Tuesday, September 30, 2008

Eid Mubarak !!

\

 Assalaamu`alaykum Wr. Wb.

Setahun telah berlalu.......

Untuk itu izinkan kedua tangan ini kembali

bersimpuh.......

Memohon maaf atas lisan yang tak terjaga

janji yang terabaikan.......

Hati yang penuh dengan prasangka

Serta semua sikap yang pernah menyakitkan.

AriLatoeng&Keluarga

                    

Mengucapkan  

TaqobalaLlahu Minna Waminkum,

TaqobalaLlahu Ya Karim

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429H 

Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Tuesday, September 23, 2008

hikmah musibah

foto orisinil karya ryanfitro
link http://images.ryanfitro.multiply.com/image/4/photos/20/500x500/5/IMG-5860-2.JPG?et=getmoeyHqez0ygU37doizw&nmid=116792633


sabtu, 20-09-2008.

hari itu sebenernya rada menyebalkan. udara begitu panas sementara anginnya juga seolah berhenti bertiup. betul-betul membuat suasana hati ngga enak. yang rencananya mau jalan-jalan ke rumah saudara di timur jakarta dan dilanjut ke sebuah acara buka puasa harus batal karena mobil butut kami tidak mau menyala. betul-betul suasana hati kami buruk sekali. mungkin hari itu puasa kami tidak dapat ponten apa-apa selain lapar dan haus..:(

tapi sorenya, rasanya tidak tega melihat anak2 kami yang telanjur berharap jalan-jalan.. mau jalan-jalan ? hayuk lah. akhirnya saya mengajak istri dan ketiga krucil kami naik motor, menjelang buka puasa, ke acara buka puasa bersama kawan2 sebuah mailing list di McD Tebet --bukan karena sok mewah-mewah, melainkan karena kawan-kawan yang berhati mulia ini membuat acara buka puasa bersama anak2 yatim di sana. dan saya ingin berbagi kepedulian itu dengan anak-anak kami sehingga kami memutuskan membawa mereka semua serta.

well karena tidak dipersiapkan untuk "jadi" berangkat, kami tentu saja terlambat sampai di sana. sampai di sana, acara sudah hampir selesai dan praktis kami hanya seolah numpang kop-dar sambil makan.. berlalu hampir begitu saja hampir tanpa kesan..kepedulian yang ingin saya tanamkan pun sirna bagai impian

pulang, entah kenapa bensin yang tadi masih sepauh kini ada di bawah huruf E. kebetulan ada di simpang antara tendean dan bangka I, saya belokkan ke bangka I berharap para tukang jual bensin pinggir jalan belum tutup..
malangnya, kami tidak bernasib baik. persis setelah melalui tanjakan dan pertigaan Bangka II, motor kami mogoklah sudah..
dan terpaksalah kami lima anak-beranak berjalan kaki sambil mendorong motor ke tukang bensin terdekat --dengan catatan kalau masih buka.

tiba-tiba seorang tukang ojek menghampiri kami
"kenapa Bos ?"
"bensin abis Bang"
"lah emang tadi si Bos kagak ngecek tadi sebelum berangkat ?"
"nah orang tadi berangkat masi separoh Bang.."
dia terdiam sejenak, lalu bertanya, "nah ini mau kemana ?"
"jalan ampe nemu tukang bensin"
"wah.." sambil melirik jamnya, " mana ada tukang bensin pinggir jalan jam segini. udah gini aja, biar keluarga nunggu di sini di warung rokok sini istiahat, si Bos sama saya aja cari tukang bensin bawa kamari botolnya ntar dibalikin.."
bagus juga idenya. maka kami lakukan demikian

tukang bensin pinggir jalan memang cukup jauh adanya jam segitu. beruntunglah saya diantar pak ojek ini. saya beli bensin seliter saja, asal cukuplah sampai pom bensin betulan..

sampai kembali di motor, eh si Abang Ojek menolak dibayar.
"eh jangan, niat saya nolong Bos..Beneran lillahi ta'ala.."

sampai di situ, saya tahu bahwa kejadian hari ini memang sudah rencana-Nya.
jika saya tidak mengalami semua kejadian menyebalkan sebelumnya, mungkin saya ngga akan pernah bertemu Bapak yang sebaik ini.
ternyata MASIH ADA oang baik di dunia..
rasanya semua kejadian menyebalkan hari ini terhapus sudah oleh kebaikan hati Bapak ini

terima kasih TUHAN,
hari ini Engkau ajari kami untuk (mencoba) bersabar
hari ini Engkau ajari kami untuk terus berperilaku positif, bagaimanapun mengesalkannya hari yang kita alami
hari ini Engkau ajari kami bahwa di balik setiap "musibah" selalu ada hikmah yang bisa kami ambil

BR
ari.ams.latoeng.91

Tentang Seorang Baik Yang Telah Tiada..

Kalau Allah sudah menghendaki, maka ia tinggal bersabda Kun Fayakuun.. Maka Jadilah..

Dulu, tahun 2000, kami adalah enam sahabat yang sama-sama tugas di pelosok Indonesia Timur. Setelah kembali ke Jakarta, posisi yang dua menjauh, dan tergantikan oleh tiga orang lain. Sehingga kini menjadi tujuh sahabat. diluar jam kuliah atau jam kerja, kalau ada yang satu, yang lain ada pula.

Saat itu, dari bertujuh ini, yang empat sepakat bikin usaha sedang yang tiga bekerja di sebuah KAP/Konsultan. Yang tiga, meski ngga bisa bergabung dengan kami yang empat, punya komitmen untuk turut membantu usaha kami yang empat. Intinya, bertujuh ini sepakat untuk keluar dari PNS. Kalau istilah sahabat-sahabat dunia kang-ouw, kami bertujuh tidak minta lahir bersama, tetapi bersedia mati pada hari yang sama (taelah.. gaya lu Ri..)

Back to Laptop.

Salah satu kawan kami yang kerja di KAP, mendadak meninggal dunia. Dalam usia yang masih sangat muda 27 tahun. Meninggalkan seorang istri dan seorang bayi berusia 9 bulan.
Kami semua berkabung dan ada juga yang sedikit kecewa karena ia mendahului kami.

Saya ? cuma bisa pasrah bilang "elo emang good guy, Prend.." ini sebab saat dia married tahun lalu, satu angkatan kami hadir, dan subuh itu satu angkatan hadir juga; termasuk hadir diantaranya adalah cukup banyak angkatan kami yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang akuntan. Terharu sekali melihat kawan2 ini mau datang sejak jam 3 pagi, begitu banyaknya kawan2 yang datang sampai2 warga setempat sempat salah sangka.. 
Saya hitung jumlah yang shalat shubuh dan shalat jenazah, lebih dari 8 shaf.. dan saya yakin jumlah orang ke sampingnya lebih dari 15 orang..
(akankah bila tiba giliran saya, kawan2 saya kelak akan berdatangan seperti itu? -aih inginnya jadi good guy-)

Teman A ? saking sedihnya ia hanya bisa bilang "Elu gila lu, lu kan janji mau mampir liat-liat ke kantor baru. Gua tagih janji elu sekarang !!" seolah lupa kawan kami ini sudah meninggal.

Teman B ? ia justru menyesali nasib kawan ini yang menurut dia malang.."Prend, anak elu masih kecil Prend.. Gila lu milih ngga bertahan.."
dll dst..

Semua ini dialog di samping ambulans yang akan membawa jenazah almarhum ke kota kelahirannya. Iya, saya tahu ada beberapa kesalahan logika dalam kalimat2 kami. Tapi itulah yang terjadi saat itu. Kesedihan membuat kami seolah buta mata buta hati.. waktu itu..

Malamnya, kecapekan, bakda isya entah mengapa saya tertidur. Saya bermimpi ada di sebuah taman yang luar biasa indah. Betul2 indah pemandangannya. Bahkan iklan Salem High-Country yang tayang di TV3 Malaysia saat itu kalah jauh dengan ini. Ini aneh, saya ngga pernah bermimpi sefeminin ini. Tapi saya ikuti jalan setapak itu..
Tiba2 saya dengar suara memanggil. Saya ikuti suara itu sampai ketemu sebuah ayunan dimana kawan saya almarhum sedang bermain-main dan tersenyum.
"Elu juga kudu jadi good-guy juga dong Ri, biar elu bisa ada di tempat yang kayak gini. Elo liat deh, semua ada di sini.. "
dst dst.. ngga perlu saya ceritakan apa saja yang ada di sana..
Tapi pertanyaan berikutnya sungguh menusuk. Ia berhenti dan menunjuk, "Masalahnya, elu udah jadi good-guy belum Ri ?"
Seiring habisnya pertanyaan itu, berkelebatan segala kejadian yang saya alami dan atau lakukan muncul seolah ada layar LCD di depan mata. Melihat itu, saya hanya bisa merinding dan menangis. Ternyata saya belum pantas jadi good-guy. Jadi saya mohon ampun pada-Nya saat itu dan minta tolong jadi good-guy. Tapi saya mendadak sudah terbangun seiring adzan shubuh.

Esok paginya, saya ceritakan mimpi itu ke Kawan A yang satu kos dengan saya. Ia hanya tertawa saja. "Elu terlalu sedih Prend, kita semuanya.." begitu katanya
Mendadak, pukul 10 pagi itu kami harus pergi bertemu calon klien potensial. Maka kami, saya, kawan A, dan kawan B pergi meninggalkan pos tanpa penjagaan, hanya seorang penjaga wartel (yang sekaligus resepsionis kami) saja yang ada.
Pulang dua jam kemudian, si penjaga wartel ini menyampaikan bahwa tadi ada teman yang berkunjung. Ingin melihat kantor, katanya. Karena ia sangat meyakinkan sebagai teman kami, maka si penjaga mempersilakan kawan ini melihat-lihat. Ketika ditanya apa mau menunggu kami pulang, si tamu ini menjawab, maaf tidak bisa, saya mau pergi jauh.
Pada titik itu, kami mulai menduga-duga..  apalagi kawan2 sudah mendengar cerita saya sebelumnya.
Kebetulan saya memiliki beberapa foto lama, tapi foto ramai2, tidak ada yang close-up.
Kami minta ia menunjuk yang mana yang datang, kalau ada di foto ini. Dengan yakin, ia menunjuk wajah almarhum.
Tiga foto yang berbeda dan ia tiga kali menunjuk dengan benar. Padahal si penjaga ini belum pernah betemu sebelumnya.

Malam itu juga kami berkumpul di rumah kawan B dan mendoakan almarhum. Kami menduga2 ada apa ya ? Baru setelah beberapa lama, kami mengambil kesimpulan bahwa entah almarhum betulan entah jin baik yang menyamar sebagai almarhum, yang jelas ia menjawab semua komentar kami pagi itu

Belum ada semenit kami menyimpulkan itu, HP Kawan B berbunyi tanpa ada caller ID. Kawan B sudah menduga bahwa ini pasti ada kaitannya maka ia merekam pembicaraan itu (secara waktu itu belon ada HP pake loudspeaker gitu loh)
Dan kami yakin sekali bahwa itu mirip sekali dengan almarhum dan ia menyapa, "Halo Broer. Gimana kabarnya ? Anak elu baik-baik aja kan ? Jangan lupa elu jaga kesehatan, ya.."
Kawan kami B ini sudah tidak bisa ngomong lagi. Hanya bisa bilang iya iya dengan terbata-bata..

Saat kami mendengarkan rekamannya, kawan D --belum saya ceritakan sebelumnya tadi-- yang paling dekat dengan almarhum langsung merebut telepon dan menelepon balik. Dua kali ia telepon caller ID yang tidak nampak itu (tapi ada jejaknya sih) tertuju pada dua nomor yang berbeda, yang pertama sebuah gudang di Jakarta Utara, dan yang kedua sebuah kantor di Jakarta Barat yang sedang lembur. Dan semuanya adalah klien kawan kami ini

Saya tidak tahu apakah ini yang disebut keajaiban Tuhan.
Saya tidak berani memastikan ini betul almarhum atau hanya Jin yang memirip2kan almarhum
Yang jelas, pesan yang ditinggalkan baik. Ia mengucapkan selamat tinggal dengan membalas semua perkataan kami kawan2 dekatnya di ambulans.

Selamat jalan, kawan
Gw kangen sama elo, Prend.. Ngga ada yang ngomelin gw lagi kalo gw males shalat di awal2 waktu..
Gw masih berusaha jadi good-guy Prend. But believe me it's soo hard.. Sebab good guy versi elo itu ngga cukup jadi orang baek, tapi juga jadi orang bener. Nah gw ini baek aja belon beres, apalagi benernyee..?!
Wish you still happy on "the garden" there and may God bless you forever, here on earth and there.. and  later..

BR, ari.ams
In memoriam of our friend AA, Aug 1973 - July 2000

Thursday, September 11, 2008

Olimpiade Beijing dan Introspeksi Dunia Islam

original article: http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=82&Itemid=57

Olimpiade Beijing dan Introspeksi Dunia Islam

Hiruk pikuk olimpiade Beijing di Bejing dapat dijadikan untuk mengajak umat melakkan introspeksi untuk melihat berbagai kegagalan-kegagalan kita

Oleh M. Syamsi Ali*


Dua minggu terakhir China sedang menjadi pusat perhatian mata. Bermilyar manusia dari seluruh penjuru dunia menonton perhelatan dahsyat 4 tahunan, Olympic games, yang tidak saja dituan-rumahi oleh negara berpenduduk terbesar dunia itu, tapi juga didominasi dalam peraihan medali.

China memang fenomenal. Mungkin kata yang paling pantas adalah bahwa China memang dahsyat dan fantastik. China sejak dulu, tidak saja dikenal sebagai sebuah negara, tapi sebuah peradaban yang yang sejak kala dulu banyak mendominasi dunia kita. Siapa yang tidak kenal sejarah nusantara yang juga tidak terlepas dari sejarah peradaban China?

Di saat-saat hampir semua negara di Asia digoncang oleh krisis ekonomi dan finansial di tahun penghujung 1997, China dengan tegar dan kokoh solid melalui krisis itu tanpa pengaruh yang bermakna. Jika saja kita melihat negara-negara ASEAN saat ini, termasuk dua negara Muslim mayoritas, Indonesia dan Malaysia, nampak Chinalah yang mendominasi.

Dalam dunia internasional, China dengan kalem tapi mulus dalam menjual dominasinya hampir dalam seluruh linea kehidupan global. Di PBB sendiri China memiliki posisi yang sangat diperhitungkan, bahkan terkadang lebih dperhitungkan ketimbang Rusia atau Prancis misalnya. Pasalnya, China ternyata menancapkan kuku pengaruhnya di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia dan Afrika. Bahkan di beberapa negara Amerika Tengah dan Latin, China memiliki pengaruh ekonomi yang berat.

Mungkin bagi kita yang tinggal di negara yang terkadang dijuluki 'the only super power' ini, ternyata China pun bisa dikategorikan sudah menembus dengan goncangan yang menakutkan. Berbagai produksi kecil, dari mainan anak-anak (toys), makanan-makanan hewan piaraan, dll., telah merajai pasar negara ini. Cukup mengkhawatirkan, sampai-sampai ada upaya untuk menjatuhkan citra produksi China dengan kasus-kasus keracunan anjing, dan juga tuduhan mainan anak-anak yang membahayakan. Tuduhan demi tuduhan itu begitu keras, sampai-sampai semua siaran TV hanya menyiarkan hal tersebut berhari-hari.

Dunia Islam?

Mungkin perlu dibedakan secara jelas antara cita dan realita. Islam adalah cita semua Muslim. Tapi Muslimlah yang kemudian harus membawa cita itu ke sebuah realita. Kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh dunai Islam saat ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Islam dalam kenyataannya adalah kejayaan. Mungkin akan lebih tegas jika dikatakan: 'tiada kejayaan tanpa Islam dan tiada Islam tanpa kejayaan'.

Bagi beberapa kalangan, pernyataan di atas tidak diterima. Potongan pertama akan mentah-mentah ditolak oleh kalangan 'liberal-secular group', yang selalu melihat sebuah kejayaan dengan keterlepasan dari nilai-nilai agama (baca Islam). Sebaliknya, kalangan 'exclusive-minded group' sudah psti menolak yang kedua karena bagi mereka Islam itu identik dengan keterlepasan dari hiruk pikuk kemajuan dan kejayaan dunia. Bagi mereka, semua yang mirip dengan apa yang mungkin dilihat sebagai kejayaan 'ala barat' adalah tidak Islami dan bahkan antitesis dengan Islam.

Padahal, pernyataan di atas adalah ekspresi sederhana dari doa sapu jagad umat: 'Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirah hasanah'. Bahwa umat yang mengimani Islam memiliki cita hidup yang jelas, yaitu 'kejayaan dunia dan kejayaan akhirat'.

Namun realitanya, dunia Islam sangat jauh dari cita yang agung itu. Umat saat ini sedang merana di hampir seluruh linea kehidupannya. Bahkan hingga di titik kehidupan yang paling esensial sekalipun, akidah, umat sedang menghadapi krisis yang luar biasa. Saya katakana demikian, karena akidah bertujuan membangun muru'ah (dalam bahasa lain, izzah) atau mungkin dalam bahasa populernya 'self confidence'. Kenyataannya, umat kehilangan kepercayaan diri, dan itu merupakan identifikasi krisis iman yang paling nyata.

Secara ekonomi, dunia Islam dikaruniai nikmat kekayaan yang luar biasa. Ada yang memperkirakan, lebih 65% kekayaan alam, dari minyak, pertambangan, lautan, hutan, dll., di berbagai negara di Asia dan Afrika, ada di negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Tapi menyakitkan, mereka yang dikategorikan manusia-manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan juga mayoritasnya ada di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Secara politik, hanya bilangan jari saja dari sekian negara-negara Muslim yang mempraktekkan hukum 'syura'. Mayoritasnya, jika tidak dictatorship, ya dipaksa untuk nmenerapkan sistim orang lain. Mungkin kelompok kedua ini boleh jadi memakai sistim dengan istilah cantik, demokrasi misalnya. Tapi kenyataannya, semua hanya simbolisme dominasi sistim yang orang lain paksakan. Buktinya, sistim itu dianggap sukses jika 'delivering interests of certain power'. Jika tidak, walau kenyataannya melakukan hal yang sama, justeru dianggap tidak demokrasi.

Secara kultur dan sosial, dunia Islam masih sangat morat-marit. Kedisiplinan dan etos kerja sangat jauh di atas rata-rata kedisiplinan dan etos kerja orang-orang yang kita sebut 'kafir'. Betapa seharusnya kita kagum dengan etos kerja orang-orang China di kota dunia, New York. Terbukti dengan menjamurnya restoran-restoran China hampir di mana-mana. Demikian pula dengan komunitas Korea, dll.

Dalam arena kehidupan global, umat Islam nyata termarjinalkan dalam segala hal. Produk-produk untuk kebutuhan asasi umat, hatta dalam hal-hal yang sifatnya ritual sekalipun, justeru diproduksi oleh orang lain. Lihatnya pasar di mekah, dari tasbih, sajadah, baju jubah, dll., banyak justeru 'made in China'.

Mungkin yang paling nyata adalah kenyataan bahwa di pusat diplomasi dunia, PBB, dunia Islam sama sekali tidak terwakilkan secara baik. Suara negara-negara Muslim hampir tidak terdengarkan di saat seharusnya didengar karena membela hak-hak sesama yang terinjak-injak di berbagai belahan dunia. Bandingkan antara jumlah negara Uni Eropa dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun signifikasi suara kedua organisasi (OKI dan EU) sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi.

Alkhulasoh, umat Islam kini berada di sebuah jurang kegagalan. Dan sangat menyedihkan, terkadang kegagalan-kegagalan itu justeru dirasakan oleh sebagian sebagai 'Islamically justified'.

Apa Gerangan?

Kenyataan ini menjadikan banyak kalangan yang tidak habis pikir. Apa gerangan? Apa yang sedang terjadi? Apa penyebab sehingga terjadi seperti itu? Bukankah umat Islam pernah jaya lebih 7 abad? Sebuah kejayaan terpanjang dalam sejarah hidup manusia?

Pada akhirnya, banyak kalangan pengamat hanya bisa menempatkan pengamatan mereka di satu sisi. Terkadang Islamnya yang disesali. Atau sebaliknya, terkadang apa yang dipersepsikan sebagai lawan Islam yang disesali. Terkadang pula para pengamat itu hanya mengantar umat kepada sikap 'menuduh' dan atau 'menyesali'. Menuduh orang lain atas kegagalan-kegagalan umat. Atau sebaliknya juga menyesali diri sendiri atas kegagalan-kegagalan itu.

Yang disayangkan, bahwa ada kecenderungan sebagian untuk saling melemparkan kesalahan. Dan tentunya yang paling tidak membahayakan, ketika pihak-pihak tertentu merasa 'dirinyalah atau metode pendekatannyalah' yang absolute benar. Semua yang tidak sejalan salah dan bahkan dianggap menjadi penyebab atau kontributor kegagalan-kegagalan itu.

Dalam hal ini, ada dua pandangan ekstrim yang sedang berlaga. Pandangan yang mengatakan bahwa dunia Islam saat ini terbelakang karena masih terkungkung oleh konsepsi syariah Islam, yang menurutnya, hanya menjadi aral dalam upaya mencapai kejayaan itu. Sebaliknya, ada pula yang sangat simplistik dalam melihat bahwa berbagai kegagalan disebabkan oleh tidak ditegakkannya syariah Islam. Yang runyam, ketika syari'ah Islam ditafsirkan secara sempit dengan berbagai simbolisme agama yang sama sekali tidak menyentuh substansi kehidupan manusia.

Dalam sebuah dialog antar agama (Islam dan Yahudi) di New York University (NYU) beberapa waktu lalu, saya ditanya oleh seorang peserta: 'Bagaimana sikap anda jika ada Muslim yang ingin mempraktekkan syariah di Amerika?'

Sebagian peserta Muslim tentu bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada pula yang cenderung mengatakan bahwa syari'ah itu adalah isu lama, yang tidak ada lagi dalam agama ini. Sebagian yang lain, menginginkan jika saya menegaskan bahwa tujuan mulia Islam memang adalah menegakkan syari'ah dalam sebuah tatanan pemerintahan Islam yang disebut khilafah.

Dengan tenang dan senyum, saya jawab bahwa sesungguhnya dari pertanyaan anda saya memahami jika anda sedang phobic (ketakutan) dengan konsep syari'ah. Itu menandakan bahwa yang perlu saya lakukan bukan menjelaskan sikap saya, tapi menjelaskan konsepsi syari'ah untuk membenarkan persepsi anda tentang syari'ah itu sendiri.

'Syari'ah adalah jalan hidup. Syari'ah adalah aturan yang mengatur kehidupan seorang Muslim secara menyeluruh, yang dirincikan kemudian dalam sistim hukum mufasshol (detail) yang disebut fiqh. Intinya, tiada Islam tanpa Syari'ah, dan bagi seorang Muslim tiada kehidupan bermakna tanpa Syari'ah'.

Jawaban saya di atas tentunya mengejutkan bagi sang penanya. Penjelasan-penjelas an saya tentang Islam yang terbuka, bersahabat, maju, berbudaya, dll., seolah sirna dengan penjelasan saya tentang Syari'ah tersebut. Bagi dia, seharusnya saya mengatakan bahwa Syari'ah itu adalah hukum kuno yang hanya berlaku 25 abad silam. Kini, dengan kehidupan modern di abad 21, umat tidak perlu lagi syari'ah.

Tapi kemudian saya susuli: 'Amerika Serikat, sebagai sebuah negara dan bangsa, telah mempraktekkan banyak hal yang sifatnya syari'ah. Bahkan tidak berlebihan jika saya katakan, dalam beberapa hal, Amerika lebih mempraktekkan syari'ah dari negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. 'Keadilan, kesetaraan, kemerdekaan, dan pertanggung jawaban publik' adalah bagian tak terpisahkan dan bahkan menjadi asas dari seluruh sendi-sendi kehidupan syari'ah kemudian'.

Penjelasan saya tersebut ternyata tercerna secara baik oleh sebagian besar peserta. Sehingga pada akhirnya saya bisa mengatakan, apa yang anda saksikan saat ini di berbagai belahan dunia Islam, dari kediktatoran, kemiskinan, keterbelakangan di dunia sains dan teknologi, hilangnya kedisiplinan sosial dan rendahnya etos kerja, semua itu menunjukkan kegagalan umat Islam dalam menerapkan syari'ah yang sejati.

Pada akhirnya, dengan hiruk pikuk olimpiade Beijing saat ini, umat diajak untuk melakukan introspeksi. Apakah kegagalan-kegagalan itu karena konsepsi Islam? Atau sebaliknya, berbagai kegagalan yang terjadi justeru disebabkan oleh kegagalan umat dalam menerapkan syari'ah yang sejati. Kalaulah Syari'ah itu menjadi 'penghalang' kebangkitan, seharusnya Turki saat ini lebih hebat dari Jerman. Sebaliknya, seandainya 'pengakuan Syari'ah' itu menjadi fondasi kejayaan, tentu Saudi Arabia telah jauh lebih maju ketimbang Singapura.

Saya hanya kembali diingatkan oleh pernyataan Prof. Dr. Habibie, untuk bangkit diperlukan manusia-manusia yang berotak Jerman, tapi berhati Mekah. Mungkinkah? Pasti bisa karena itulah makna 'ulil al baab' yang memiliki dua sayap yang mampu menghantarkannya kepada kehidupan yang lebih tinggi, yaitu 'sayap dzikir dan sayap fikir'.

"alladzina yadzkuruna Allaha qiyaaman wa Qu'uudan wa 'aala junuubihm, wa yatafakkaruna fi khalqis samawati wal al ardh."

New York , 20 Agustus 2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com