Sunday, March 30, 2008

somewhere out there - an american tail




nice song when i was child. it is amazing, the way these mice sing it.

written by James Horner, Barry Mann, Cynthia Weil
performed by Phillip Glasser (Fievel) & Betsy Cathcart (Tanya)

Fv: Somewhere out there,
beneath the pale moonlight,
someone's thinking of me and loving me tonight.

Ty: Somewhere out there,
someone's saying a prayer,
that we'll find one another in that big somewhere out there.

(*)Ty: And even though I know how very far apart we are,
it helps to think we might be wishing on the same bright star.

Fv: And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby,
it helps to think we're sleeping underneath the same big sky.

Together: Somewhere out there,
if love can see us through,
then we'll be together, somewhere out there,
out where dreams come true.

Character key:
Fv = Fievel, Ty = Tanya, Tg = Tiger.

the video taken from
http://www.youtube.com/watch?v=XRjb8sMjYu8&feature=related
the lyrics taken from
http://www.stlyrics.com/lyrics/anamericantail/somewhereoutthere.htm

The Beatles - Till There Was You




i love this song. it reminds me when i first saw my ex-girlfriend --now she's my wife..
you know the feeling, lah: when you feel you were lonely and you feel nothing.. then you saw her.. heheh.. at first, the world was still nothing 'coz she was the one and only image in your eyes heheh ;p but then.. you feel everything, even a noisy-car-horn was an angel's trumpet to your ears..

er.. the bad news is.. i feel "that" twice in my life hahahahah
sssh...ssssh.. don't let my wife know this wakakaka

*pletak...!*
(sound of "bakiak" fell on my head)
OUCH !! What the...Oops..!
*censored* ;p

There were bells on a hill
But I never heard them ringing
No I never heard them at all
Till there was you

There were birds in the sky
But I never saw them winging
No I never saw them at all
Till there was you

Then there was music and wonderful roses
They tell me in sweet fragrant
meadows of dawn and you
[ Find more Lyrics at www.mp3lyrics.org/aCv ]

There was love all around
But I never heard it singing
No I never heard it at all
Till there was you

Then there was music and wonderful roses
They tell me in sweet fragrant
meadows of dawn and you

There was love all around
But I never heard it singing
No I never heard it at all
Till there was you

(^^)
the video is taken from http://www.youtube.com/watch?v=uy3WqQxrpVY
the lyrics is taken from http://www.mp3lyrics.org/b/beatles/till-there-was-you/

PM Belanda Berkirim Surat ke Tokoh Islam Indonesia

PM Belanda Berkirim Surat ke Tokoh Islam Indonesia
Jumat, 28 Maret 2008

Hidayatullah.com--Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende menulis surat kepada beberapa pemimpin agama di Indonesia. Diantaranya adalah ke Ketua PBNU. Ia menjelaskan bahwa isi film Fitna yang dibuat Geert Wilders tidak mencerminkan politik pemerintah Belanda.

Surat PM Belanda itu dikirim sebelum Geert Wilders merilisnya via situs internet. Perdana menteri Jan Peter Balkenende menulis bahwa pihak kejaksaan baru bisa turun tangan kalau film ini sudah diputar dan dianggap menyebarluaskan kebencian antar golongan.

Surat Perdana Menteri Balkenende itu merupakan jawaban terhadap surat bersama beberapa pemimpin agama Indonesia sebelum ini. Dalam surat itu mereka meminta supaya pemerintah Belanda sebanyak mungkin membatasi dampak negatif film ini.

Kabinet Menyesalkan

Sementara itu, Kabinet Belanda juga menyesalkan penayangan film “anti Al-Quran” bikinan Wilders. Sebelum ini, PM Jan Peter Balkenende juga mengatakan, tidak melihat tujuan lain dari film itu selain hanya untuk menyakiti perasaan orang.

Ia juga tidak membenarkan apa yang telah dilakukan Wilders melalui film itu. Menurutnya dalam film Islam disamakan dengan berbagai tindakan keji. Namun menurut Balkenende mayoritas Muslim justru mengutuk berbagai kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis. [rnl/cha/www.hidayatullah.com]

 


Thursday, March 27, 2008

Lagu Bali : Bungan Sandat - AA Made Chakra (alm)




A A Made Chakra - Bungan Sandat

Yen gumanti bajang tan binaye pucuk nedeng kembang
Disuba ye layu tan ade ngerunguang ngemasin makutang
Becik malaksana de gumanti dadi kembang bintang
Mantik di rurunge makejang mangempok raris ka entungang

To ibungan sandat selayu-layune miik
Too.. ye nyandang tulad seuripe melak sana becik

Pare truna-truni mangde saling asah asih asuh
Ma nyama beraya to kukuhin rahayu kapanggih

ulasan kompas
Lagu Bunga Sandat (Kembang Kenanga) adalah lagu yang berisi nasihat kepada wanita agar pandai-pandai menjaga diri supaya bisa seperti kembang kenanga, senantiasa harum sekalipun sudah layu. Lirik dan irama-klasik membuat lagu yang muncul tahun 1970-an lewat rekaman kelompok Band Putra Dewata pimpinan AAM Tjakra ini masih bisa merebut selera publik sampai sekarang. Tak pelak lagi lagu yang anonim dan dinyanyikan beberapa penyanyi ini menjadi salah satu lagu pop Bali "klasik".

bagi saya, saat mendengar lagu ini pertama tahun 1999 awal (thanks to I Putu Juniartha yang memperkenalkan) saya merasa lagu ini memberi semacam nasehat buat apa sih jadi yang paling hebat, yang paling top sebab itu hanya pencapaian sementara. padahal lebih penting setelah itu, kan baik seperti bunga kenanga, tampilan sih biasa, tapiii.. meski sudah layu, teuteup masih bisa memberi manfaat, masi harum.
konsep output dan outcome justru yang saya dapatkan dari nasihat ini.

video diambil dari
http://www.youtube.com/watch?v=wS6PyjWLDIc
lirik diambil dari
http://delirik.com/indo/aamadechakra/aamadechakra_bungansandat.shtml
ulasan kompas dari
http://app.lms.unimelb.edu.au/bbcswebdav/courses/110419/pub/resources/indonesian/bali01.htm

Indonesia Raya Original Version




Indonesian National Anthem in Original Version

taken from http://www.metacafe.com/watch/817330/indonesia_raya_original_version/

Doa Seekor Anjing

Doa Seekor Anjing


Dalam Islam banyak cerita tentang anjing. Nabi bahkan pernah memberikan minum seekor anjing dengan alas kakinya (sepatu). Di Jepang seekor anjing ikut berdoa di sebuah kuil.

Oleh Rusdi Mathari



ANJING itu terlihat merapatkan telapak kedua kaki depannya dan mengangkatnya hingga mendekati hidung, mirip dengan orang yang memberikan salam sungkem ala Jawa. Namun Conan, nama anjing itu, bukan berasal dari Jawa. Ia adalah anjing milik Joei Yoshikuni, seorang rahib di Jepang dan ia tidak sedang melaksanakan salam sungkem melainkan ikut “berdoa” di kuil Jigenim.

Menurut Yoshikuni awalnya dia ingin Conan melakukan meditasi dan dalam beberapa hari Conan sudah bisa meniru gerakan orang berdoa di kuil, meskipun tidak bisa duduk bersila. “Dia mungkin memperlihatkan rasa terima kasih karena diberi makanan dan diajak jalan,” kata Yoshikuni (lihat “Anjing Ikut ‘Berdoa’ di Kuil Jepang,” BBC.com, 25 Maret 2008).

Seperti halnya lumba-lumba dan kera, anjing memang termasuk binatang pintar. Tingkat kecerdasan anjing bergantung pada ras dan masing-masing anjing secara individu. Anjing ras border collie terkenal dapat mematuhi dan menjalankan berbagai macam perintah. Anjing ras lain mungkin tidak tertarik untuk menuruti perintah manusia, tapi lebih suka menunjukkan kepintaran dalam soal mencuri makanan atau kabur dari halaman berpagar.

Asal-usul anjing sebagai keturunan serigala yang hidup berkelompok membuat anjing jadi lebih mudah dilatih dibandingkan hewan lain. Sebagai anggota kelompok, anjing mempunyai naluri untuk patuh. Sebagian besar anjing memang sering tidak perlu berurusan dengan tugas yang rumit-rumit, sehingga tidak ada kesempatan belajar hal-hal yang sulit seperti membuka pintu tanpa bantuan manusia. Anjing yang sudah dilatih sebagai anjing penuntun bagi tuna netra dapat mengenali berbagai macam keadaan bahaya dan cara menghindar dari keadaan tersebut.

Suatu hari sampailah Abdullah bin Jaafar bin Abi Talib di sebuah kebun kurma dan berhenti untuk beristirahat. Di tempat itu Abdullah bertemu dengan lelaki berkulit hitam, penjaga kebun kurma yang mengeluarkan bekal makanan berupa tiga potong roti. Tiba-tiba seekor anjing datang menghampiri penjaga kebun itu dengan lidah terjulur sembari sesekali menyalak.

Melihat itu, penjaga kebun lalu melempar sepotong roti ke arah si anjing dan anjing itu langsung melahapnya. Ketika roti itu habis, anjing tadi masih menjulurkan lidah dan si penjaga kebun kembali melempar sepotong rotinya kemudian kembali dimakan oleh si anjing. Kejadian itu berlangsung terus, hingga roti ketiga milik si penjaga habis.

Abdullah yang sejak tadi berdiri memperhatikan kejadian itu terpana. Dia mendekati penjaga kebun lalu bertanya,” “Wahai anakku, berapa banyakkah makananmu sehari di tempat ini?”

“Tiga potong saja yang kesemuanya telah dimakan anjing tadi,” jawab si hamba.

“Mengapa engkau berikan semua kepada anjing itu? Dan engkau sendiri akan makan apa?” tanya Abdullah.

“Wahai tuan. Tempat ini bukanlah kawasan anjing. Jadi aku yakin dia datang dari tempat yang jauh, sedang bermusafir dan tentu dia sangat lapar. Sedang aku sendiri, biarlah tidak makan hari ini sehingga esok.”

Mendengar itu, Abdullah berseru, “Subhanallah. Engkau begitu mulia.”

Abdullah adalah putra Jaafar bin Abi Talib. Nabi membaiat Abdullah ketika dia baru berumur 7 tahun. Pada masanya dia dikenal sebagai orang dermawan dan seluruh hartanya hanya dihabiskan untuk disedekahkan kepada kaum tak mampu. Namun seorang penjaga kebun dan seekor anjing telah memberikan pelajaran baru bagi Abdullah. Dia lantas membeli seluruh kebun anggur itu dan memberikan seluruhnya ke si penjaga kebun.

Dalam Islam banyak cerita tentang anjing. Diceritakan di dalam Al Kahfi seekor anjing telah dijamin oleh Allah untuk masuk surga karena setia menjaga tuan mereka. Nabi Muhammad saw. menceritakan kepada para sahabat kisah seorang pelacur yang akan menjadi penghuni surga hanya karena pernah memberikan minum seekor anjing yang menjelang mati. Namun kebanyakan orang Islam selalu menghindari anjing karena dianggap sebagai binatang najis meskipun yang dimaksud najis hanyalah air liurnya. Nabi sendiri bahkan pernah memberikan minum seekor anjing dengan alas kakinya (sepatu).



original article on
http://rusdimathari.wordpress.com/2008/03/25/doa-seekor-anjing/
original picture on  http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/44510000/jpg/_44510966_conan_afp203b.jpg

Wednesday, March 26, 2008

Mongol. Part one. [english subtitled] Genghis Khan





taken from http://www.youtube.com/watch?v=wHno62B6c7w
it's a Russian version of genghis khan. a new epic movies called Mongol.
this 6 minutes scene is about Temujin first battle with his sworn-brother Jamukha.

do you see genghis khan use formation strategy in this war ? yes he did trensformed barbarians into trained/skilled professional armies. that's one of his many achievements.

Genghis Khan, The Series - Ending Theme




taken from http://www.youtube.com/watch?v=Yra5JAyQcxg&feature=related

ini adalah ending theme dari serial genghis khan produksi bersama PRC dan mongolia (ngga tau singkatan negaranya :).

btw, pemain2nya di sini juga ikutan di Shediao Yingxiong Zhuan 2003 sebagai pasukan mongolnya loh. Entah produsernya sama-sama PRC apa gimana, yang jelas gambaran ane soal tokoh Genghis Khan emang udah inilah yang pas.

ceritanya mencoba mengambil kisah Genghis Khan dari sudut netal dan digarap sangat hati-hati, apalagi ketika menjelaskan alasan mengapa Genghis Khan menyerbu Xi Xia alias Xia Barat dan Naiman (saat itu negeri nasrani) dan juga akhirnya Khwaraziym (bagian kekhalifahan abbassiyah).

Btw 2007 ada juga serial (atau movie?) Genghis Khan versi Rusia. Trailernya sih keren banget.

Tuesday, March 25, 2008

Mengapa Kalian Bunuh Bayi Kami yang Tengah Tertidur Lelap?

Mengapa Kalian Bunuh Bayi Kami yang Tengah Tertidur Lelap?

Sabtu, 1 Mar 08 06:19 WIB

Muhammad Nasser Al-Bur’i, bayi Palestina yang berumur lima bulan, tengah tertidur lelap di atas ranjang lusuh di dalam kamarnya. Ibundanya, Umi Nasser, baru saja keluar kamar untuk satu keperluan. Tiba-tiba bumi bergetar. Atap di atas kamar sebagian ambruk. Sebuah misil yang dijatuhkan pesawat tempur Zionis-Israel meledak tak jauh dari kamar tersebut.

Debu memenuhi kamar yang pengap itu. Bayi berusia lima bulan itu tidak bisa bernafas. Bibir mungilnya belum mampu berkata apa-apa. Nafasnya sesak. Lehernya tercekat udara kamar yang dipenuhi debu. Beberapa reruntuhan atap kamar menimpanya. Penderitaan bayi merah tersebut tidak berlangsung lama. Allah SWT segera memanggilnya untuk kembali ke pangkuan-Nya.

Muhammad Nasser al-Bur’i hanyalah seorang bayi yang baru berusia lima bulan. Dia tengah tertidur pulas di atas ranjanganya. Ummi Nasser yang segera berlari kek kamar begitu rumahnya bergetar hebat mendapati bayinya telah tiada. Dia segera memeluk bayinya yang masih hangat. Diciumnya berulang-ulang pipi anaknya yang kini telah tiada. “Ya Allah, apa dosa bayi kami sehingga harus menemui kematian? Apa dosa bayi kami sehingga Zionis-Israel perlu membunuhnya. Jangankan mengangkat batu, berbicara pun dia belum bisa….”

Muhammad Nasser hanyalah satu dari ribuan bayi dan bocah-bocah kecil Palestina yang menjadi korban dari kebiadaban pasukan Zionis-israel. Beberapa tahun lalu, bayi Muhammad Imad ditembak sniper Israel tepat di jantungnya. Lalu ada juga seorang anak usia tujuh tahun yang ditangkap tentara Zionis dan dipatahkan tangannya. Apakah kita akan berdiam diri saja? (rizki/MNA)

original news on http://www.eramuslim.com/berita/int/8301061643-mengapa-kalian-bunuh-bayi-kami-tengah-tertidur-lelap.htm


1 Maret 2008, Tragedi Pembantaian Palestina Paling Berdarah Sejak 1967

1 Maret 2008, Tragedi Pembantaian Palestina Paling Berdarah Sejak 1967

Minggu, 2 Mar 08 17:45 WIB


Akademisi sekaligus dosen sejarah Palestina menyebutkan bahwa jumlah korban keganasan Israel pada hari Sabtu kemarin, adalah pertama kalinya yang paling keji sepanjang usia Palestina.

Pembantaian yang terjadi awal Maret 2008, adalah tragedi kekejaman yang belum pernah ada sebelumnya di Palestina, akibat aksi gila tentara penjajah Israel.

Dalam satu hari, lebih dari 60 orang gugur akibat serangan Zionis. Itulah yang dimaksud jumlah paling tinggi menelan korban di Ghaza dan Tepi Barat, terhitung sejak Israel mencaplok Palestina di tahun 1967.

Dr. Sami Abu Zuhri, Dosen Sejarah di Jamiah Islamiyah Ghaza mengatakan kepada Palestine Information Center, "Memang ada puluhan orang yang gugur dalam satu hari di sejumlah kasus, terutama saat meletusnya intifadhah pertama dan kedua. Tapi jumlah korban yang meninggal pada hari ini, yakni minimal 60 orang, adalah jumlah yang paling tinggi sepanjang sejarah Israel menjajah Palestina tahun 1967."

Ia menambahkan, "Sebagaimana sebelumnya juga terjadi pembantaian kejam Israel, di mana dua hari lalu, gugur 37 orang Palestina akibat hujan bom yang jatuh berturut-turut di Ghaza. Itulah yang dikatakan oleh Wakil Menteri Perang Zionis Israel, bahwa mereka melakukan aksi pembakaran dan pembantaian massal di Ghaza."

Menurut Abu Zuhri, yang juga juru bicara Hamas, dari total korban meninggal akibat serangan Zionis itu, 25% nya adalah anak-anak dan kaum wanita. Di sisi lain, Israel sengaja mengarahkan serangannya ke berbagai keluarga secara keseluruhan, seperti keluarga Athallah yang rumahnya dihancurkan, termasuk di sana orang tuanya yang sudah renta, isterinya, dan sejumlah anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Israel juga membunuh bayi yang masih menyusui. (na-str/pic)


original news on http://www.eramuslim.com/berita/int/8302095036-1-maret-2008-tragedi-pembantaian-palestina-paling-berdarah-sejak-1967.htm

PAUH

artikel asli: http://www.presstalk.info/tajuk_harian_23%20maret08.htm

Minggu, 23 Maret 2008

PAUH

KETIKA masih bersekolah dasar di kampung dulu, malam hari kami belajar mengaji ke rumah seorang ustad. Dari rumah kami berjalan kaki cukup jauh. Usai magrib, pelajaran mengaji dimulai. Menjelang larut, seluruh murid tidur di rumah sang ustad. Subuh, shalat berjamaah, setelah itu kami pulang ke rumah masing-masing.

Saya masih ingat bagaimana nenek dulu memohon kepada ustad, agar saya cucunya bisa diterima belajar. Benar-benar memohon.

Sang ustad, sangat disegani. Hampir semua murid yang mengaji kepadanya, cepat bisa membaca dan khatam Quran. Rumahnya kecil, sehingga tak banyak dapat menampung siswa.

Termotivasi oleh cerita dan wibawa sang ustad, begitu diterima menjadi murid di sana, saya begitu bersemangatnya. Pukul setengah lima petang saya sudah siap berjalan kaki, dan berharap magrib tiba di tempat ustad.

Namun sebetulnya bukan cuma belajar yang membuat saya suka. Tetapi di belakang rumah ustad ada hutan yang memiliki beberapa pohon duren yang lebat buahnya. Juga ada pauh - - sejenis mangga pipih yang buahnya besar bulat, seukuran piring makan - - wangi, manis, khas. Duren tentu banyak jenis masih dapat dijumpai di mana-mana kini. Tetapi pauh, sejak saya merantau meninggalkan kampung halaman tahun 1973 di kelas 3 SD, hingga kini tak pernah lagi bisa menyantapnya. Padahal jika dibuat jus mangga, rasanya menjadi tiada dua.

Tengah malam, bersama kawan-kawan, kami menyilinap membuka pintu. Lalu menunggu duren jatuh dari pohon berbatang tinggi. Jika dapat duren, kami langsung memukulkan ke tanah, membelah, menyantapnya.

Duren saja tidak cukup . Kami menunggu pauh jatuh. Biasanya karena hembusan angin di malam hari, buah yang berat dan matang memang berjatuhan. Karena tak membawa bekal pisau, jadilah kami serombongan delapan orang memakan pauh bagaikan beruk menguis. Hmm yummy!

Laku demikian bukan tak diketahui oleh sang ustad. Namun, ia tak pernah bertanya. Padahal jika shalat subuh berjamaah pastilah, sang ustad mencium aroma mulut kami yang seragam. Sekalipun ia tak pernah menegur kami. Ia seakan tak peduli. Ia Cuma dipastikan marah, bila kami tak bisa cepat membaca. Bahkan jika ada hafalan, diminta membaca lalu tak bisa, siap-siap jari biru kena rotan.

Ustad memang punya semacam cambuk rotan. Tetapi entah mengapa kala itu, kami tak merasa takut dirotan. Situasi dan atmosfir belajar dan mengajar dibuat ustad menyenangkan. Dan lebih menyenangkan, tentu keluar malam mencari buah itu.

Ustad yang sehari-hari menggarap sawahnya di ladang, suatu hari pernah ditawari menjadi kepala nagari - - semacam kepala desa, kini di Pemda Sumatera Barat, nagari sudah dihidupkan kembali. Ustad ini memilih tidak berkenan. Ia bilang tugasnya membagi ilmu agama saja. Sesekali, selain sibuk mengajar kami, ia datang memenuhi undangan selamatan warga. Ia memimpin membaca doa.

Ustad orangnya ramah. Suaranya berat, pelan. Ketika AA Gym mulai terkenal dulu, kerinduan saya muncul kepada ustad yang di kampung dulu. Sabar, tidak pernah berambisi menjadi macam-macam.

Suatu hari ia berpetuah, orang harus bekerja di bidangya. Dan harus berprestasi. Baginya menghasilkan anak-anak kampung mampu mengaji, mampu menerjemahkan ayat Al Quran, sudah merupakan kebahagiaan. Baginya, itulah sebuah konsep kebahagiaan, yang bila berwujud, menjadi segalanya. Ia berusaha menjadi tauladan.

Saya masih merekam segala tindak, laku ustad mencontohkan sikap. Bukan hanya kata. Memori itu seakan enggan pergi.


PUKUL 06.45 di bilangan Sultan Agung, Jakarta Selatan. Di perempatan jalan Halimun menuju Menteng, Jakarta Pusat hampir tiap hari saya perhatikan bapak-bapak di motor membonceng anaknya berseragam sekolah. Sang bapak tanpa dosa menabrak lampu merah.

Laku menabrak lampu merah itu di Jakarta kini, seakan mewabah. Mereka tanpa peduli. Entah mengapa begitu. Apakah ada korelasinya semacam unjuk gigi, jengkel dengan keadaan, jengkel melihat laku pemimpin yang tidak berpihak kepada rakyatnya? Sehingga di level receh, menjadi pelampiasan dengan melanggar aturan lalu lintas.

Di saat menyaksikan hal demikian setiap pagi, benak saya selalu merekam wajah ustad di kampung dulu. Gila benar bapak yang menabrak lampu merah itu, dengan anak berseragam sekolah di boncengannya.

Pepatah mengatakan guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Nah bila orang tua menabrak lampu merah di jalanan, anak-anak …, silakan Anda lanjutkan.

Suatu hari ketika berpamitan hendak merantau, ustad di kampung dulu berpetuah kepada saya.

“Jika orang berbuat baik sama kita, kita harus berbuat baik sama orang.”

“Pun jika orang berbuat tidak baik kepada kita, kita tetap harus berbuat baik kepada orang itu”

Kala itu saya protes si ustad. Bagaimana bisa harus berbuat baik, jika sudah disakiti. Kala itu suara ustad yang berat agak meninggi, “Ya harus tetap begitu!”

Di liburan hari agama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Paskah di penghujung pekan ini, saya mendapatkan sebuah tulisan bagus yang ditulis oleh Paulus Bambang WS, Vice President PT United Tractors Tbk, penulis buku Built to Bless itu, di www.wartaekonomi.com.

Ia memaparkan tentang laku kekuasaan, berikut penggalannya yang saya copy paste-kan:

“Ketika sampai di puncak yang paling tinggi, tidak ada lagi pemandangan di atas. Yang ada adalah panorama di bawah. Di sanalah tempat yang paling baik untuk berpikir, apa yang dapat diperbuat untuk yang ada di bawah.”

Mencapai puncak adalah impian semua orang. Entah itu puncak kekayaan, prestasi, posisi, atau puncak gunung dalam arti harfiah.

Impian tentang berada di puncak membuat banyak orang menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Keinginannya hanya satu: di puncak, ia bisa melampiaskan segala keinginan tanpa ada orang yang melawannya. Di sanalah perkiraan banyak orang tempat bertahtanya absolute power dan absolute pleasure yang tak mungkin dirasakan ketika berada di lembah atau lereng. ”Tunggu, kalau saya jadi presiden, bupati, wali kota, atau presiden direktur,” begitu impian banyak orang.

Motivasi untuk meraih kekuasaan, kekayaan, dan kehormatan bagi dirinya menyebabkan seseorang yang sudah berada di puncak enggan turun. Jangankan transfer of knowledge, kalau ada pesaing yang akan muncul dan berpotensi menggesernya dia akan segera melakukan politik bumi hangus.

Ketakutan akan lengser membuatnya membangun barikade tembok yang sebenarnya makin mengucilkan dirinya sendiri. Ia makin tersendiri di sana. Ia berada di puncak kesepian, walau bergelimang segala yang dibutuhkannya. Ini adalah manusia yang terjangkit penyakit At the TOP Point Sickness (ATPS).

Pengidap penyakit kronis ini, walaupun ia sudah di puncak, matanya tetap menengadah ke atas. ”Di atas puncak Taysan masih ada puncak Himalaya,” begitu filosofinya. Jangankan merasa puas, ia justru makin merasa haus seperti meminum air laut.

Kalau pemimpin terjangkit penyakit ini, ia tak akan pernah memikirkan bawahannya. Pikirannya hanya tertuju pada dirinya sendiri dan kolega di sekeliling yang terbiasa menjilatnya, dan membuatnya terbuai oleh angin puncak. Tak pernah terbayangkan betapa sulitnya para bawahan mendukungnya agar sampai di puncak. Buat dia, ”itu sudah seharusnya” atau ”mereka sudah dibayar untuk itu”. Ia merasa di puncak karena kompetensi dan kinerjanya sendiri, yang lain hanya disebutnya sebagai supporting unit.

Kalau penyakit ini sudah berubah jadi akut, maka ia mudah kalut ketika badai besar melanda di puncak. Ia tidak sadar bahwa makin tinggi, angin juga bertiup makin kencang. Kala topan sudah melanda, maka seluruh pendukung dan bawahannya akan berusaha menyelamatkan diri sendiri. ”Bukankah cuma segini bayarannya?” atau ”Itu tidak termasuk dalam job description.” Senjata makan tuan. Dia menuai apa yang ditanamnya.

Beruntung, banyak pemimpin yang tak terkena penyakit ATPS ini. Salah satu tokoh yang melegenda adalah Sir Edmund Hillary dan sekondannya, Sherpa Tenzing Norgay. Pada 29 Mei 1953 keduanya membuktikan kualitas manusia yang mencapai puncak bukan untuk dirinya sendiri. Bertahun-tahun tertutup rapat tentang siapa yang pertama kali menginjakkan kaki di puncak, agar tidak menimbulkan polemik. Sejarah kemudian mencatat keduanya sebagai dwitunggal penakluk Everest yang pertama.

Rahasia itu baru terkuak setelah Sherpa Tenzing Norgay mengungkapkannya dalam bukunya The Answer to the Great Mystery. Dia jujur mengatakan bahwa Sir Hillary-lah yang pertama. Sebagai penunjuk jalan, ia tahu fungsinya. Tujuannya bukan menjadi yang pertama di puncak, melainkan mengantarkan tuannya ke puncak. Ketika hampir sampai di puncak, Sherpa mempersilakan Sir Hillary untuk mendaki lebih dahulu. Ia mengikutinya dari belakang. ”You did it Mr. Hillary. Congratulation.”

Sir Hillary memang menjadi manusia pertama, tetapi itu karena sikap Sherpa Norgay yang tidak terkena ATPS. Sir Hillary juga menunjukkan kualitasnya sebagai seorang ”Sir”, yakni mengakui bahwa keduanya bersama sampai di puncak. ”No, we did it Norgay.” Ia tak ingin menikmati ketenaran sendiri.

Ia berbagi dengan sekondannya—suatu keputusan pemimpin yang sudah jarang ditemui pada zaman ini. Berbagi dengan bawahan atas sebuah kesuksesan, ini bukan cerita fiksi. Itu fakta yang masih terjadi di dunia nyata, bahwa ada manusia yang tak ingin berada di puncak sendirian. Ada yang masih ingin berbagi ketenaran. Prestasi bukan untuk prestise individu.

Ketika ATPS tidak menjangkiti petinggi macam begini, muncullah semangat At the TOP Point Desire (ATPD). Sir Hillary melihat dunia lain di puncak sana. Keterbelakangan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan kaum Sherpa. Di puncak, ia tidak mendirikan batu loncatan untuk meraih puncak lain, tetapi membuat batu karang untuk fondasi perbaikan masyarakat sekitar.

Yayasan Himalaya didirikan Sir Hillary tujuh tahun kemudian. Pendidikan menjadi prioritas utama. Setidaknya ada 27 sekolah, dua rumah sakit, dan belasan pusat kesehatan didirikannya. Ribuan Sherpa telah menjadi ”Sir”. Artinya, dari seorang yang terbelakang, dia bisa menjadi dokter. Dulu hal itu bagi kalangan Sherpa adalah bak impian di siang hari bolong. Jangankan sekolah, bertahan hidup tanpa sakit saja sudah merupakan anugerah.

Petinggi yang ”terjangkiti” semangat Sir Edmund Hillary Spirit (SEHS) akan mengubah komunitas dan bahkan negara secara dramatis dan revolusioner. Ia ingin berada di puncak untuk menyejahterakan mereka yang berada di lereng atau lembah. Ia mampu melihat peluang untuk tampil dan berkontribusi buat pendukungnya. Tidak terpikirkan konsep ”return on investment” atas biaya pilkada yang mencekik lehernya.

Kalau para petinggi berpikir seperti itu, pilkada menjadi makin asyik. Bukan adu janji, melainkan adu bukti. Bukan pamer promosi, melainkan pamer prestasi. Semoga SEHS ini menjangkiti organisasi, bahkan komunitas dan negara kita. Hanya perlu waktu, dan kita akan merasakan negara yang ”adil dan makmur” serta ”gemah ripah loh jinawi”. Ini bukan mimpi. Selamat datang ”Sir”.

SIKAP Sherpa Tenzing Norgay dan Sir Hillary memberikan pembelajaran dalam. Anda tentu melihat langgam sebaliknya terjadi di kekuasaan kita kini. Di semua lini, orang ingin berkuasa.

Mereka yang pernah menjadi menteri di zaman Soeharto dulu, kini berusaha menjadi Gubernur di daerah, macam laku Abdul Gafur.

Tidak boleh?

Tentu sah!

Mantan menteri di kabinet lalu, ada pula yang jadi Bupati di Depok kini. Rano Karno, yang terkenal karena keproduserannya di Si Doel Anak Sekolahan itu, kemarin baru saja dilantik menjadi wakil bupati Tangerang. Apakah ia ke depan juga ancar-ancar menjadi calon gubernur DKI, bisa jadi.

Yang pasti mantan menteri lain, Agum Gumelar dan artis Dede Jusuf , mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat kini.

Kawan saya artis Marisa Haque, kian asyik saja ke sana ke mari memperkarakan Gubernur Banten terpilih, Atut, yang katanya terindikasi berijazah palsu. Entah sampai kapan ia meradang.

Tapi anehnya, kini saya belum melihat tokoh dan orang yang seakan kehausan jabatan itu, melakukan revolusi macam tulisan Paulus Bambang WS ihwal dua sosok penakluk Himalaya di atas.

Setelah berkuasa, mereka semua menjadi selanggam seirama. Di tengah daya beli melemah, di tengah harga bahan pangan, susu bayi, dan obat-obatan serta biaya sekolah melambung, mereka semua tetap enak menikmati berbagai gaji dan fasilitas negara dari uang rakyat.

Mereka tak berani misalnya untuk naik mobil daihatsu Ceria, yang untuk ukuran jalanan macet di Jakarta, menjadi mobil paling rasional, misalnya. Jika usulan ini mereka baca, mereka seakan menjawab koor senada, ”Kan ada aturan protokol yang mengatur fasilitas.”

”Gila apa elo, gue kan pejabat!”

Mungkin begitu jawab mereka.

Bila hadapkan kepada situasi demikian, saya lebih baik membayangkan nikmatnya rasa pauh, yang kini bibitnya tiada itu. Ia hilang dimakan oleh laku kufur nikmat, yang tidak memelihara aset flora bangsa.

Seakan bermimpi pula saya bertemu dengan orang macam Sjahrir dan tokoh pendiri bangsa ini, macam Hatta, yang di tahun 1972, di saat pensiun di Jakarta, belum memiliki rumah pribadi. Hatta juga tak pernah bertanya kepada negara, kenapa gajinya selama sepuluh tahun terakhir tidak pernah dinaikkan negara.

Ada sikap, ada rasa tabu, ada rasa malu di hati Hatta.

Sayang memang, urat malu para pemimpin bangsa di berbagai lini dan otoritas negara kini, seakan putus saja, seakan lenyap laksana pauh, yang tidak lagi bisa saya kuis macam kanak-kanak dulu.

Iwan Piliang

KORUPSI = “KREATIF”

tulisan asli: http://www.presstalk.info/tajuk_harian_24%20maret08.htm

Senin, 24 Maret 2008
KORUPSI = “KREATIF”

SIANG 24 Maret 2008 di Galeri Cemara, Jalan Cemara Jakarta Pusat. Beberapa orang tampak hadir di ruang pertemuan di lantai dua galeri yang berdesain unik itu. Tangga kayunya, dari bahan jati tua yang diserut kasar. Lukisan ekspresionis di dinding bagian atas, dominan warna merah, putih. Warnanya kusam dimakan usia.

Di bagian depan tampak Thamrin Tamagola, sosiolog asal UI, dan V Crhistianto, pengamat energi terbarukan, salah seorang dari editor buku Hadron Models and Related New energy issues, InfoLearnQuest.

Kali ini Christianto hadir memberikan paparan menanggapi buku melawan Mephistopheles: Beberapa Pertimbangan dan Alternatif Tindakan. Topik yang kembali mendiskusikan rencana pembangunan PLTN fissi Muria, Jawa Tengah.

Saya diundang kembali oleh Sekolah Tinggi Driyakara. Diskusi pertama ihwal ini di kampus STF, pada tajuk bulan lalu, saya tulis berjudul Nasi Bakar ke Bahan Bakar. Sehingga sebagian besar yang menghadiri diskusi memang kalangan kampus itu. Beberapa suster dari STF di barisan belakang memakai baju khasnya.

Dari paparan yang ada dan tanya jawab, mengemuka, bahwa PLTN, selayaknya dikaji untuk menjadi sumber energi alternatif. “ Kita tidak alergi dengan PLTN-nya, tetapi penggunaan radioaktif, yang memiliki implikasi besar bagi kehidupan,” ujar Iwan Kurniawan, salah satu peserta diskusi.

Iwan menambahkan, secara hukum pun jika terjadi masalah ke depan terhadap kehidupan, manusia yang terkena radiasi sulit melakukan pembuktian. “Radiasi nuklir tidak akan pernah tampak,” ujarya.

Sumber daya energi di negeri ini tidak terkira jumlahnya justeru diekspor ke luar negeri. Sementara di dalam negeri kekurangan energi.

“Kita negara penghasil gas terbesar di Asia dan Pasifik. Batu bara kita tidak kurang, CPO justeru kita ekspor, panas bumi melimpah, mengapa pilihan kepada nuklir, “ kata Iwan pula, “Hampir semua negara maju beralih ke sumber daya alam seperti air, angin, matahari, seperti yang dilakukan Australia.”

Menjadi aneh memang bila kemudian PLTN seakan dipaksakan. Bila dilihat matrik yang dibuat Christianto, di dalam makalahnya, mengapa harus kontra kepada PLTN, tidak lain karena pembiayaan besar menggunakan hutang luar negeri. Iming-iming uang inilah tampaknya, menjadi alasan mengapa pihak pemerintah bersikeras menggelindingkan.

Sementara Prof. DR Herliyani Suharta, peneliti energi BPPT, mengatakan bahwa untuk pulau Jawa krisis energi menjadi alasan utama mengapa memilih PLTN. Ia berada dari pihak yang mendukung PLTN, Muria, terlaksana. “Lebih murah untuk jangka panjang,” ujarnya.

Saya cenderung untuk mengatakan bahwa kepentingan pengelontoran dana besar yang mencapai lebih Rp 70 triliun untuk proyek PLTN Muria,alasan utama.

Dana itu bisa saja iming-iming dari negera donor bertameng pinjaman, yang akan mengerjakan proyeknya di sini. Dalam kasus PLTN, terlihat jelas peran dari pemerintah Jepang dengan jaringannya.

Saya membaca di detik.com hari ini. Ketika membahas bukunya di Solo, Siti Fadilah, Menteri Kesehatan, secara nyata menceritakan bagaimana asing bermain membodohi bangsa ini. Ia menyebut contoh konspirasi negara besar mengakali negeri ini di bidang kesehatan sudah berjalan sejak 1974, pada kasus vaksin cacar. Indonesia tahun itu dibebaskan cacar. Tahun 1980 semua lab cacar dan persediaan vaksin cacar diminta dimusnahkan oleh WHO, berikut contoh virusnya.

Apa yang terjadi pada 2005, semua negara diminta membeli Rp 600 miliar vaksin cacar oleh WHO, dengan alasan Irak mengembangkan senjata biologi cacar. Lalu sebagai Menkes, Siti menolak, apalagi juga kini tak pernah ditemukan bukti bahwa senjata biologi cacar di temukan di Irak.

“Kenapa dulu lab kita dimusnahkan. Lalu kita kemudian dipaksa membeli vaksin dari virus itu. Saya jelas menolak membeli vaksin semahal itu, negara tak punya uang, “ ujar Siti pula, “Lalu saya ditawari membeli vaksin dengan uang pinjaman berbunga 6%.”

Dan Siti tetap pada pendapatnya tidak berkenan membeli akalan-akalan itu.

Jelas langkah menteri kesehatan itu layak diacungi jempol.

Bukan mustahil pada kasus PLTN, langgam yang sama juga terindikasi. Namun, sebagaimana pernah dikemukakan Menteristek yang juga Ketua BPPT, Kusmayanto Kadiman, pemerintah tetap ingin meneruskan proyek PLTN Muria.

Beda memang Kusmayanto dan Siti.

Siti mengatakan kepada detik.com hari ini bahwa ia memaparkan segala yang ada kini, tanpa kuatir untuk diberhentikan jadi menteri. “Saya dulu juga tak berminat jadi menteri. Karena Pak Safii Maarif yang meminta, sampai tiga kali, saya mau jadi menteri, “ katanya.

Sudah saatnya memang pejabat pemerintah menggunakan hati nuraninya dalam membangun, dalam menjalankan pemerintahan.


DI DALAM diskusi, mengemuka pula bagaimana bahwa di pemerintahan, korupsi itu menjadi kebiasaan. Karlina Leksono, yang hadir di forum itu, kepada saya mengatakan mundur dari BPPT dulu, karena tidak tahan bahwa penggelembungan biaya, anggaran fiktif, selalu ada. Karenanya setelah bersekolah dari Inggris, ia kemudian pulang, dan lebih memilih balik ke bangku kuliah, mengajar di STF Driyarkara.

Laku korup tentu bukan saja di BPPT. Tetapi bila terjadi di lembaga yang menaungi orang-orang bergelar Phd, DR, di macam BPPT, yang seharusnya mengedepankan integritas, moral dan hati nurani, tentu amat disayangkan.

Ketika berjuang mengadakan peralatan untuk industri animasi, di Departemen Perindustrian, melalui asosiasi yang turut saya dirikan, saya menyaksikan langsung laku korup itu terjadi.

Ceritanya saya memperjuangakan bantuan negara untuk pengadaan motion capture, alat untuk meng-capture gerak, sehingga proses pembuatan animasi menjadi lebih mudah. Saya coba mencari alat yang memadai, teknologi infra red, reel time. Kebutuhan anggaran total Rp 3,9 miliar. Sesuai dengan alokasi yang ada, tahun pertama hanya tersedia Rp 1,6 miliar.

Sehingga di tahun kedua hal itu akan dianggarkan kembali, dan setelah itu, juga akan diteruskan dengan memberi dukungan pembelian jaringan komputer besar untuk membangun rendering farm - -sehingga proses produksi cepat dan membuat animasi tumbuh menjadi industri.

Apa yang terjadi, mulai dari proses pengadaan, antara asosiasi, pejabat di Departemen Perindustrian yang kemudian berganti, tidak paham lagi ke mana visi yang harus dikembangkan.

Akhirnya motion capture itu dibelikan produk dengan kualifikasi kamera VGA yang bemodal tak sampai Rp 300 juta. Lalu oleh Departemen, produk itu atas referensi asosiasi, kini ditempatkan di sebuah SMK di jalan Fatmawati, Jakarta Selatan untuk sia-sia.

Begitulah salah satu contoh, bahwa sesuatu yang terdengarnya intelek, oleh pelaksana tugas di departemen, menjadi ajang mengangkangi uang negara. Padahal bila dibelikan alat yang sesungguhnya kompatibel, industri tumbuh, alat terpakai. Tetapi yang ada sebaliknya, akalan-akalan dokumen tender terjadi.

Saya melihat bahwa hal ini bisa ditelusuri KPK. Bukan perkara nilainya, tetapi perkara, kesempatan sebuah industri untuk tumbuh menjadi hilang adanya.

Begitulah contoh.

Sehingga ketika Karlina Supeli bicara sebagai ilmuwan, ia tak tahan melihat laku korupsi di komunitasnya, saya pun melihat hal yang sama di mana saya pernah ada. Padahal logikanya sederhana, jika alat yang saya usulkan dibeli, komisi dari penjual di luar negeri maksimum hanya Rp 5% tetapi dengan mengakali berkas tender, spesifikasi diubah, mendapat selisih untung besar.

Mengakhiri perjumpaan di diskusi di Galeri Cemara, kian pekat dugaan kini, bahwa di manapun keberadaan lembaga negara kini, layak diindikasikan bahwa mereka tidak berpihak kepada kepentingan rakyat banyak.

Korupsi di negeri ini memang identik dengan “kreatifitas”. Makin “kreatif”, kian besar uang yang bisa ditilap.

Iwan Piliang

Monday, March 24, 2008

Legend of Condor Hero 2003 ending




She Diao Ying Xiong Zhuan 2003 - Ending Theme

taken from http://www.youtube.com/watch?v=qSMDxnsznds&feature=related

The New Legend of Condor Heroes - She Diao Ying Xiong Zhuan




She Diao Ying Xiong Zhuan 2003 Opening Theme

taken from http://www.youtube.com/watch?v=bYkejLq4yAo

technorati

Technorati Profile

tarot

Rating:★★★
Category:Other


You are The Hierophant


Divine Wisdom. Manifestation. Explanation. Teaching.


All things relating to education, patience, help from superiors.The Hierophant is often considered to be a Guardian Angel.


The Hierophant's purpose is to bring the spiritual down to Earth. Where the High Priestess between her two pillars deals with realms beyond this Earth, the Hierophant (or High Priest) deals with worldly problems. He is well suited to do this because he strives to create harmony and peace in the midst of a crisis. The Hierophant's only problem is that he can be stubborn and hidebound. At his best, he is wise and soothing, at his worst, he is an unbending traditionalist.


What Tarot Card are You?
Take the Test to Find Out.


Saturday, March 22, 2008

Bimbo-Hidup dan pesan Nabi




Hidup dan Pesan Nabi

Hidup bagaikan garis lurus
Tak pernah kembali ke masa yang lalu.
Hidup bukan bulatan bola, yang tiada ujung dan tiada pangkal

Hidup ini melangkah terus, semakin mendekat ke titik terakhir.
Setiap langkah, hilanglah jatah menikmati hidup, nikmati dunia.

*Reff
Pesan nabi, tentang mati
Jangan takut mati karena pasti terjadi.
Setiap insan pasti mati, hanya soal waktu.

Pesan nabi, tentang mati
janganlah minta mati datang kepadamu,
dan janganlah kau berbuat menyebabkan mati.

*end of Reff

Tiga rahasia Ilahi yang berkaitan dengan hidup manusia
Kesatu, tentang kelahiran
Kedua pernikahan
Ketiga kematian
Penuhi hidup dengan cinta
Ingatkan diri saat untuk berpisah
Tegakkan shalat lima waktu dan ingatkan diri saat dishalatkan

*go to Reff

*Reff2
Pesan nabi, jangan takut mati,
meski kau sembunyi, dia menghampiri
takutlah ada kehidupan sesudah kau mati, renungkanlah itu
*end of Reff2

video diambil dari http://www.youtube.com/watch?v=k3xpXGUBcKs&feature=related
lirik diambil dari
http://blogari.multiply.com/journal/item/39/Mohon_Maaf_Lahir_Bathin_plus_Bimbo_hidup_dan_pesan_nabi.mp3_attch

Trio Bimbo - Sajadah Panjang




Bimbo - Sajadah Panjang

Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Di selingi sekedar interupsi

Reff:
Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan lepas kening hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya
Mengingat Dikau sepenuhnya

video diambil dari http://www.youtube.com/watch?v=hZKcvG8eQx4&feature=related
lirik diambil dari http://www.rizkyonline.com/Bimbo/Bimbo-Sajadah-Panjang.html

Bimbo-Rindu Rasul




Rindu Kami Padamu Ya Rasul
Rindu Tiada Terperi

Berabad Jarak Darimu Ya Rasul
Serasa Dikau Di Sini

Cinta Ikhlasmu Pada Manusia
Bagai Cahaya Surga
Dapatkah Kami Membalas Cintamu
Secara Bersahaja

Song : Sam Bimbo
Lyrics : Taufiq Ismail

video diambil dari http://www.youtube.com/watch?v=iITBD5qYl9Y
lirik diambil dari http://dwiwahyono.blogspot.com/2007/04/rindu-rasul.html

ada sebuah kejadian yang saya alami berkaitan dengan lagu ini,dan itu membuat saya dari kemarin mencari-cari videonya.
ceritanya sendiri bisa di klik di sini
http://blogari.multiply.com/journal/item/58/Pelajaran_Agama_a_la_Anak_Nongkrong

Ilir-ilir




taushiyah : Emha Ainun Nadjib
vocal : Emha Ainun Nadjib + Hamas

diambil dari http://www.youtube.com/watch?v=ToOXG2Es234&feature=related

Istighfar (Kyai kanjeng 3/9)




taushiyah: Emha Ainun Nadjib
lagu: Kyai Kanjeng
diambil dari http://www.youtube.com/watch?v=XOkw_73daE8&feature=related

Tombo Ati




taushiyah by ust. arifin ilham
songs by opick

Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe

Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani

Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah

Salahsatunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi

lyrics taken from http://phitok-lirik.blogspot.com/2006/05/opick-tombo-ati.html
video taken from http://www.youtube.com/watch?v=CjqWIqaU7qg&feature=related

Yaa Nabi, Salaam Alayka




Taushiyah by: Ust. Arifin Ilham
Shalawat by: Haddad Alwi & Sulis

Yaa Nabi, salaam ‘alayka
Yaa Rasul, salaam.. salaam ‘alayka
Yaa Habiib, salaam ‘alayka
ShalawaatuLlah ‘alayka

Yaa Nabi, salaam ‘alayka
Yaa Rasul, salaam.. salaam ‘alayka
Yaa Habiib, salaam ‘alayka
ShalawaatuLlah ‘alayka

Anta syamsun, anta badrun
Anta nuurun-fawqo nuuri
Anta iktsiiru wa ghooli
Anta misbaahus.. misbaahus-shuduuri
Yaa Habiib, salaam ‘alayka
ShalawaatuLlah ‘alayka

...

Yaa habiibi.. Habibi yaa Muhammad
Yaa ‘aruusal khoofiqoini
Yaa muayyad yaa mumajjad
Yaa imaamal qiblataini
Yaa Habiib, salaam ‘alayka
ShalawaatuLlah ‘alayka

Yaa Habiibi, Yaa Muhammad

taken from http://www.youtube.com/watch?v=H8hk2t5fsY0&feature=related

Luis Miguel--historia de un amor




Historia de un Amor (Spanish for "a love story") is a Spanish song about a man's old love written by Panamanian songwriter Carlos Eleta Almaran. It was written after the death of his brother's wife. It is also in the soundtrack of a 1956 Mexican movie of the same name. The song tells of a man's suffering after his love has disappeared. It may be interpreted that love is a story for a woman but it's just an episode for a man. It was sung or played by many artists like Julio Iglesias, Nana Mouskouri, Perez Prado, Laura Fygi, Iva Zanicchi, Eydie Gormé & Trio Los Panchos, Pedro Infante, Dalida, Ana Gabriel, Luis Miguel - among others. The Russian version is known as "Pervaya vstrecha".
details taken from http://en.wikipedia.org/wiki/Historia_de_un_Amor

the original arrangements & lyrics

Fm7 133141
F#dim 235352
G 355433
Cm 335543
Bb 113331
Ab 466533
Eb 668886

Intro

[ x x x x ] Fm7 ] G ] Cm ] Cm ] Bb ] Ab ] G ]

Fm7 G
Ya no estas mas a mi lado, corazon
Cm
En el alma solo tengo soledad
Bb
Y si ya no puedo verte
Ab
Porque Dios me hizo quererte
G
Para hacerme sufrir ma's.
Fm7 G
Siempre fuiste la razon de mi existir
Cm
Adorarte para mi fue religion
Bb
Y en tus besos yo encontraba
Ab
El calor que me brindaba
G Cm
El amor, y la pasion.

Fm7
Es la historia de un amor
G
Como no hay otro igual
Cm
Que me hizo comprender
Todo el bien, todo el mal.
Fm7 Bb
Que le dio luz a mi vida
Eb Cm
Apagandola despues
Fm7 F#dim
Ay que vida tan obscura
G
Sin tu amor no vivire.
Ab G
es la historia d'un amor

[ Solo ]

[ x x x x ] Fm7 ] G ] Cm ] Cm ] Bb ] Ab / G ] Cm ]

Fm7
Es la historia de un amor
G
Como no hay otro igual
Cm
Que me hizo comprender
Todo el bien, todo el mal.
Fm7 Bb
Que le dio luz a mi vida
Eb Cm
Apagandola despues
Fm7 F#dim
Ay que vida tan obscura
G
Sin tu amor no vivire.
Ab G
es la historia d'un amor

And this is the meaning:

You're no longer by my side, my love
And in my soul I have only loneliness
If I can no longer see you
Why did God make me love you?
To make me suffer more?
You were the reason for my existence.
Adoring you, for me, was religion.
In your kisses I've found
The warmth that gave me
The love and the passion.
That's the story of a love.
Which has no equal
That made me understand
All the goods, all the bads
That gave light to my life
Then turned it off.
Oh what a dark life!
Without your love I will not live!
That's the story of a love.

and this is the video of Luis Miguel
taken from http://www.youtube.com/watch?v=Gsd9PBbg_TQ&feature=related

Friday, March 21, 2008

Kompas: Perangkap Impor dalam Krisis Pangan

PERDAGANGAN KOMODITAS
Perangkap Impor dalam Krisis Pangan

Rabu, 19 Maret 2008 | 01:05 WIB

ANDREAS MARYOTO

[photo caption]
Seorang Ibu menyapu ceceran beras di tengah aktifitas angkut karung beras impor Bulog patahan 15 persen dari gudang Bulog DKI Jakarta. Dikawasan Kelapa Gading, ke Truk yang akan mendistribusikan ke Pasar innduk Bersa Bertsa Cipinang. Jakarta , Selasa (5/2).

Warto Gultom terus mengendarai becak motor di jalanan Kota Medan. Dari pekerjaan itulah uang ia dapat. Setiap hari ia menjalankan becak itu. Namun, kenaikan harga kebutuhan makin ”mengecilkan” pendapatannya itu. Harga barang kebutuhan dirasa makin mahal, sementara pendapatan tetap saja alias tak berubah.

Warto dan jutaan penduduk Indonesia harus menerima nasib. Harga barang kebutuhan pokok, mulai dari beras, minyak, tahu, tempe, dan daging, terus membubung naik. Sepertinya tidak ada hubungan antara penderitaan mereka dan kesalahan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Padahal, akar semuanya adalah kegagalan pemerintah dalam melihat masalah dan mengambil keputusan mengenai persoalan pangan sejak beberapa tahun lalu.

Lebih dari enam tahun lalu organisasi petani, peneliti, dan juga pengamat telah mengingatkan soal perangkap pangan impor menyusul liberalisasi ekonomi pascakrisis ekonomi. Saat itu kecenderungan mengimpor komoditas pertanian terjadi karena hanya melihat harganya lebih murah tanpa melihat kemungkinan jebakan impor itu. Akibatnya, saat ini ketergantungan pada produk impor makin parah karena produksi dalam negeri telanjur rusak.

Krisis harga pangan yang sekarang muncul merupakan hasil dari produksi pangan yang tidak mendapat insentif dan adanya upaya sistematis perangkap impor dari negara produsen. Komoditas mulai dari beras, daging sapi, jagung, dan bahkan paha ayam sudah lama diincar oleh produsen asing untuk dimasukkan ke Indonesia hingga menciptakan ketergantungan.

Di level mikro upaya sistematis itu bisa terlihat dalam perdagangan kedelai. Harga selalu ditekan. Langkah yang dilakukan pedagang kedelai impor adalah menjual kedelai impor sekitar Rp 500 di bawah harga kedelai lokal. Semisal pada tahun 2002, saat harga kedelai lokal Rp 2.600 per kilogram, pada saat yang sama pedagang kedelai impor tersebut membayangi harga kedelai lokal itu dengan harga Rp 2.100 per kilogram.

Dalam sebuah kesempatan Ketua Dewan Pembina Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudo Husodo mengatakan, cara-cara seperti itu dipastikan membuat petani kedelai lokal frustrasi. Mereka tidak lagi mau menanam kedelai karena selalu ditekan oleh kedelai impor. Dengan harga Rp 3.000 saja, petani hanya mendapat keuntungan yang minim karena biaya produksi saat itu di atas Rp 2.200 per kilogram.

Persoalan kedelai ini sebenarnya sudah muncul sejak lama karena lahan kedelai terus merosot. Pada tahun 1984 saat Indonesia mencapai swasembada pangan jumlah areal lahan kedelai sekitar 1,6 juta hektar dengan produksi 1,8 juta ton, tetapi pada tahun lalu lahan hanya tinggal sekitar 362.000 hektar dengan produksi kedelai hanya sekitar 700.000 ton.

Di level makro upaya pemerintah untuk memberi insentif bagi petani agar memproduksi kedelai juga sama sekali tidak berjalan. Pengenaan bea masuk sebesar 10 persen juga tidak menolong petani. Tekanan kebutuhan lahan untuk nonpertanian juga mengurangi areal lahan tanaman kedelai. Kasus khusus untuk lahan kedelai di Aceh yang juga merupakan sentra kedelai juga berkurang akibat situasi keamanan yang tak menguntungkan sehingga petani tidak bisa menanam kedelai.

Di samping itu, permainan pedagang di level internasional juga perlu disoroti. Dalam kaitan ini bukan hanya soal kedelai, melainkan juga komoditas lain. Mereka memang sengaja untuk membuat perangkap impor sehingga mereka mendapatkan pasar yang luas. Dengan penduduk mencapai 210 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar.

Sebuah artikel di koran Financial Time beberapa waktu lalu menceritakan bagaimana perusahaan-perusahaan multinasional komoditas pertanian membuat jaringan dan lobi untuk pemasaran produk mereka. Di Amerika Serikat kampanye presiden menjadi awal dari lobi-lobi itu. Mereka akan membuat jaringan di level kebijakan dan diplomasi internasional.

Selanjutnya semisal Presiden Indonesia berkunjung ke Amerika Serikat, mereka akan diundang untuk jamuan makan malam. Sebenarnya tidak ada yang aneh, tetapi jamuan makan malam biasanya ditindaklanjuti dengan komunikasi bisnis. Dalam komunikasi ini, biasanya diutarakan berbagai keinginan-keinginan para produsen produk pertanian hingga mengeluhkan sejumlah kebijakan yang dirasa bisa menghalangi bisnis mereka di Indonesia.

Tidak ada yang aneh dari permintaan para pebisnis ini. Yang menjadi aneh adalah respons pejabat di Indonesia yang kadang berlebihan sehingga kadang malah merugikan kepentingan di dalam negeri. Para pejabat atau diplomat kita kadang ketakutan berlebihan hingga tidak sedikit yang memenuhi permintaan mereka.

Kesaksian mantan Dirjen Peternakan Sofjan Sudardjat dalam salah satu bukunya bisa menggambarkan kejadian itu. Pada tahun 2001 pejabat AS berkunjung ke Indonesia. Di dalam salah satu kunjungannya itu pejabat AS tersebut mengutarakan keluhan sejumlah hal, termasuk di antaranya penolakan paha ayam AS oleh Indonesia. Pejabat ini sebenarnya menampung keluhan kalangan produsen ayam yang tak bisa memasukkan paha ayam itu karena Indonesia meragukan masalah kehalalannya.

Permintaan yang sederhana ini sampai harus dijawab di level menteri koordinator hingga terjadi perdebatan yang sangat sengit antardepartemen. Kalangan Departemen Perdagangan dan Perindustrian kala itu mencemaskan akan terjadi aksi pembalasan oleh AS jika Indonesia tetap ngotot menolak masuknya paha ayam. Saat itu Departemen Pertanian tetap dengan pendirian bahwa paha ayam tidak bisa masuk terkait dengan kehalalan produk itu.

Pada akhirnya paha ayam itu tidak masuk ke Indonesia. Diplomasi yang lebih cantik bisa dilakukan dan AS bisa diyakinkan terkait dengan soal kehalalan itu. Bisa dibayangkan apabila paha ayam itu masuk ke Indonesia, industri unggas di dalam negeri akan hancur alias masuk ke dalam jebakan impor itu.

Apalagi beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005, dalam buku Fast Food Nation karya Eric Schlosser memperlihatkan betapa produsen ayam asal AS memang mengincar sejumlah negara, termasuk di dalamnya disebut Indonesia, untuk dijadikan pasar paham ayam atau yang di kalangan internasional disebut chicken leg quarter (CLQ).

Kesaksian Sofyan Sudardjat juga memperlihatkan cara-cara kotor dilakukan oleh produsen internasional. Tahun 2003 dalam kasus 57.000 domba asal Australia yang ditolak oleh Arab Saudi karena diketahui berpenyakit beberapa pelobi di Indonesia melakukan berbagai cara agar masuk ke Indonesia. Bahkan, seorang pejabat di daerah mendukung agar hewan itu diterima. Namun, ketegasan Departemen Pertanian berhasil menolak produk itu.

Di samping upaya-upaya di dalam negeri untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian yang memang harus bisa diwujudkan, diplomasi internasional untuk menghadapi perundingan-perundingan perdagangan komoditas pertanian juga harus ditingkatkan. Menghadapi para pelobi internasional membutuhkan keyakinan diri dan juga argumentasi yang memadai.

Setiap saat para produsen komoditas pertanian dari luar negeri selalu berusaha membuat perangkap impor. Mereka ingin agar Indonesia bergantung pada komoditas pertanian impor karena Indonesia tergolong pasar yang besar.

---

sumber asli: Kompas / Sorotan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.19.01053557&channel=2&mn=234&idx=234

foto asli : Kompas / Riza Fathoni / Kompas Images
http://www.kompas.com/data//photo/2008/03/19/2695327p.jpg

Thursday, March 20, 2008

Kompas: Sorotan: "Pandemi" Autism

Hari Autis Dunia
"Pandemi" Autisme?

Rabu, 19 Maret 2008 | 01:06 WIB
Melly Budhiman

Melihat semakin banyaknya angka kejadian autisme, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 2 April sebagai World Autism Day. Siapa yang mengusulkan? Qatar!

Usul Qatar itu secara aklamasi disetujui oleh komisi tiga di PBB yang terdiri dari 192 negara. Di negara-negara Asia, angka kejadian autisme meningkat pesat. Begitu juga di Afrika. Pada tahun 2002, World Autism Conference diselenggarakan di Melbourne, Australia, dan tahun 2006 di Afrika Selatan. Dua tahun lagi, pertemua akan diadakan di Mexico City.

Meski angka kematian tertinggi di Afrika disebabkan oleh AIDS, namun pemerintahnya lebih disibukkan mengurus anak-anak autistik sebab angka kejadian autisme sudah melampaui angka kejadian down syndrome.

Di Amerika, angka kejadian ini satu dibanding 150 anak (di antara 150 anak, ada satu anak autistik). Angka di Inggris juga menyentak, satu dibanding 100 anak.

Indonesia

Hampir dalam setiap pertemuan saat delegasi Indonesia diperkenalkan, selalu muncul pertanyaan, ”Berapa angka kejadian autisme di Indonesia?”

Memang, sering muncul jawaban, ”amat banyak”, tetapi tidak pernah diketahui pasti berapa jumlahnya karena belum pernah dilakukan survei. Lantas, siapa yang sebenarnya harus melakukan survei? Tentu saja pemerintah karena untuk melakukan survei seperti itu diperlukan biaya yang cukup tinggi. Apalagi, anak-anak Indonesia yang terdiagnosa sebagai anak autistik dan belum tertangani tersebar dari Sabang hingga Merauke. Mereka berasal dari keluarga-keluarga berstatus sosial tinggi hingga rendah.

Bahkan, di suatu desa kecil di Jawa Barat, banyak sekali anak-anak yang menunjukkan gejala-gejala autisme, tetapi mereka tidak bisa dibawa ke dokter karena ”dikuasai” para dukun. Mereka dikaitkan dengan aneka kuasa gaib dan dokter tidak bisa ”menembus” daerah itu.

Dengan angka kejadian yang sedemikian tinggi, mengapa pemerintah belum memberi perhatian memadai. Apakah karena masih banyak hal yang lebih gawat yang harus ditangani seperti flu burung, demam berdarah, polio, dan sebagainya yang bisa berakibat fatal? Atau, apakah autisme dianggap tidak fatal, karena itu dianggap tidak penting. Memang, anak autis tidak mati, tetapi juga tidak ”hidup”.

Selama ini pemerintah belum memberi perhatian kepada anak-anak yang terkena autis. Karena itu, para orangtua harus berjuang sendiri, berusaha memasukkan perkembangan anaknya. Terapi yang harus dijalani anak-anak yang terkena autis ini harus amat intensif dan mahal sehingga sering tidak terjangkau oleh masyarakat bawah. Tidak jarang para orangtua habis-habisan menjual hartanya ”demi kesembuhan” anaknya.

Bila anak-anak ini sudah mengalami kemajuan dan sudah waktunya untuk sekolah, kembali para orangtua dihadapkan pada kebingungan memilih sekolah. Meski secara teori pemerintah telah mengeluarkan peraturan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, pada praktiknya lebih banyak sekolah yang menolak mendidik anak-anak autistik. Berbagai alasan diajukan oleh banyak kepala sekolah untuk menolak anak-anak yang terkena autis.

Bila ada sekolah yang menerima anak-anak autistik, banyak guru yang belum terlatih bagaimana menangani mereka. Sering kali terjadi anak-anak ini dilecehkan atau mendapat kekerasan fisik dari guru, namun orangtua tak berani mengeluh karena takut anaknya dikeluarkan. Di lain pihak, ada sekolah-sekolah yang meski gurunya tidak mengerti mengenai autisme, sekolah tetap menerimanya, tetapi dengan uang sekolah dan uang pangkal yang amat tinggi. Kecuali itu orangtua sering dimintai uang sumbangan ini dan itu sehingga mereka merasa menjadi ”sapi perahan”.

Sayang, meski anak autistik ini mempunyai kecerdasan memadai, banyak di antara mereka ”gugur” di sekolah karena kurikulum di Indonesia terlalu rumit dan tidak memberi kesempatan bagi anak autistik berkembang menurut potensinya. Quo vadis autisme di Indonesia?

Melly Budhiman Ketua Yayasan Autisma Indonesia

sumber asli : www.kompas.com
 http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.19.01061312&channel=2&mn=234&idx=234
ilustrasi asli: www.kompas.com
 THOMDEAN / Kompas Images

Ninja Training




you will see some stuffs, which movie people do it by wire,
but here, you'll see no wire..

http://www.metacafe.com/watch/1115836/ninja_training/

Friday, March 14, 2008

Tentang Kejadian Orang Miskin Yang Meninggal Karena Tidak Bisa Berobat (lagih !!)


Lihat artikel kompas ini:

Kamis, 13 Maret 2008 | 12:30 WIB

TANGERANG, KAMIS-Warga miskin (gakin) bernama Iis Maya (20) meninggal di rumahnya karena tidak memiliki biaya berobat, pada hari Kamis (13/2) sekitar pukul 08.00 WIB, di RT 04/03 Kelurahan Poris Plawad Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. "Korban tidak pernah mengeluh sakit apa sehingga keluarga tidak ada yang tahu dia meninggal," kata Kakak korban, Saodah (30), di Tangerang, Kamis (13/3).. dst


Kejadian ini nampaknya berulang terus. Seolah tidak pernah ada yang mengambil pelajaran dari kasus-kasus sebelumnya.

Pertanyaannya adalah:

1. bagaimana sih sebenernya aturan mendapatkan kartu gakin ? saya sudah coba googling tapi susah sekali saya menemukan prosedur atau tata cara bagaimana mendapatkan kartu ini.


2. mengapa ada penduduk yang tidak tahu menahu soal itu ? apakah tidak ada yang bertugas memberi sosialisasi ataukah sosialisasi diberikan sepanjang diundang atau pada kelompok masyarakat tertentu --yang artinya salah sasaran

Sosialisasi Kartu Gakin DKI Lemah
16 Mar 2005 12:06:16

Belum adanya sistematika aplikasi yang jelas tentang program penuntasan kemiskinan di Jakarta, membuat Komisi E DPRD DKI Jakarta perlu menegaskan sikap. Hizbiyah Rochim, anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) yang juga Sekretaris Komisi E menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta harus segera menyosialisasikan hal tersebut karena masyarakat belum familiar.

"Yang namanya kartu Gakin (keluarga miskin—Red) sampai saat ini masih belum dikenal masyarakat," ujarnya serius. Dana untuk penuntasan Gakin hingga kini belum keluar sepenuhnya. Namun, menurutnya, hal tersebut bukan alasan untuk tidak segera bergerak.


Apakah ada gunanya memberi sosialisasi mengenai keberadaan kartu ini atau berapa yang sudah diterbitkan, sementara prosedur mendapatkannya tidak banyak yang tau ?


Pls lihat berita singkat di web depkes ini:

Manajemen

”DKI Terbitkan Kartu Gakin Multiguna”. Kartu Gakin yang dimiliki warga miskin di Ibukota tak hanya berfungsi untuk berobat saja, tapi bisa untuk pendidikan. Semua itu bisa terwujud jika Dinkes dan BPM DKI Jakarta jadi menerbitkan kartu gakin multiguna. Sementara Wakil Kadinkes DKI Jakarta ,Salimar Salim, mengatakan saat ini terdapat 148.015 KK atau sejumlah 565.982 jiwa yang berhak memiliki kartu gakin. (Hr. Seputar Indonesia 17/05/2007)


3. mengapa harus ada persyaratan KTP bila kenyataannya warga miskin kebanyakan kaum urban yang merantau ke kota mencoba mencari perbaikan nasib ? Tidak cukupkah hanya KTP sementara atau laporan dari Pak RT bahwa ada penduduk musiman di wilayahnya ?

Mengapa pemerintah lokal, baik yang resmi maupun yang bentukan warga (incl. RT/RW)  malah  sering menghindar yah ? Mengapa tidak berbangga hati bahwa selaku pemerintah setempat, ia sudah berhasil menyantuni rakyatnya dengan baik.. Masa pemerintah setempat harus malu kalo ketauan banyak warga miskinnya ?

Pls lihat berita kompas ini, mengapa harus membela diri sebegitunya ? justru kalo kasusnya mereka ini tidak terlantar, pemilih Anda pasti banyak !

Minggu, 2 Maret 2008 | 19:07 WIB

Laporan wartawan Persda Network Hasanuddin Aco

KOTA Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) gempar. Warganya, Ny Basse (27) yang tengah hamil tujuh bulan mati mengenaskan setelah tiga hari tidak makan (kelaparan), Jumat (29/2), akhir pekan lalu. Beberapa menit setelah dia menghembuskan nafas terakhir, putranya Bahir (5) juga meninggal. Satu anak Basse lainnya, Aco, kini dirawat di Rumah Sakit di Makassar karena diare akut, juga kelaparan.

Namun Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin membantah warganya meninggal karena kelaparan. Walikota yang hendak mencalonkan diri untuk kedua kalinya ini menganggap terlalu politis pernyataan yang mengatakan korban meninggal akibat kelaparan sebab menurutnya korban meninggal karena sakit diare.


Terkait dengan poin-poin di atas, sebenarnya itu sudah bisa menjelaskan mengapa dalam banyak kasus, pengguna kartu gaskin atau askeskin justru bukan mereka yang membutuhkan 


Sabtu, 03 Juni 2006 @ 10:31:00
BANYAK KARTU GAKIN SALAH SASARAN

Bekasi; Data mengenai jumlah dan identitas keluarga miskin (gakin) di Kota bekasi, Jawa Barat, belum ada. Akibatnya, Asosiasi Rumah sakit Swasta Indonesia (ARSSI) cabang Bekasi kebingungan ketika akan melayani pasien gakin.


berita begini banyak sekali di internet kok.. boleh di googling deh

http://www.freelists.org/archives/ppi/07-2005/msg00077.html
http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/12/time/153039/idnews/460023/idkanal/10
http://nurudin.multiply.com/journal/item/16
dll

Kalau
pun punya, rakyat miskin masih harus menghadapi kendala bahwa askeskin banyak ditolak RS, dioanggap tidak berlaku.. bahkan RS seringnya menolak pasien, tak jarang RS sampai memaksa pasien miskin membayar sendiri tagihannya..


Simak saja dua berita ini:


Liputan6.com, Jakarta: Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan akan memberikan sanksi bagi rumah sakit pemerintah yang menolak pasien Askeskin (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin). Direktur rumah sakit pemerintah yang menolak pasien Askeskin siap dipecat. Demikian ditegaskan Siti Fadilah Supari di Jakarta, Jumat (15/2).

17/02/08 22:39

RS Hasan Sadikin Bandung "Sandera" Pasien Askeskin


Bandung (ANTARA News) - Diduga karena tidak mampu membayar biaya perawatan, Nengsih (41) warga Cionyam RT 03/03 Kelurahan Palasari, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, salah seorang pasien dari keluarga miskin "disandera" pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.


Mengapa begitu ? Sebab semua pihak yang terkait dengan askeskin ini ngga serius ngurusin askeskin.  Yang saya maksud semua ini betulan semua yah ? ya askesnya, verifikatornya alias petugas RS dan petugas askesnya, pemerintah termasuk depkes yang bikin program dan harusnya memonitor, dll.

Berita ini tidak akan ada kalo pemerintah lebih serius

Rumah Sakit Kebingungan Ajukan Klaim Askeskin
Sabtu, 02 Pebruari 2008 | 08:25 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada peserta Askeskin di daerah mulai kebingungan dengan ketidakjelasan kelanjutan program tersebut. Hingga saat ini belum ada kejelasan ke mana akan mengajukan klaim operasional pelayanan kesehatan warga miskin menyusul penghentian PT Askes sebagai verifikator mulai tahun ini.

Menteri Siti Fadilah: Ada Permainan dalam Klaim Askeskin
Rabu, 06 Pebruari 2008 | 18:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan ada permainan antara verifikator, PT ASKES dan rumah sakit dalam pembayaran klaim askeskin. ?Ada tagihan yang tertulis 2,5 miliar ternyata setelah diteliti betul-betul hanya 20 juta saja,? ujar dia saat ditemui usai rapat evaluasi Program Kerja Departemen Pendidikan Nasional 2008 di Bumikarsa Bidakara, Rabu (6/2).


3/3/2008 20:31 WIB

Joko Ismoyo - Solo, Meski Rumah Sakit Muwardi sudah menyiapkan nomor rekening, namun hingga kini dana asuransi kesehatan untuk keluarga miskin (Askeskin) belum dicairkan oleh Departemen Kesehatan.



Jadi alangkah malangnya nasib orang miskin di Indonesia ..

Masa harus membuat petisi seperti ini dulu, baru bisa berobat ??

http://rumahkiri.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1155

Dewan Pimpinan Nasional – Serikat Rakyat Miskin Kota
(DPN-SRMK)

Jl. KP Guji Baru Rt 04/02 No. 19 Duri Kepa Kebon Jeruk Jakarta 11510
Telp : (021) 92859600 E-mail : ' ); document.write( addy78639 ); document.write( '\n dpn_srmk@yahoo.com Alamat email ini telah dilindungi dari spam bots, Javascript harus aktif untuk melihatnya

No : A/DPN-SRMK/Per/VII-2007/00...
Hal : Pertanyaan
Lamp : 1 Bundel Pernyataan Sikap

Kepada Yth,
Gubernur DKI Jakarta
Ketua DPRD DKI Jakarta
Kepala DINAS KESEHATAN Provinsi DKI Jakarta
Di Jakarta

LIMA SOAL YANG HARUS SEGERA DIJAWAB & DISELESAIKAN OLEH GUBERNUR DKI, KETUA DPRD DKI, DAN KEPALA DINAS KESEHATAN DKI !!!
Pada hari ini, Rabu, 4 Juli 2007, kami, perwakilan warga miskin Jakarta, gabungan dari 16 Kecamatan, dan 27 Kelurahan, tersebar di 5 Kotamadya, yang belum terdata sebagai Rumah Tangga Miskin (RTM) calon penerima kartu JPK Gakin, didampingi oleh pengurus Dewan Pimpinan Nasional - Serikat Rakyat Miskin Kota (DPN SRMK), dengan sengaja mendatangi Kantor Gubernur, DPRD dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mempertanyakan tentang lima persoalan yang harus segera di jawab dan di selesaikan oleh GUBERNUR, DPRD, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Lima persoalan serius yang harus segera diselesaikan tersebut adalah sebagai berikut:
dst


Heheheh..

Tidak, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mencela Indonesia.
komentar: halah, terus terang aja Riii.. mau maki-maki jujur aja lah..
pembelaan: maki-maki tidak terhindarkan, tapi kan tujuannya baek 

Justru harusnya setelah ini kita bisa berpikir mau ngapain kita ini..
komentar: halah, urusan gua udah banyak Rii.. ngapain gua mikirin orang laen..
pembelaan:  kalo bicara soal kesejahteraan,  elo juga pasti mau kan ngayal-ngayal dikit ? nah ini sebenere soal kesejahteraan gua dan elo kok..... plus orang-orang laen yang membutuhkan

Mudah-mudahan demikian.
komentar: cape deeh..
pembelaan: halah !! blistering bernickles !! thundering typhoon !! --capt haddock mode on