanjutnya..?


 


“Daripada kamu kesepian sendirian dan menunggu entah kapan ada yang mau menghilangkan kesepian kamu itu, kenapa bukan kamu yang mencoba membantu mereka yang kira-kira seperti itu?”


Eh..?


“Kalau bukan kita yang mulai duluan, siapa lagi ?”


 


Si anak mendadak seperti disadarkan bahwa ia bisa membuat perbedaan itu. Ia bisa membantu rekan-rekannya yang mungkin kesepian atau mungkin bermasalah, seperti juga dirinya. Si anak mendadak memiliki semangat hidup lagi.. dan ia sangat berterima kasih pada sang penyiar itu..


 


Remaja tanggung berusia 14-15 tahun itu berjanji untuk mencoba mengisi kesepian rekan-rekannya yang lain tanpa pandang bulu, siapa tahu ada diantara mereka yang memang memerlukannya, serta mencoba memberi inspirasi seperti yang dilakukan si penyiar radio, sebab ternyata terbukti ia sendiri tergugah olehnya..  Anak itu, bertahun-tahun kemudian, betul-betul sempat menjadi penyiar radio di kota lain, untuk acara pengantar tidur plus sedikit refleksi hidup.


 


Ternyata satu orang memang bisa memberi perbedaan. Sang penyiar radio itu, sengaja atau tidak sengaja, bisa. Sang remaja tanggung itu, juga kemudiannya sempat mengembalikan semangat hidup beberapa orang rekannya (bahkan karena acara itu, sempat jadi runner-up penyiar favorit pilihan pendengar, lho..)


 


Satu orang bisa (mulai) membuat perbedaan.


Ternyata memang benar bisa dilakukan.


Seperti anak yang mengembalikan bintang laut di tepi pantai, yang diejek orang sebagai perbuatan sia-sia; sebab bintang laut itu akan terdorong arus ke pantai lagi, ia berkata: “bagi yang sempat dikembalikan ke laut, tentu ada bedanya..”


 


Bagaimana dengan Anda ?


---


 


Galuh, Prambanan, Jawa Tengah,


15 Desember 2006


 


PS: Sst. bocoran nih ya.. Penyiar inspiratif itu inisialnya PS, sedang remaja tanggung dalam cerita ini, inisialnya PA (thanks 4 sharing. mafriend..)


(^^)V


 

Monday, December 11, 2006

Terakhir Soal Poligini: Kalau Baonk Ngoceh Soal Polygamy (Jangan Dengerin)

ini adalah tulisan terakhir tentang poligini yang saya link jadi blog dimari. Tulisan Denny Baonk ini, insya Allah tidak terjebak menuding salah satu pihak. Dan memang itulah yang ingin saya hindari. Nah, sudah begitu, tulisan ini juga memberikan sudut pandang baru melihat masalah ini. Hal itulah yang saya coba tawarkan kepada rekan-rekan sekalian..


Link

Thursday, December 7, 2006

(Bantahan) Benarkah Sahabat Ali Dilarang Nabi Berpoligami?

tulisan ini saya link, bukan untuk berdebat tentang poligami, tetapi hanya penegasan mengenai hadits sebenarnya tentang larangan nabi saw kepada ali ra untuk menduakan istrinya.
diluar soal itu, poligai itu tetap hanya rukshah alias keringanan. artinya kalo dalam bahasa saya munkin seperti pintu darurat: hanya boleh dipakai bila memang diperlukan, atau bila memenuhi syarat2 tertentu..
dan (ini untuk mengingatkan diri sendiri:) "elo mah maseh jaoh boooer.. belajar dolo sekian abad lageeee.. "
 
Link

Friday, December 1, 2006

Yayasan Penabulu

http://www.penabulu.or.id
Towards Transparency and Accountability of Public Finance Sector

Pengelolaan keuangan adalah persoalan yang pelik dan sangat peka. Sebab, ia berpotensi mengundang kecurigaan dan prasangka. Terlebih lagi bagi organisasi nirlaba, yang mengelola "uang rakyat" untuk kegiatan pelayanan masyarakat.

Monday, November 27, 2006

Gubuk Maya GusMus

http://www.gusmus.net/
Tentang komunitas mata air:

Menghormati yang tua
Menyayangi yang muda
Mengasihi sesama

Wednesday, November 22, 2006

tentang angkot yang berhenti di tengah jalan


Rabu pagi kemarin, tanggal 20 september, saya berangkat pagi-pagi sekali
dari pamulang -lebih pagi dari biasanya- ke kantor. hari ini saya ingin
lebih pagi di kantor, sebab ada lampiran untuk laporan pajak yang
terselip dan belum ketemu, padahal tanggal 20 itu tanggal laporan
pajak..!


jalur pondok cabe, meski lebih pagi, tetap saja padat meski
belum macet seperti kalo biasanya saya berangkat lebih siang... meski
masih pagi, namun orang-orang pagi itu nampaknya cukup bersemangat..
ehm.. setidaknya nampak dari cara mereka mengemudi yang.. apa ya..
kencang dan "lincah" ;p


sampai suatu ketika, kok ada angkot kosong
berhenti masih agak di tengah jalan.. orang-orang yang sudah
"bersemangat tinggi" tentu ngga mau jalannya dihalangi angkot yang
tidak punya disiplin lalu lintas seperti itu, termasuk saya juga sih
sebenere.. klakson pun riuh membahana seperti perayaaan tahun baru,
dan masih ada pula yang sempat memberikan bonus cacian.. sementara itu
saya lihat sang pengemudi sedikit panik..


lewat beberapa menit, saya mendadak tersadar bahwa di sisi angkot kosong yang berhenti itu tidak ada berdiri calon penumpang !
loh,
jadi angkot itu tadi bukan sedang mau menaikkan penumpang..! bisa jadi
ia.. mogok..di tengah padatnya lalu lintas orang-orang yang
terburu-buru berangkat ke tujuannya..


saya kok.. tiba-tiba.. merasa bersalah. kalo saja saya mau
bersabar sejenak, mungkin saya akan sempat melihat masalah sebenarnya..
dan reaksi saya ketika itu --karena tahu ia sedang punya masalah--
kemungkinan besar tidak akan marah-marah sehingga memberi "sedekah"
klakson.. tetapi karena saya sedang terburu-buru, saya melihat masalah
ini hanya dari sisi saya: bahwa angkot ini menghalangi jalan saya..
begitu saja..


hmm.. jangan2 begitulah semua "perselisihan" dalam hidup kita
terjadi: karena kita ngga punya waktu untuk melihat masalah dari sisi
orang lain..?

alamak.. mudah2an saya belum dihitung berbuat dzalim..

mohon ampun duh Gusti Allah..

Pamulang, 21 September 2006



Ujian atau musibah, keduanya, atau bukan keduanya, siapa yang tahu ?

Pada pelaksanaan shalat jumat di masjid belakang
gedung kantor kami tadi siang (24/03/06), Al Khatib berbicara mengenai masalah
hidup. Masalah hidup memang banyak banget. Tapi justru dari sini kita diuji
apakah kita memang bernilai di mata Allah atau ternyata cuma sampah.. Jika
Allah menyayangi ummat-Nya, maka ia akan memberikan mereka ujian.. Lalu khotbah
mulai membahas tentang "sabar" dst dst



Selesai shalat, sambil menunggu makan siang disiapkan di kantin, rekan saya
berkomentar agak panjang.



Si X : Beberapa waktu yang lalu, saya punya kebutuhan mendadak diluar
rencana. Ibu mendadak sakit sementara adik ipar perlu membayar uang kuliah
sementara mertua juga pas sedang tidak punya uang. Jumlah uang yang dibutuhkan
banyak.   Karena kami lah yang kebetulan ada uang --meski sebetulnya
sudah dianggarkan keperluannya-- ya kami bantu dulu. Kami sesuaikan saja
pengeluaran-pengeluaran lain terpaksa disesuaikan. Tapi itu pun ternyata masih
kurang, sehingga ada sebuah tagihan yang terpaksa tidak dibayar dulu.

Saya : Itu sebabnya ada petugas penagihan ke kantor beberapa hari yang
lalu ?

(Sebutlah Pak Petugas Penagihan itu namanya Pak Y)



Si X: Iya. Memalukan memang, tapi mau gimana lagi..Yah akhirnya dengan
pinjam uang sana sini akhirnya bisa juga kubayar tagihan itu..

Lalu Si X berkata lagi : Di situlah, kata-kata Khatib tadi tiba-tiba membuka
mata saya, asal saya tabah dan sabar, maka insya Allah saya dianggap lulus dari
ujian-Nya, kan ?!

Saya : Kalo itu ujian.. Nah kalo itu musibah ?! (saya menggodanya)



Si X : Memang itu juga sedikit masalah, saya ngga pernah tau ini ujian
apa musibah, atau malah bukan dua-duanya..

Saya : Bukan dua-duanya ?!



Si X : Iya. Saya cuma membuka kemungkinan: bisa jadi saya cuma bagian
dari rencana-Nya yang besar, saya ngga pernah tahu.

Saya : Maksudnya ?



Si X : Pernah ngga kepikiran begini: bisa jadi semua ini cuma
pelaksanaan rencana Allah agar Pak Y kemarin dapat rezeki.. ?!

Saya : Jadi ini bukan ujian atau musibah buat kamu, tapi hanya sebagai
jalan buat Pak Y kemarin dapat rejeki ?!



Si X : Atau bisa jadi, semuanya terjadi sekaligus.. Maksudku, entah ini
ujian atau musibah buat saya, juga sekaligus jalan buat Pak Y untuk mendapatkan
rezeki

Saya:
??



Rekan saya ini lalu menutupkan mata, masih tersenyum senang, dan berujar lirih,
"Atas apapun yang sudah dan akan terjadi Ya Allah, terima kasih sudah
melibatkan saya dalam rencana-Mu yang indah.."



Dan ia masih seperti itu, menutup mata dan tersenyum, sampai makanan kami
datang..

Dia memang sudah jelas tidak akan keras-keras mengucapkan kata-kata begitu
(daripada dianggap aneh !)

Tapi saya lihat dia tulus sekali mengucapkan itu. Saya sampai iri.. (kok saya
ngga bisa kayak gitu ya?)



Saya jadi berpikir-pikir, mungkin kawan saya benar juga ya.. mungkin hidup itu
seperti itu.. satu sama lain saling kait mengkait.. Dalam pekerjaan kami,
misalnya.. Ketika kami menang tender, ada pihak yang kalah tender.. mungkin
juga ngga mampu bayar tagihan kayak kawan saya minggu lalu.. Memang itu bisa
jadi ujian buat dia, tapi mungkin itu juga "jalan" buat orang lain
untuk beramal baik, misalnya saja dengan menghibur yang kalah ini.. atau memacu
semangat yang kalah untuk lebih baik, supaya pada giliran berikut jadi
pemenang..

Siapa tahu saja memang begitu..  Entahlah..

Saya ini ternyata ngga tau apa-apa..  Mungkin saya salah, kali ya ?

Tapi saya masih saja terpesona dengan kawan saya yang hubungannya dengan Allah
SWT nampak begitu "khusus" sekali..

Sekali lagi: saya sampai iri..



Pamulang, 24 Maret 2006



Juga Madrasah Cinta


Saya pernah mengenal sebuah keluarga yang
hidupnya pas-pasan.. Oh bukan pas butuh pas ada duit.. tapi betul-betul pas di
garis kemiskinan.. Tidak cukup miskin untuk dikasihani, tapi juga tidak cukup
kaya untuk bisa membeli sedikit kemewahan..



Suatu saat, karena satu dan lain hal, uang mereka tinggal Rp8.000,- di tanggal
24.. masih ada 3 hari lagi sebelum gajian.. Tapi yang membuat miris adalah
mereka kehabisan susu anak satu-satunya, padahal anak ini boleh dibilang ngga
suka ASI.. O iya, mereka hampir kehabisan beras dan minyak tanah..



Akhirnya, mereka menjual semua koran bekas yang ada di rumahnya, dan
sebuah kipas angin rusak, dan mendapatkan harga yang cukup untuk satu box SGM
yang 150g. Yah, disiasati takarannya agar bisa cukup untuk 3 hari. Sambil
sedikit memaksa anak untuk ASI bila memungkinkan..

Orangtuanya ? Oh mereka lebih memilih berpuasa.. Bersahur tiap hari hanya
dengan sebungkus mie.. dan berbuka dengan air putih..

Yah, orang boleh menyebut religius, boleh menyebut memanfaatkan situasi.. tapi
kalo saya sih bilangnya menyedihkan..

O ya, uang 8.000 itu dibelikan 3 bungkus indomie, beras sedikit, dan
minyak tanah.. (harga tahun 2003, tapi ya tetep aja sedikit dapetnya)



----

Kisah ini dituturkan langsung oleh yang bersangkutan untuk saya, pada saat tiba giliran saya yang mengeluh hidup kok
rumit sih..

Dan kalo denger ceritanya, ternyata apa yang rumit buat saya itu ngga ada
seujung kukunya masalah dia.. jadi pengen malu..

(Dan saya tahu masih buaaaanyak lagi di negeri ini yang lebih susah dari ini)



Tapi bukan soal kesulitan hidup itu yang mau saya ceritakan.. Tapi betapa
orangtua rela sengsara demi anaknya.. Biar orangtua ngga usah makan asal
anaknya bisa makan..



Tulisan Mas Bayu Gawtama yang ini, membuat saya inget lagi sama pasangan yang di atas tadi..


Ironis, karena saya masih selalu lupa bersyukur sama Allah, bahwa dia sudah
begitu baik sama saya.. Yah, mudah2an dengan baca ini lagi, mulai sore ini,
saya ngga lupa lagi..




Pamulang, 14 Maret 2006

livingschool_community

http://groups.yahoo.com/group/livingschool_community/
"Jika setiap tempat adalah sekolah, maka setiap orang adalah guru". LivingSchool Community adalah komunitas orang-orang yang mau belajar dan mengambil hikmah dari setiap perjalanan kehidupan yang dilaluinya, kumpulan orang-orang yang senantiasa belajar dari semua orang yang ditemuinya, belajar dari setiap kejadian yang berlangsung di muka bumi, setiap jam, menit dan detik.

Tak belajar berarti sombong, tak belajar juga berarti bodoh, pada masanya orang-orang yang tak pernah belajar merekalah orang-orang kalah.

Jika Anda termasuk para pemelajar, mari bergabung di komunitas ini. Dan jadikan komunitas ini sebagai salah satu sekolah kita.

Terima kasih

AhliKeuangan-Indonesia

http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/
Selamat Datang di Milis Financier atau Ahli Keuangan di Indonesia or overseas.

Milis ini terbuka untuk profesi akuntansi, keuangan, perbankan, economics secara umum dan mahasiswa/i sebagai forum.

Perspektif Online - Wimar Witoelar

http://perspektif.net/
Welcome to Perspektif Online

We are back on TV in current style, we are on radio, newspapers, magazines, and we are stronger than ever online; sharing extraordinary viewpoints of ordinary people.

Tuesday, November 21, 2006

K U D E T A

menarik. dari bloknya godonk..

Link

Suara Belakangan

http://wzapsheque.blogspot.com/
Suara yang muncul belakangan. Dari orang terbelakang. Berbunyi membelakangi nalar. Yang tak pernah didengar. Samar-samar. Lamat-lamat. Lama-lama hilang...ilang...lang...ang...ng...

Friday, November 17, 2006

M. Huda: Jihad Melawan Kemiskinan

Ini adalah tulisan M. Huda di Mediacare.

Eh, terlepas dari perluasan makna hadits  (dengan membuat hadits baru ;p you know what I mean lah):  "Sesungguhnya jihad melawan kemiskinan dan kebodohan hadiahnya adalah surga dengan 72 bidadari perawan!!!" 
secara garis besar saya setuju dengan tulisan ini. Sebab masalah utama di Indonesia adalah kemiskinan, maka kita perangi kemiskinan.


--- "M. Huda" <huda_ya@...> wrote:

Jihad Melawan Kemiskinan

Saya memiliki seorang teman wanita yang sangat cantik, cerdas dan penuh keperdulian. Dia memakai gelang putih gading dan di situ tertulis, "Make proverty history". Saya menyukai tulisan itu dan membuat saya berpikir tentang sesuatu.
 
Yep, jika musuh besar amerika adalah teroris, musuh besar indonesia adalah kemiskinan. Lebih dari 60% manusia di bumi hidup dalam kemiskinan dan kebodohan, Indonesia menyumbang sedikitnya sekitar 50% kemiskinan dunia, sisanya tersebar di Afrika, Timur Tengah (bukan negara-negara GCC tentu), Asia dan Eropa Timur. Ini adalah momok sesungguhnya dari bangsa ini yang tanah dan lautnya kaya raya.
Jika boleh mengeluarkan hadits, ini dia hadits yang benarnya, "Sesungguhnya jihad melawan kemiskinan dan kebodohan hadiahnya adalah surga dengan 72 bidadari perawan!!!"
 
Ada orang bijak berkata, "untuk mengalahkan musuhmu, kau harus mengenalnya terlebih dahulu". Musuh utama kita adalah kemiskinan karenanya kita harus mengenal dan mempelajari lebih dahulu aspek-aspek dan hal-hal tentang kemiskinan, sehingga kita bisa memusnahkannya dari muka bumi ini, setidaknya dari Indonesia.
 
Kemiskinan dan salah satu solusinya.
 
Ada 2 jenis kemiskinan: 1. kemiskinan natural dan 2. kemiskinan struktural.
 
Kemiskinan natural disebabkan oleh kurang atau sedikitnya resource di alam, kemiskinan seperti ini umumnya ditemukan di Afrika, sedangkan kemiskinan struktural lebih disebabkan karena kesalahan faktor manusia yang memiliki akses ke sumber daya, baik dalam hal produksi, jalur distribusi, manajemen pemeliharaan maupun pemerataan. Kemiskinan struktural dapat ditemukan di Indonesia, di mana alamnya kaya raya dan memiliki cukup sumber daya untuk seluruh populasi, tapi kemiskinan menyebar di mana-mana. Kelompok manusia yang paling memiliki akses ke sumber daya alam tentu saja pemerintah, sehingga kemiskinan struktural sebagian besar disebabkan karena kesalahan pemerintah yang kurang mampu dalam melakukan manajemen sumber daya. Di Indonesia budaya dan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi penyebab utama rusaknya perekonomian negara yang melahirkan banyak sekali kemiskinan.
 
Kemiskinan bagaimanapun akan kembali melahirkan kemiskinan. Hal ini dapat kita temukan pada orang-orang di pemerintahan Indonesia yang sebagian besar berasal dari keluarga miskin yang kembali menyebabkan kemiskinan pada masyarakat yang dipimpinnya. Jika kita melakukan penelitian ke tempat-tempat yang dipenuhi kemiskinan, maka kita akan menemukan umumnya kemiskinan membentuk karakter buruk pada masyarakat. Kemiskinan membentuk hal-hal buruk di bawah ini pada manusia:
 
1. Suka memelas
2. Licik
3. Pelit dan tamak
4. Penuh Dendam kemiskinan
5. Kehilangan idealisme
6. Penuh rasa iri hati
7. Kurang jujur
8. Tidak patuh peraturan
 
dan lain sebagainya.
 
Hal-hal tersebut dapat ditemukan pada orang-orang di pemerintahan Indonesia yang umumnya "mantan" orang miskin. Walau mantan, sifat-sifat orang miskin masih ada di orang-orang pemerintahan kita. Kita bisa melihat bahwa mereka:
 
- Dipenuhi dendam kemiskinan : ingin selalu membeli benda-benda, karena dia terbiasa sejak kecil untuk menahan keinginan memiliki benda-benda dan keinginan tertahan ini dilampiaskan ketika menjadi pejabat. Mungkin dulunya ketika masih kecil, bahkan untuk membeli mainan mobil-mobilan saja tidak bisa, akhirnya ketika menjadi pejabat, dia membeli banyak sekali mobil pribadi, bahkan cara apapun dia lakukan untuk dapat membeli mobil pribadi. Inilah dendam kemiskinan. Orang miskin memang dipenuhi dendam kemiskinan.
 
- Licik : karena dulunya miskin, dia terbiasa tersudut untuk tidak ada pilihan lain kecuali berbuat curang untuk hidup. Sejak kecil dia terpaksa harus berbohong, mencontek, licik, dll. Mungkin dulu salah satu pejabat kita pernah ketiduran ketika mengangon kambing dan kambingnya jatuh ke jurang. Karena takut dipukul majikannya, maka dia mencari jalan untuk berbohong dan selamat. Kemiskinan memang melahirkan orang-orang curang dan licik.
 
- Tidak punya idealisme : tidak ada pikiran atau jiwa untuk memajukan bangsa dan tanah air,  hidup demi negara, agama atau Tuhan, dll, yang ada di otaknya hanya uang uang dan uang. Ini disebabkan hidupnya yang miskin membuatnya terlalu sibuk untuk menumbuhkan idealisme. Kemiskinan dan penderitaan telah membunuh idealismenya. Mereka lebih buruk dari teroris.
 
- Suka memelas : ketika pejabat kita kena tuduhan korupsi, maka umumnya mereka akan langsung memelas dan berpura-pura tertindas. Hal ini memang kebiasaan orang miskin yang sulit dihilangkan, memelas dan suka membuat kesan dirinya menjadi orang tertindas. Ini dilakukan agar orang menjadi simpati dan memang orang lemah dan tertindas selalu terlihat baik walau sebenarnya jahat sekalipun. Sifat suka memelas ini tumbuh di antara orang-orang miskin. Sifat memelas orang miskin inipun tampak sekali di pejabat-pejabat pemerintahan kita.
 
- Tidak mematuhi peraturan dan hukum : kemiskinan telah memenjarakan dan tidak memberikannya kebebasan seumur hidupnya, sehingga ketika dia diberikan peraturan dan hukum, dia cenderung akan melanggarnya. Itulah sifat orang miskin yang selalu terkekang oleh kemiskinannya, sehingga hukum dan peraturan akan dilihatnya sebagai bentuk kekangan yang semakin bertambah, bukan sebagai perjanjian yang dibuat untuk kebaikan bersama.
 
- dan  masih banyak sifat orang miskin dari para pejabat pemerintahan di Indonesia.
 
Walau tidak semua mantan orang miskin berperilaku demikian, tapi jika kita perhatikan lebih lanjut, maka mayoritas orang miskin atau mantan orang miskin adalah seperti itu. Ini memang bentukan kemiskinan. Kemiskinan memang telah melahirkan hal-hal buruk lainnya, bukan hanya sekedar melahirkan penderitaan dan kesulitan hidup secara pribadi. Pada kenyataannya kemiskinan itu menular.
 
Karenanya, selain dengan cara-cara yang telah dilakukan selama ini seperti membangun ekonomi kerakyatan, memberantas KKN, dan lain sebagainya, salah satu cara lain untuk memberantas kemiskinan adalah melarang mantan orang-orang miskin untuk duduk di kursi pemerintahan. Jika kita melihat tampang orang miskin mencalonkan diri untuk menjadi presiden atau menjadi pemimpin partai, maka janganlah kita
memilihnya, jika kita memilihnya maka kita melakukan kesalahan besar. Kita bisa melihat betapa banyak pejabat kita yang terdiri dari mantan orang miskin yang dulunya hidup susah, dari wajahnya saja sudah kelihatan tampang kemiskinannya. Itu sebabnya pemerintah kita rusak dan bangsa Indonesia menjadi semakin miskin karena mantan orang-orang miskin yang duduk di kursi pemerintahan.
 
Akan lebih baik jika orang-orang di pemerintahan berasal dari keluarga menengah dan terpelajar serta dari keluarga multikultur (campuran), ada banyak alasan untuk itu. Bagaimanapun, ini akan sangat buruk memiliki orang-orang pemerintah yang berasal dari mantan orang-orang miskin bertampang miskin. Kemiskinan adalah musuh utama kita, dan mantan orang-orang miskin di pemerintahan kitalah yang telah menyebabkannya. Ingat, kemiskinan itu menular.
 
Karenanya, saya harap kita tidak membiarkan orang miskin dan mantan orang miskin di pemerintahan. Saya yakin dan memiliki perasaan kuat bahwa itu adalah salah satu cara yang ampuh untuk menghapus kemiskinan dari negara ini. Insya Allah, tidak ada lagi mantan orang miskin duduk di kursi pemerintahan.
 
Hapuskan kemiskinan dari bangsa ini, jadikan itu hanya ada di buku sejarah dan mimpi buruk yang telah lewat.

Tuesday, November 14, 2006

SCHOOL of LIFE, for a better life

http://schooloflife.multiply.com/
Selamat datang di gerbang School of Life, sekolah bagi para pembelajar kehidupan yang senantiasa berupaya memperbaiki diri bagi kehidupan yang lebih baik di hari esok. Life Sharing, metode yang digunakan dalam School of Life, agar masing-masing anggota mendapatkan hikmah dari anggota yang lain, sebab sesuai motto School of Life, "Jika setiap tempat adalah sekolah, maka setiap orang adalah guru".

Cerita Pendek Online

http://cerpenonline.multiply.com/
Selamat datang di Cerpen Online, silahkan menyalurkan bakat menulis anda, bisa berupa cerpen, cerber, puisi dll.

Toha Monolog

cerita ini juga bisa dilihat di http://cerpenonline.multiply.com/journal/item/60



Toha membanting kalender saku di
tangannya. Lebih tepatnya: melepaskan genggaman jemarinya.



Ini hari Rabu, tanggal 26  Januari 2005.



Masih tanggal Dua puluh Enam..



Baru nanti,  tanggal 1 Februari ia akan menerima bayaran
gajinya yang tak seberapa. Dan itu artinya pada hari Selasa minggu depan.. Masih
enam hari lagi. Maaf, koreksi: tujuh hari, karena hari ini toh belum berakhir..



 



Ia mencoba memantikkan api dengan
geretan kayunya. Gagal.



Dicobanya lagi.



Masih gagal.



Sial ! Anginnya terlalu kencang !



Toha memasukkan rokok –batangan
terakhir miliknya-- yang tadi sudah menempel di bibir ke saku kemeja lusuhnya.



 



Ia menghela napas panjang. Masih
berdiri di halte bis itu.



Uangku tinggal sebelas ribu.



Enam hari lagi.. Lima hari kerja.



Lagi-lagi ia menghela napas.



Kalau pulang pergi dua ribu.. Yah.. alhamdulilLah masih ada
sisa dapat lah dua batang rokok.. Tiga batang lah, kalo pake nego..



Tersenyum kecil ia memikirkan
lawakannya sendiri.



Lalu ia menghela napas panjang
(lagi) sambil mencoba duduk di trotoar jalan itu, memperhatikan mobil dan orang
lalu lalang di depan wajahnya.  Masygul,
dilihatnya beberapa ibu menenteng kantung asoy belanjaan dari minimarket yang
tidak jauh dari tempatnya duduk.



Ia jadi ingat istrinya di rumah.



Kalau tidak salah, uang yang ada di Marni tinggal dua puluh
ribu lebih sedikit.



Ia menghembuskan napas panjang.



Lalu tiba-tiba ia menyeka keringat
yang tak sengaja masuk ke mulutnya.



Masih enam hari ke depan dan hanya
dua puluh ribu. Artinya sekitar tiga ribu sehari buat makan.



Apa yang masih ada di rumah ya?



Beras? AlhamduliLlah cukup.



Minyak goreng? Ah itu Marni yang lebih tahu bagaimana
memanfaatkan setengah liter lebih sedikit untuk enam hari.



Minyak tanah? Alamak.. Cukup tidak ya ?



Aduh !



Toha menepuk keningnya sendiri.
Lumayan keras.



Taruhlah tidak cukup.  Lalu tinggal dua ribu buat makan sehari. Kalau
hanya aku dan Marni, aku yakin cukup.. toh aku makan siang jatah pabrik.. Tapi,
bagaimana dengan Anisa ?



Kembali Toha menghela napas panjang.
Teringat dia akan putrinya semata wayang yang baru berusia delapan bulan.



Karena ASI Ibunya sedikit, maka
Anisa harus diberi tambahan susu. Dan itu cukup berat untuk satpam pabrik
bergaji 600 ribu sebulan.



Ngebon lagi nih kayaknya.



Untung juga ada Koperasi Karyawan..



Yah..kalo begitu kayaknya aman nih..



 



Lalu ia nyengir sendiri membayangkan
minggu depan gajian. Enam ratus ribu,
Coy !!



Potong hutang, susu anak dan rokok, masih
sisa sekitar limaratus ribu dah..



Lalu potong sewa rumah petak seratus
lima puluh ribu.



Masih ada tiga ratus lima puluh ribu.



Belanja, target lima puluh ribu per minggu.. Itu sudah buat
makan sama buat perlengkapannya..bumbu, minyak, beras, sumbu kompor –siapa tau butuh—lalu
sabun, odol, dan lain-lain.. termasuk lilin buat kalo mati lampu.. sama obat
nyamuk.. sama beli obat kalo sakit..sama..ehm..kadang-kadang sih..buat beli
kondom di minimarket depan gang, biar orang lihat dan dibilang gaul dikit.. ihik..



Lalu ia nyengir sendiri.



Hehehe, lupa..biasanya juga kudu nambah limapuluh ribu
lagi..Mana cukup lima puluh ribu buat semua gituan, hehehe? Sedang yang sisa
seminggu ini aja, dari yang harusnya lima puluh ribu nyatanya adanya cuman dua
puluh ribu..



Hehehe..bulan depan bulan pendek..Kalau hanya empat minggu
ditambah lima puluh ribu lagi, masih ada sisa seratus  ribu tuh kayaknya.. Ada hari raya, tapi kan
kalo hari raya yang ini kan ngga pake beli-beli apa-apa..



Seratus ribu..



Lagi-lagi, Toha menghela napas.



Lima puluh ribu jatah preman buat gue dong.. Lha kan gue
juga butuh ongkos sama rokok juga, iyak !?



Yang lima puluh ribu lagi ?! Buat bayar siskamling, listrik,
kebersihan, air..



Eh, itu cukup ngga ya ?



Wah, kalo gitu jatah preman tiga puluh ribu ajah deh.. biar
cukup !



 



Lalu Toha kembali menghela napas.



Kalo ngga salah, udah tiga bulan ini Marni ngga pernah pake
bedak.



Malah si kecil Anisa yang  pake.



Toha meringis kecil.



Marni kecewa nggak ya?



Perasaan kok gue ngga pernah bikin dia seneng ya?



Dia bahagia kagak sih kawin ama gue?



Toha menarik napas panjang



Terakhir aku bisa beliin dia baju, lima bulan yang lalu. Itu
juga long-dress sepuluh ribuan di emper tanah abang..



Mata Toha menerawang jauh.



Kapan ya, gue bisa lihat dia tersenyum bahagia?



Marni..



 



Toha ingat dia mengenal Marni
sewaktu ia masih jadi kernet metro.



Kebetulan mereka tinggal di daerah
yang sama. Satu RW lah..



Marni seorang buruh pabrik, tidak
jauh dari rumah.. hanya satu kali naik metro.. Dan dari metro itu pula Toha dan
Marni berkenalan dan semakin akrab..apalagi ternyata tetanggaan..



Toha sendiri penghasilannya waktu
itu dua atau tiga ratus ribu sebulan. Tergantung banyak tidaknya penumpang
lah..



Tapi waktu itu dia nekat mendekati
Marni. Eh ternyata bersambut. Dan menikahlah mereka.



AlhamduliLlah, mereka cepat dikaruniai momongan. Akhir bulan ke-8 hamil,
Marni terpaksa cuti hamil dan ternyataa.. keuangan segera jadi masalah utama.
Maka Marni bicara dengan beberapa atasannya, sehingga Toha bisa jadi satpam di
pabrik tempat Marni kerja. Sayangnyaa, karena di pabrik itu tidak boleh ada dua
orang karyawan yang menikah, maka salah satu harus keluar.. Marni memilih mengalah,
dia yang keluar.  Toh dia memang belum
bisa bekerja setidaknya sampai sekitar 3 bulan ke depan. Toh sekarang Toha
kerjanya pasti, pasti waktunya, pasti gajinya,maupun pasti dapat pensiunnya.. dan
yang pasti gaji Toha jadi berlipat, bahkan melebihi gaji Marni dan Toha bila
mereka tetap pada pekerjaan lama masing-masing, masih dapat penggantian biaya
kesehatan pula..



Marni seperti itu lantas bukannya tidak
ingin bekerja. Setelah melahirkan,  Marni
juga bikin kue-kue kecil dan berkeliling, tepatnya sih mangkal di tempat-tempat
tertentu. Tapi suatu ketika, dagangan Marni diambil paksa petugas tramtib
dengan dalih penertiban.



Toha meringis.  



Seandainya kami punya uang, kami pasti akan berjualan di
tempat resmi. Tapi yah.. mau bagaimana lagi, sanggupnya hanya itu.. Itu aja
diambil petugas.. padahal sebagai pedagang kecil, seluruh dagangan Marni adalah
modal untuk dagang esok harinya..



Sejak itu, Marni sudah kapok
berjualan.. Itu katanya, tapi Toha tahu Marni hanya ngga mau Toha berhutang
lagi untuk modal.. Toha tahu istrinya menyisihkan beberapa ribu tiap bulan di
celengan kecil yang disimpan disudut dapur, untuk modal jualan lagi.. suatu
saat..



 



Ah, Marni.



Toha tersenyum.



Tiba-tiba ia ingin segera pulang.



Tiba-tiba ia ingin memberikan Marni
sesuatu.



Dia tidak terlalu peduli lagi dengan
ongkos pulang perginya yang masih 5 hari kerja.. toh ia masih punya banyak
kawan di metro..



Toha tahu. Ia akan membelikan Marni
sesuatu.



Lalu langkah kakinya membawanya
menembus kerumunan orang yang sedang menunggu bis menuju ke toko kecil yang
menjual perhiasan mainan.. Ia akan membelikan istrinya anting-anting yang
sekilas nampak seperti perak dengan harga yang hanya 8.000-an..



Aku kan masih punya sebelas ribu. Cukuplah.. masih ada sisanya sedikit..



Tersenyum Toha menimang benda itu,
membayangkan rasa senang istrinya nanti. Lalu Toha segera tersadar  dan segera meraih dompetnya..



Tapii..



Astagaa..!!



Dompetku mana ?!



Dompetnya hilang...



Alamak..!!



Toha tiba-tiba pusing.



Hilang sudah bayangan wajah gembira
istrinya.



Pusing sudah ia membayangkan setiap
kali naik metro harus bilang numpang..



Pusing ia memikirkan masih tujuh
hari lagi sebelum ia gajian..



Mendadak Toha pucat pasi.



Apa kata Marni nanti ?!



.....



 



 



Epilog Tidak
Monolog



 



Marni membelai pipi suaminya mesra.



“Abang yang sabar, yah ? Insya Allah
ini semua hanya ujian dari Allah, untuk menguji iman kita..”



Toha tersenyum. Istrinya benar.
Apakah ini hanya kalimat hiburan atau benar-benar keluar dari lubuk hati, tapi
kalimat itu benar adanya.



Toha hanya berharap, agar mereka
diberi anugerah untuk tetap dapat bersyukur, dalam kondisi bagaimanapun..



Harapan dan Iman, yah.. itulah harta
mereka yang paling berharga..



 



Kalau Anda, bagaimana ?



 



 



Kampung Opas,
Pangkalpinang



Bumi Serumpun
Sebalai



26.01.05