Saturday, February 23, 2013

Lagi Sok Mikir


Tengah malam gini, suka mikirin apa apa yang dilakukan hari ini.
Kadang2 suka keterusan sampe soal kemarinnya..
Dan kadang2 soal kemarinnya kemarin..

Seringnya suka lucu sih melihat masalah yang (saat itu) tampak besar dan atau urgent, ternyata kalo sekarang dipikirnya, ternyata bukan masalah yang cukup berarti atau bisa diselesaikan dengan mudah kalau pakai cara lain.  Sebaliknya, kadang melihat sebuah permasalah yang (saat itu) tampaknya sepele, e ternyata kalo sekarang diliat-liat lagi sebetulnya efek/akibatnya penting banget sekarang/saat ini.
+ lucu juga, nggak ?
- enggak lucu, pastinya :p

Sempat beberapa kali juga mengalami perkara sepele seperti salah pengertian, yang sebetulnya bisa di-clear-kan dengan mudah, jadi panjang hanya gara2 kita sedang banyak pikiran alias ngga bisa mikir panjang dan jadinya langsung erosi emosi...   Dan gara2 cimory emosi beginian, saya nyaris menghancurkan hubungan dengan kawan lama masa kecil (e sampe gede, ding) yang 11-12 tahun kepisah dan baru ketemu lagi sekarang
<-- oh iyes, ini kejadiannya udah beberapa minggu yang lalu.. pan ini contoh, ngga harus apdet kek infotenmen dong ? *tuwing tuwing* :p

Jadi mikir-mikir deh: Tenang dan Pengendalian Diri itu penting sekali.
Tiap orang (teorinya) bisa, kok.. karena tenang itu suasana, sedang pengendalian diri juga bukan ilmu silat yang belajarnya susah.. Ini tinggal bagaimana membangunnya dan atau mengkondisikannya saja.

Jadi inget jaman dulu pernah latihan silat pernapasan. Intinya sih dengan berlatih, kita jadi "menguasai" tubuh kita sendiri, maka jadi PD dan tenang karena full control atas bodi kita.  Habis itu, latihan tahap selanjutnya, sama si pelatih kita disambitin pake arang yang masih nyala membara dan atau pake korek api.
Dalam keadaan PD dan (jadinya) tenang, sepertinya arang membara itu bergeraknya perlahaan banget kayak slow motion film silat jaman dulu.. Kita cukup bergerak seperlunya aja maka.. bye bye arang membara ^ ^

Oh, oke deh.. kalo itu pake latihan.

Yang ngga pake latihan juga ada kok.
Saya pernah ngebut karena ngejar jam siaran di Kendari. Di depan Masjid Agung Kendari, mendadak ada becak dari kiri jalan mendadak melakukan gerakan langkah tegap belok ke kanan maju jalan,  sementara saya yang ambil satu jalur di sebelah kanan dia sudah terlalu dekat untuk merem atau menghindar.. Sudah dapat ditebak, saya menghantam becak itu dan tubuh saya terlontar jauh sampe 5-6 meteran melintasi jalanan sisi kanan (yang untungnya kosong) kayak angry bird; kemudian jatuh dengan kepala lebih dulu, terseret seret sampai masuk selokan di ujung jalan sebelah sana.
PS: becaknya bergeming pun tidak. Asli nggak adil! Huehueheu :p

Entah kenapa saat itu saya tenaaang sekali. Jadi perasaan saya saat "terbang" itu saya sadar loh saya sedang terlontar; dan masih bisa mikir begini: "Oh, gini toh rasanya jadi superman. Asik juga.." baru kemudian jatuh dengan kepala dulu <-- don wori, stuntman-nya aman kok, kan pake helm cakil :D

Trus ini cerita maksudnya apa ?

Maksudnya, bahkan dalam situasi kayak begitu, kalo pikiran/jiwa sedang tenang.. ya bagaimanapun tetap aja kita tenang. Itu kan soal kondisi yang terciptakan dengan menjaga kondisinya.
Artinya, kalo kita mau, kita sendiri bisa membuat kita tetap tenang dalam keadaan bagaimanapun.
Ketika tenang itu sudah ada, mau ada aksi apapun. reaksi kita tetap akan terkendali dan insyaa Allah kita bisa menghindari konflik yang tidak perlu.

Coba deh.

Terserah mana yang lebih mudah. Pake latihan (silakan tanya sama yang ahlinya), atau mengkondisikan diri aja. Semoga setelah itu bisa kita lakukan, kalo kebetulan lagi iseng kayak saya gini mikir2in yang tadi atau kemaren atau kemarennya lagi, tindakan yang kita sesali atau ngga pas itu bisa kita minimalkan, syukur-syukur ngga perlu terjadi.

Mohon maaf kalo kepanjangan. Ini nulisnya sambil ngantuk. Isi pikiran juga udah ngelayang-layang entah kemana..
PS: ngga pake daun khat kok. ciyus.. :p

Semoga bermanfaat.
Kalo enggak, mohon maap ya? :D

Monday, February 18, 2013

Cinta nan Sederhana


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan api kepada kayu
yang menjadikannya abu…

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada…


                         [ aku ingin mencintaimu dengan sederhana. sapardi djoko damono ]



Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan rasa kepada kata
yang menjadikannya hening, senyap sempurna...


Aku hanya punya cinta yang sederhana,
hanya ingin terus melihatmu tetap tersenyum dan bahagia 
meskipun itu berarti "aku" harus menghilang selamanya..

sebab aku mencintaimu
lebih daripada mencintai diriku

Saturday, February 9, 2013

Harapan, Rencana, dan Realisasi


Setiap orang punya harapan untuk hidupnya sendiri di masa yang akan datang ( apakah di dunia maupun di akhirat, semua pasti punya ). Kalau harapan itu tidak dijabarkan ke dalam sebuah rencana aktivitas, tentu sulit harapan itu dapat direalisasikan (meski bukannya tidak mungkin ).

Yang jadi masalah buat saya adalah seberapa kuat harapan itu berpengaruh pada hidup kita. Harapan haruslah cukup kuat untuk memberi semangat kita merealisasikannya; tapi pengalaman saya beberapa minggu ini juga menunjukkan bahwa harapan itu tidak boleh terlalu kuat sehingga menguasai hidup kita.

Kok gitu ? ya soalnya antara terlalu semangat dan obesitas obsesi itu bedanya tipis banget :p

Salah satu masalah ketika obsesi itu hadir adalah ketiadaan akal sehat, dan kadang2 over positive thinking (!!) sehingga setiap perubahan rencana adalah kejahatan --> ujung2nya malah negative thinking.
Dan orang seperti saya, juga tidak luput dari kesalahan semacam ini. Emosi pun muncul, seolah2 rencana keberhasilan itu pasti.. padahal berdasarkan pengalaman, tidak mungkin semua terlalu smooth :D

Ambil contoh: ketika profit margin dalam realisasi cuma segini padahal direncanakan segitu, saya merasa sangat kecewa.. atau ketika rekan usaha ada halangan yang cukup membuatnya kesulitan untuk bergerak seirama seiringan, saya merasa dikhianati <-- eini contoh lho Ya, ngga bermaksud beneran gini.. sorii :p

Padahal kalau kita memilih diam sejenak, maka semua negative thoughts itu bisa diredam dan mulai melakukan Plan B ( dan kalo masih gagal juga masih ada 24 huruf lagi :)

So waspadalah..
1. Jagalah agar kita yang menjadi Tuan atas harapan atau tindakan kita sendiri
2. Masalah apapun yang datang seharusnya belum jadi masalah. Reaksi kita atas masalah itu yang akan menentukan apakah terselesaikan atau justru kian membesar.

Wednesday, February 6, 2013

Sekali Lagi: Cinta Putih


Memperhatikan dirimu yang tertidur tenang di sisi putri kita yang paling kecil..
Mengingat kesabaranmu, keikhlasanmu,  dengan segala izin dan kepercayaan yang aku sendiri tak pernah menyangkanya akan keluar darimu..
Maka apakah ada yang dapat kutawarkan lagi bagimu selain menjaga kebahagiaanmu ?
Tapi sepertinya itu pun aku kurang berhasil, ya ? Mohon maafkan aku :(
seberang terminal bulus  06.02.13

Mari kita jaga sebentuk cinta putih yang telah terbina
Sepenuhnya terjalin pengertian antara engkau dan aku
Masihlah panjang jalan hidup mesti ditempuh
S’moga tak lekang oleh waktu
Cukup bagiku hadirmu
Membawa cinta selalu
Lewat warna sikap kasihku
Kau ungkap tlah terjawab
Jika kau bertanya sejauh mana cinta membuat bahagia
Sepenuhnya t’rimalah apa adanya dua beda menyatu
Saling mengisi tanpa pernah mengekang diri
Jadikan percaya yang utama