Monday, April 29, 2013

Once Again: Bahagia itu Sederhana



SAYA INGAT waktu saya masih bocah cilik* [ umur 2-3 tahun, masih tinggal di Kotabaru, Yogyakarta ],  kalo saya menangis ngga berhenti, orangtua saya akan segera memberdirikan saya di antara jok dan setang Scooter Lambretta dan segera menuju lintasan rel kereta. Biasanya yang dipilih perlintasan kereta Stasiun Lempuyangan instead of Stasiun Tugu..
---- Setelah saya pikir2 alasannya simpel: soale kalo ke Stasiun Tugu, saya pasti minta mampir Malioboro atau Beringharjo, dan ujungnya jajan :p  Orangtua saya memang  pelit #eh cerdas
---- Nggak ding, itu soale waktu itu kereta yang lewat siang-siang ya di Lempuyangan..
Waktu itu, seketika kereta lewat, seketika itu juga tangis saya berhenti dan jadi tertawa-tawa kegirangan.

Nawaktu giliran anak-anak saya, saya juga pakai cara ini..
Tetapi secara rumah kami di Pangkalpinang lebih dekat ke Pelabuhan Pangkalbalam  [ dan relatif mudah masuk ke dalam sampai dermaga ], dan sedang kalau di Batam rumah kami sangat dekat dengan Bandara Hang Nadim,  maka ke situlah kami menuju kalo anak-anak kami sedang rewel.

Saya kurang tahu, tapi mungkin nggak banyak diantara rekan2 FB yang kepikiran ke bandara [ kalo di jakarta ke Soetta, misalnya ], ke anjungan pengantar, hanya untuk menyaksikan pesawat tinggal landas dan atau mendarat.  Tetapi di bulan-bulan awal  sekembali kami ke Pulau Jawa [ dan tinggal di Bintaro ujung arah Ciledug ], ke sanalah kami menuju; Sambil bawa bekal makan minum dan kantong plastik buat tempat sampah.

Perjalanan dari Bintaro - BSD/Kunciran [ tergantung lewat Tol atau Ciledug ] -Neglasari - Bandara, anginnya, frekuensi take-off dan landing-nya, serta jumlah pesawat yang take-off / landing bersamaan [ di landasan yang berbeda tentunyah ] jadi hiburan tersendiri buat anak-anak kami.

Terakhir terakhir ini, karena anak-anak kami toh tidak jauh selisih usianya, kami bisa bikin X-Factor / Indonesia Idol mini di rumah. Kadang-kadang, bisa ajak-ajak anak-anak tetangga [ dan kalo sama mereka, pesertanya bisa sampe 20 loh ].. Dan nyatanya anak2 tetap bisa terhibur.. Orangtuanya juga, sik :D

Ternyata hiburan nggak harus mewah.  
Ternyata bahagia juga nggak harus megah.. 
Tentunya, itu jika ukuran bahagia tidak diukur dengan satuan mata uang dan atau prestise. 
#Bahagia itu #Sederhana

Catatan: 
*   kalo sekarang Bocah-Tua-Nakal :p
tulisan ini terinspirasi dari blog Mas Ananto di sini:  Hiburan Murah Meriah Menonton Kereta Api

Sunday, April 28, 2013

Salam


Saya termasuk yang menikmati suasana pelosok/pedesaan dan atau situasi jaman dulu saat setiap orang yang bertemu mengucapkan salam atau mungkin sekedar "monggo, Pak" atau "badhe tindak pundi? mau kemana?
---- Oke deh.. itu mungkin basa-basi.
---- Tapi dulu orang mengucapkannya dengan penuh rasa..

---- Kalo sekarang, "rasa" itu yang jarang kita jumpai. Kita kan masih bisa bedakan mana yang basa-basi yang terasa cuma tempelan dan mana yang betul2 dengan hati

Sampe terharu sih mungkin enggak.
Belum.
Belum  sampe level itu, saya... 

Tapi akan senang sekali rasanya dikelilingi oleh orang2 yang perhatian.

Di kota-kota seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, Kendari, Pangkalpinang, dan bahkan Batam [setidaknya saat saya tinggal di sana], masih sering kita jumpai orang2 yang akan segera membalas sapaan kita, atau malah tersenyum menyapa duluan.

Naah.. kalo di Jakarta, kadang2 saat kita mencoba tersenyum dan menyapa, eh yang disapa malah menatap kita penuh selidik "ini orang SKSD mau ngapain ya?"
---penuh curiga kalinya orang-orang di kota metropolitan ini ya? macam betol aja


Sapaan Sakti ?

Tetapi untungnya, bahkan di Jakarta, masih ada orang2 yang meski mungkin hatinya bertanya-tanya, tetap akan membalas sapaan kita..  Kata sapaan sakti yang biasanya dibalas itu adalah: as-salaamu'alaykum

Iyalah.. khususnya bagi muslimin, kata sakti ini kalo udah diucap kudu dibalas soalnya..
Jadi kadang2, etapi ini bukan karena sentimen agama, saya lebih sering mendahului mengucap salam. 90% dibalas :D

Tapi ini aturan khusus :D
Dalam kaitan hubungan sosial masyarakat yang saya angkat, ini jadi "aturan khusus" yang meski relevan tapi sebaiknya saya bahas tersendiri. Mohon maaf
Mari kita kembali ke laptop..


Spesial Pake Telor

Saya bicara salam dan sapa di sini konteksnya umum.

AlhamduliLlaah, saya masih dikeliingi orang2 yang baik..
Orang-orang saling tersenyum, atau mengangguk sopan, atau menyapa, kalo bertemu. 
Ya pastinya tidak setiap orang, tapi kebanyakan  (^-^)V
Dan karena ketulusan itu dapat dirasakan, maka saya boleh pastikan bahwa orang2 baik  di sekeliling saya ini murni bukan basa-basi, melainkan karena memang pada dasarnya baik ^ ^ 

May God bless you, brothers/sisters.. ^ ^


::juga diinspirasi dari status FB sendiri 3 April 2013
::status itu sendiri terinspirasi dari tulisan ini

Matamu..



Di beberapa tempat, katabenda seperti dagadu matamu ini dijadikan kata makian. 
Tapi di beberapa tempat lain, katabenda begini betul2 hanya menunjukkan benda berupa mata milikmu atau your eyes.

Mata seseorang itu istimewa.
Beneran..

Pernah lihat orang jatuh cinta ? Matanya akan memancarkan binar2 yang gimanaaa gituh saat ia memandang orang yang ia cintai/sayangi. Begitu juga kalo seseorang benci atau senang. Si mata ini umumnya selalu memancarkan hati si empunya mata. Bahkan seseorang berbohong atau tidak pun bisa dilihat dari mata seseorang itu.

Saya sendiri, kadang menilai seseorang "cantik" hanya dari matanya.  [ note: bukan bentuk dan atau warna matanya ya?
Apalagi kalo si empunya mata memandang kita dengan ekspresi gimanaaa gitu.. rasanya emang selangit. 

Itu baru liat mata doang, loh
Ngobrol juga belon, loh..


Makanya wajar seseorang seperti Tatsuro Yamashita ( dan tentunya juga sayah ) suka menulis kerinduan pada seseorang, yang dirindui itu tatapan matanya yang gimanaaa gitu tadi itu :D

Kayak gini loh
http://youtu.be/9gVVchhXLns

Kalo bole jujur sik,  sebenere ada yang versi lebih bagus.. betul2 ngasi liat beberapa mata yang kebetulan sedang gimanaaa gituh < ini kok mulai jadi bahasa smurf nih kata "gimanaaa" ini > cuma, karena ada foto yang --mungkin-- menurut ukuran orang kita biasa dianggap ngga senonoh, ngga saya share di sini.
Padahal asli ada mata (mata doang, wajahnya ngga diliatin ) yang betul2 cakep di situ.


it's morning
and as I wake
I see your eyes
they are my reason
they are my answer now
because I love you
the one who makes my dream come true ^ ^


::sumber: status facebook diri sendiri, 26 Maret 2013 [diolah]

Sunday, April 21, 2013

Tentang Kesalahan

foto dari cover buku ( free e pub)
I Forgive You: Why You Should Always Forgive http://www.smashwords.com/books/view/13176
PERNAH NONTON dong film Spiderman ?Tau dong episode Sandman ?

Yang menyenangkan dari film Spiderman (entah itu karena Marvel Comics-nya yang punya ciri khas tokohnya adalah "spiderman juga manusia" "manusia biasa penuh problematika" atau gegara aksi pembuat filmnya), ternyata ada banyak sisi yang bisa dilihat dalam sebuah kejadian. termasuk dalam peristiwa pembunuhan Ben Parker, konflik antara Mary-Jane dan Peter, dan lain-lain.

Dalam kasus Ben Parker, penembakan yang menewaskannya itu terjadi tidak disengaja. Pelakunya betul2 berada dalam keadaan yang "sangat membutuhkan", akan tetapi lingkungannya tidak peduli. 
Terpojok.. 
Dan setelah apa yang terjadi, si pelaku (yang kemudian bermutasi menjadi Sandman) menyesalinya setiap malam.

Saya yakin setiap kita pernah membuat kesalahan dalam hidup, baik sadar maupun tidak. Kesalahan itu sendiri mungkin sudah sesuatu; tetapi rasa bersalahnya itu sendiri adalah sesuatu yang lain.

Saya sendiri pernah juga melakukan kesalahan. Saat itu terjadi, saya tidak menyadari kesalahan itu. Dalam kasus saya, tepatnya: saya terlalu egois untuk sadar bahwa itu adalah kesalahan. Tetapi ketika tahu, nyatanya saya jadi kepikiran setiap saat setiap waktu..  dan belum terhenti sampai akhirnya bisa minta maaf secara langsung --dengan penuh perjuangan ituh, karena xiaolongnv  orangnya juga sudah 16 11 tahun menghilang dan ngga mudah nyarinya-- 

...Dan karena saya alami sendiri, saya tahu beratnya minta maaf itu. Seperti itu juga saya paham beratnya memaafkan. Dan saya salut pada mereka yang melakukan itu dengan mudah, tetapi tetap serius ( bukan cuma sekedar maaf di mulut ).
Karena itulah,  ketika Peter Parker berkata "I forgive you" pada Sandman setelah tahu apa yang terjadi --dan tentunya karena saya punya penyakit kegeeran tingkat tinggi hingga selalu mengambil kesamaan dengan apa yang pernah saya alami sendiri--  entah kenapa, saya kok jadi ikut-ikutan merasa lega.

Mungkin pada dasarnya manusia memang ingin merasa "diterima". tidak dianggap berbeda. Sukur2 bisa disayangi --natapi kalo bagian terakhir ini, tentunyah ada klausul: syarat dan ketentuan berlaku :p




catatan: 
1. Tulisan ini sebenernya editan ulang dari status FB ane tanggal 14 Januari 2013, abis nonton film Spiderman untuk kesekian kalinya di layar kaca
2. Ya, tulisan ini ada hubungannya, tetapi tidak terbatas, denganmu.. sebelum kamu nuduh aku akui duluan :p

Friday, April 19, 2013

Lalai


isi khutbah jumat masjid di basement gd jamsostek hari ini kalo diringkas kira-kira gini:
"jangan sampai hartamu, istri (-istri) mu, atau anak-anakmu membuatmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.."

----- duh, untungnya kalo di ane malah bikin berdoa terus #eh 
liamaksudnya bawa-bawa istri sampe bikin berdoa terus apa ya, pak ari  ? *asah golok*
----- baca dulu berikutnya deh.. baru nanti komen, ya ? #ngeles 

lalu sang khatib melanjutkan dengan ayat-ayat ini:
  • “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 64:14)

  • “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. ” (QS 8:28)

  • “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS 63:9)
sebelum salah pengertian kayak ibu lia tadi, isi ayat maupun khutbah itu sama sekali TIDAK menyalahkan harta, istri, maupun anak

saya mencoba menulis ulang khutbah dalam gaya bahasa ane:

banyak orang suka mengaitkan keluarga dengan korupsi yang ia lakukan. misalnya: habis istri ane begini begitu, sik.. ini dalam rangka menyiapkan pendidikan anak ane, sik.. dll dsb.. sampe2 saking keabisan alasan nyalahin setan, habis setan ngegodain ane, sik.. *tepokjidat*
-----ps: ini korupsi secara umum, tidak terbatas yang dibahas dalam UU Tipikor 

tapi khutbah ini tidak hanya soal korupsi loh, terlalu bersemangat mengejar dunia sampe shalat ngga ontime atau ngga khusuk, ya sama aja <-- sama ajah lalai nya terhadap Allah :p

ingatlah, agama mengajarkan bahwa kita bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri.
pada dasarnya kita sendiri yang lemah dengan dunia (termasuk tuntutan ataupun apa yang diaku2 keinginan baik menyiapkan pendidikan anak). mungkin betul ada "tuntutan" ini itu dari keluarga, tapi karena manusia diciptakan untuk bisa membedakan mana baik dan buruk, ya harusnya sebelum memutuskan korupsi pikir ulang lagi deh ini baik apa buruk.
maka tajamkanlah pikiran dan akal ente supaya ente bisa membedakan mana baik dan buruk dan tegas-tegas mengambil sikap terhadapnya.

yang kedua, kalo emang ente salah, ngaku aja deh.. daripada malah ngambinghitamin orang laen jadi malah dosa 2x tuh..  apalagi pake nuduh setan pula.. kan malah ketawa dianya: inilah kerja ai, you you orang ni lah teruk sangatlah mau sahaja ikut apa ai kata, ah
---

demikian isi khutbah jumat hari ini, ari melaporkan dari TKP
semoga bermanfaat.
---

lia: oke sudah baca semua.. jadi soal istri bikin berdoa ini pak ari maunya apa ?!
----- ...... ::keringatdingin::

Friday, April 12, 2013

Tenang

Khutbah Jumat hari ini di masjid di lingkungan dernaga 2 dan 3 Dok Kodja Bahari bicara mengenai hubungan manusia dengan TUHAN-nya

Sedikit kutipan mengenainya:

"Di hari akhir, manusia ditanyai pertama kali adalah shalat-nya. Jika shalat-nya baik, maka insyaa Allah baik pula seluruh amalnya. 
Tetapi ada sedikit masalah di sini, saudara-saudara.. Yakinkah kita bahwa shalat kita itu sudah baik di mata Allah SWT ? Ingat, ada hadits mengenai orang yang 60 tahun ditolak shalatnya..60 tahun shalatnya sia-sia, saudara-saudara.. Dan itu karena... ? 
Menurut hadits tersebut, itu karena "ia menyempurnakan rukuk-nya tetapi tidak menyempurnakan sujud-nya, dan ia menyempurnakan sujud-nya tetapi tidak menyempurnakan rukuk-nya".  
Itulah sebabnya kita diminta shalat dengan thuma'ninah.."

Adapun hadits yang dimaksud adalah
Ø¥ِÙ†َّ الرَّجُÙ„َ Ù„َÙŠُصَÙ„ِّÙŠ سِتِّينَ سَÙ†َØ©ً ÙˆَÙ…َا تُÙ‚ْبَÙ„ُ Ù„َÙ‡ُ صَلاَØ©ٌ ÙˆَÙ„َعَÙ„َّÙ‡ُ ÙŠُتِÙ…ُّ الرُّÙƒُوعَ Ùˆَلاَ ÙŠُتِÙ…ُّ السُّجُودَ ÙˆَÙŠُتِÙ…ُّ السُّجُودَ Ùˆَلاَ ÙŠُتِÙ…ُّ الرُّÙƒُوعَ
“Sesungguhnya (ada) seseorang sholat selama enam puluh tahun, namun tidak ada satu sholat pun yang diterima. Barangkali orang itu menyempurnakan ruku’ tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud, namun tidak menyempurnakan ruku’nya.” [Hadits hasan riwayat al-Ashbahani dalam at-Targhib, lihat ash-Shohihah no. 2535]

kutipan di atas ini, saya copas tanpa ijin (mudah2an diikhlaskan) dari sini

Jujur saya terpana mendengarnya. Alangkah rugi dan sialnya kawan itu.. Mungkin dia merasa sudah menunaikan kewajibannya, mungkin pula ada harapan-harapan yang ia inginkan dalam doa-doa shalatnya.. tapi selama sekian lama boro2 diterima, dilirik pun tidak.

Saya ? 
jangan-jangan saya sendiri begitu ?
NaudzubiLlaahimindzalik ! Jangan sampe deh begitu :(



Omong-omong, jangan-jangan kita yang tinggal di Indonesia ini ngga suka ngecek bener enggak shalatnya ya ?

Coba deh, kalo tarawih yang dicari yang bacaan dan "senam"-nya paling cepet.
Coba lihat lagi deh, di Indonesia boleh dibilang muslimnya terbesar di dunia, dari 10 orang yang kita lihat, kemungkinan besar 8-nya muslim. Tapi lihat lagi Indonesia: korupsinya paling tinggi, lalu lintasnya paling semrawut, pembangunan negerinya berantakan sampe soal menjamin kestabilan harga aja bubar.. geng-geng-an di masyarakatnya paling banyak, termasuk geng atas nama agama, dan semuanya mengaku paling betul paling suci sedang yang lain sesat !
Jangan-jangan semua kita, saya dan Anda (bila Anda muslim tentunya), ngga ada satu pun yang shalatnya diterima..


NaudzubiLlaahimindzalik ! 
AstaghfiruLlaahaladziymi..
---

back to khutbah jumat :D

Habis itu dibicarakan tentang apa dan bagaimana thuma'ninah itu.. Lalu kemudian shalat yang thuma'ninah itu dipraktikkan bersama-sama saat shalatnya

Pengin tahu seperti apa thuma'ninah dalam shalat itu ? Coba deh klik ke mari

Semoga bermanfaat :D
gambar diambil dari http://riangold.files.wordpress.com/2011/02/sholat1.jpg?w=289

Monday, April 1, 2013

Belajar Ikhlas dari Warung Sebelah



Hari itu, di bulan Juni 2012, kami ada perjalanan cek fisik dari Dili ke Maliana. Perjalanannya makan waktu 4 jam sekali jalan. Setelah perjalanan panjang pulang dari Maliana di Bobonaro, kami tiba kembali di Dili pukul 21:20 waktu setempat.

Dili itu, jangan dibandingkan dengan Batam apalagi Jakarta. Sama Pangkalpinang atau Kendari aja mungkin masih kalah, kok. Jam 9 itu, jalan utama Dili udah sepiiiiiiii banget, mobil lewat bisa dihitung dengan jari. toko2 nyaris semuanya sudah pada tutup.
Situasi ini memang bikin bingung karena kami belum ada yang makan malam :(
Pilihan akhirnya (lagi lagi) jatuh ke Eastern, yang paling dekat hotel, oleh karena itu sering betul kami makan di situ.  Eastern itu, judulnya sih resto burger, tapi isinya selain burger juga jualan chinese food. Dan yang paling penting itu.. harganya murah (untuk ukuran Dili) dan rata-rata sama untuk setiap paketnya..
Naah kali ini saya memilih menu..
#halah !!
::kok ngomongin makanan, sih !? bukan ituu.....!

Menjelang jam 10,  kami melihat anak yang punya toko merangkap kasir, keluar membawa 4 kotak burger. Saya perhatikan ia membagikannya kepada 4 anak kecil penjaja pulsa Timor Telecom yang masih menunggu pelanggan ( khususnya setap-setapnya PBB dan tentara/polisi Australia yang rata2 pada tinggal di hotel2 sekitar sini).
::setap ! Jadi inget para "junior asisten setap"-nya tax-inaer nih :p

Kami goda dia aslinya sih sok-sokan pake english ) : "Kenapa ngga dituker pulsa aja, Ce?" 

Dia cuma ketawa aja dan menjawab naah.. "cara" menjawab nya ini bikin ketohok yang pertama. Dia jawab dengan bahasa indonesia meskipun patah2  berlogat campuran chinese dan bagian tertentu di Indonesia ) : "Itu kan burger dan kentang yang tidak  laku.. Kalau disimpan, besok juga basi.. Bagus dikasih orang biar ada manfaat. Lagipula semua kebaikan pasti kembali ke kita lagi kok, kadang2 berlipat ganda.." 
( ini lagi.. denger "isi" jawaban itu jadi ketohok yang kedua kali :p )

Saya jadi mikir: kalo saya jadi dia, belum tentu saya bersedekah dengan ikhlas seperti itu lho.. 

Tapi oke deh.  Dari sisi matematika sedekah yang selama ini saya diajari, sedekah kita akan kembali berlipat-lipat ganda.. Bisa jadi karena itulah rejeki si Eastern lancar. Sepertinya, nyaris tiap kali ke sana, meja kosong cuma ada satu dua saja..

Yang paling bikin saya merasa tertohok itu sebetulnya ini: dia ini sedekah ikhlas tanpa beban loh.. Bukan karena tahu, bukan pula karena mengharap balasan yang berlipat ganda..

Nah.. Kalo saya dan Anda, gimana ?  
#ehsalah
::saya aja, ding..
...


repost dengan sedikit editan info tambahan dari FB Notes tanggal 15 Juni 2012
https://www.facebook.com/notes/ari-ams/belajar-ikhlas-dari-warung-sebelah/10150904991552663

Blessing in Disguise


SUDAH BEBERAPA HARI ini saya kepingin banget makan kue barongko, penganan asal kota makassar dibuat dari sari pisang dan santan dibungkus daun dan dikukus.

Mengetahui ia dijual di salah satu rumah makan Lautan apaa gitu (asuhan) Daeng Naba di Blok S, saya dan istri pergi ke sana. Tetapi ternyata habis.   
Lalu kami pergi lagi ke lokasi Daeng Naba lainnya di Ampera (Raja Lautan?), ternyata di situ malah tidak jualan barongko.   
Yasutralah, karena memang niat nyarinya barongko, maka pergilah kami mau cari ke tempat lain
::padahal udah sempat di situ ga sengaja papasan dengan teman SD, bu dokter Vivien, segala di sana --ini apa hubungannyaaa, coba ?!

Karena memang diniatkan pergi cari barongko sembari kepingin numpang shalat di Masjid At Tiin TMII, maka bergeraklah kami ke arah sana dengan berbekal informasi kawan, yang mana katanya tidak jauh dari perempatan Tamini Square ada rumah makan makassar yang cukup lengkap. Tapi ternyataaa... tidak ketemu juga. 
Akhirnya, kami keterusan.. dan sampailah kami akhirnya di Pusat Grosir Cililitan (PGC).

Kesal ? So pasti
Capek ? Iyalah, macet jeh :p
Ini sepertinya mengesalkan ya ? Barongko sepertinya ngga kesampaian, Ashar di At Tiin pun sepertinya ngga dapat juga.

Karena toh alarm adzan ashar sudah berbunyi, kami niat masuk saja ke PGC, sembari gegetun komat kamit ngomel ngomel dalam hati.   Eh.. ndilalah kok pintu masuknya terlewat sehingga kami harus masuk ke gedung parkir, langsung ke lantai 5.. Dan eh lha kok lantai 5 penuh disuruh naik lagi ke 6.  Di lantai 6 yang kosong, gokil, ternyata saya salah belok malah naik lagi ke rooftop (lantai A katanya)..
Kali ini ngga cuma saya yang ngomel, istri saya juga ngomel..
Tapiii.. mendadak, kok saya merasa tenang ya ?! 
Mendadak saya kepikiran "Segala Sesuatu Terjadi karena Sebuah Alasan". Jadi, dengan santainya saya malah bilang, "Yah, kalo terlewat kan tinggal turun.." 

Masih di atap PGC itu, mendadak mata kami terpaku pada sebuah bangunan yang ada..  
Itu masjid. 
Ngga megah, ngga mewah, tapi itu masjid cukup besar dan (herannya) kami merasa masjidnya teduh..
Yang ada kami berhenti di situ dan langsung menunaikan shalat ashar. 
Beruntung karena pengunjung sangat banyak, meski ketinggalan jamaah utama pas awal waktu, tetapi ada aja jamaah shaf sehingga kami terhitung berjamaah.. AlhamduliLlaah. Selesai shalat, suasana batin saya dan istri kok ya mendadak jadi ringan dan tenang :D

Luar biasa. 
Kenapa luar biasa ? Karena bayangan saya mushalla di pertokoan itu ruangan yang gimanaa gitu, Tergantung landlord-nya juga sih: Ada yang baguuus banget. Ada juga yang asli ngga kerawat sampe karpetnya pun bau saking ngga pernah dirawatnya :(
Tapi yang ini.. masyaa Allah.. ini masjid, loh bro..  Asli masjid di atas bangunan "mall"..

Oke, tuntas sudah satu niatan.

Mumpung sudah di PGC, saya ajak istri ke bagian foodstreet nya, disebutnya Halte Walk kalo ngga salah.

E ternyata, yaolooo..  saya malah menemukan kedai masakan makassar di sana, lengkap dengan kue-kue barongko, jalangkote, dadar gulung, sampe otak-otak.. es pisang ijo, pallu butung, sampe es kacang merah.. makanan mulai dari coto, konro, aneka ikan bakar, pallu mara, sampe sop sodara yang asli susah sekali menemukannya di Jakarta ini..



Jujur ya, saya jadi semakin percaya bahwa 
1) Segala sesuatu terjadi karena (atau untuk) sebuah alasan
2) TUHAN menyiapkan akhir yang indah untuk kita --bila kita percaya ^ ^

Kalo barongko di tempat yang kami tahu biasa jual tidak habis, mungkin saya ngga tau di atas tempat ini (meski saya biasa ke sini --transit antar jalur busway-- ngga pernah ke atas-atas) ada masjid yang cukup bagus, dan image saya tentang tempat ibadah di mall/pertokoan masih buruk.

Kalo ngga kayak gini, mungkin saya malah ngga kebagian barongko sama sekali. Malah jadi ngga pernah nikmatin sop sodara di luar sulawesi.

Dan kalo ngga kayak gini, mungkin titipan tas anak saya yang rusak parah harus saya beli dengan harga yang mahal (dimana akhirnya saya dapat di PGC setengah harga dari pertokoan dekat rumah)..

Mungkin inilah yang disebut Blessing in Disguise.
Enggak tau juga, deh.  Makanya saya bilang mungkin.

Jadi kepikiran dengan masalah saya yang lain.
Mudah2an demikian juga.

Saya yakin TUHAN menetapkan segala sesuatu karena atau untuk sebuah alasan yang ujungnya indah bagi saya. 
TUHAN, saya percaya..
Aamiyn.