Tuesday, December 19, 2006

Olimpiade Korupsi

 

Sabtu, 16 Desember 2006

Olimpiade Korupsi


Setelah
ribut-ribut soal helipad kebanggaan orang Bogor, video mesum orang
Golkar, poligami orang Bandung, dan Pilkada Aceh yang dimenangi
orang-orang GAM, kini perhatian beralih ke Asian Games di Doha, Qatar.
Orang Indonesia ada di bawah orang Korea Utara dan Mongolia.

Dalam
daftar perolehan medali sampai hari Kamis (14/12), Indonesia berada di
urutan ke-21 dengan 2 emas, 2 perak, dan 12 perunggu. Korea Utara
(Korut) ada di peringkat 16 (5-8-14), sementara Mongolia di urutan
ke-20 (2-5-7).

Walau
negara mungil, Korut boleh menyombongkan diri karena sudah menguji coba
senjata nuklir. Indonesia bangsa besar yang malas berpikir.

Berkat
pembinaan ala komunis yang terencana, atlet-atlet Korut mampu berbicara
di berbagai ajang dunia. Pemimpin Indonesia hanya besar dalam soal
wacana, rakyatnya bonék semua, dan sebagian pengurus olahraganya
mendekam di penjara.

Penduduk
Korut 23 juta jiwa, produk domestik bruto (PDB) 40 miliar dollar AS,
dan nyaris tak ada utang luar negeri. GDP Indonesia 977,4 miliar dollar
AS, penduduknya seperlima miliar jiwa, dan pemimpinnya gemar berkunjung
ke luar negeri.

Olahragawan
Korut terbiasa hidup spartan. Pengurus olahraga Indonesia suka menyunat
dana pembinaan sehingga kondisi ekonomi atlet pas-pasan.

Luas
Korut 120.000 kilometer persegi atau 1/16 dari wilayah Indonesia yang
1,9 juta kilometer persegi. Mereka menepuk dada karena memenangi Perang
Korea, kita bangga menyerbu saudara yang berbeda agama.

Atlet
Korut senang makan bawang putih setiap hari. Atlet Indonesia sering
lari ke toilet saat pertandingan berlangsung karena gemar melahap
sambal.

Atlet
Mongolia ahli di cabang yang memerlukan konsentrasi karena telah
terbiasa semedi sejak usia dini. Tak ada pemimpin yang bersemedi sambil
berendam di sungai, tak ada tokoh agama yang berpoligami.

Atlet
Mongolia hebat di cabang berkuda karena dulu mempunyai Gengis Khan yang
menaklukkan sebagian besar wilayah Asia. Indonesia kini dikenal sebagai
"orang sakit dari Asia".

Mongolia
jagoan di cabang gulat. Sepanjang pengetahuan saya tak ada politisi di
sana yang tertangkap basah saat sedang "bergulat".

Thailand
kini menjadi raja olahraga di Asia Tenggara. Jangan-jangan prestasi
mereka semakin maju karena tentaranya sering melancarkan kudeta.

Singapura
banyak untung dari kita. Konglomerat hitam kabur ke sana, pejabat jual
pasir ke sana, dan orang-orang kaya membeli apartemen mewah yang
dibangun di pantai hasil reklamasi dengan pasir selundupan dari
Indonesia.

Dulu
orang Malaysia berguru ke sini. Lagu kebangsaan mereka konon meniru
dari lagu tradisional kita yang potongan liriknya berbunyi, "Terang
bulan, terang di kali/Buaya hidup, disangka mati."

Kita
sudah sering dipecundangi Vietnam, negara yang ibarat anak balita yang
baru belajar berjalan. Kita bangsa cepat tua sebelum matang untuk
menjadi orangtua.

Untuk
mengobati kekecewaan Anda, Jakarta jadi tuan rumah 2010 Corruption
Olympic Games, lomba korupsi yang pertama dalam sejarah. PBB, Uni
Eropa, dan ASEAN sepakat Jakarta jadi penyelenggara karena reputasi
korupsi kita.

Indonesia
dinilai cocok jadi tuan rumah karena korupsi di sini sudah jadi budaya.
Apalagi harga pemimpinnya dianggap murah dan situasi Jakarta
kacau-balau karena setiap orang—mulai dari gubernur sampai
gembel—bertindak sesuka hati.

Olimpiade
Korupsi diselenggarakan Indonesian Quarter-Jakarta Organising National
Group On Corruption Olympic Committee. Kalau disingkat jadi IQ-JONGCOC
alias "aikyu jongkok."

Tema
olimpiade bersejarah ini "Together We Can". Apakah bisa diterjemahkan
menjadi "Semua Bisa Diatur" atau "Bersama Kita Bisa", itu terserah
Anda.

Olimpiade
mengenal nomor lari, lempar-lontar, dan loncat. Olimpiade korupsi
mempertandingkan nomor Buronan Lari, Lempar Kesalahan, dan Kutu Loncat.

Emas
Buronan Lari direbut Sudjiono Timan, emas Lempar Kesalahan digaet yang
terlibat "VoucherGate". Emas Kutu Loncat untuk dia yang tak terima
kekalahan di pilkada gubernur meski gonta-ganti partai.

Olimpiade
mengenal loncat indah, di Olimpiade Korupsi ada Wacana Indah. Medali
emas direbut dia yang sering memberikan angin surga kepada kita.

Olimpiade
mempertandingkan berbagai nomor senam. Di Olimpiade Korupsi ada dua
nomor andalan, yakni Senam Poligami serta Senam Zaini. Pemenangnya Anda
tebak sendiri.

Di
olimpiade normal banyak nomor bela diri. Di Olimpiade Korupsi emas
nomor Bela Menteri Kelautan direbut Indonesia, menteri pertahanan
meraih emas nomor Bela TNI, dan pemerintah menggaet emas nomor Bela
Pengusaha.

Indonesia
menyapu bersih emas dua cabang unggulan cabang bola, yakni Sepak Rakyat
dan Pingpong Birokrasi. Tim Sepak Rakyat terdiri dari para anggota DPR,
sedangkan tim Pingpong Birokrasi diperkuat lurah, camat, sampai bupati.

Olimpiade mengenal angkat besi, di Olimpiade Korupsi ada Angkat dan Jilat. Peraih emasnya pembisik di sekitar Anda.

Emas
nomor Menembak BUMN direbut mereka yang disiapkan memeras BUMN untuk
menyambut Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2009. Perak diraih para
penjual aset berbagai BUMN ke luar negeri.

Indonesia
menjadi juara umum karena merebut semua medali emas. Bangga rasanya
melihat Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang di
berbagai arena.

Merdeka! Ah, belum.



http://www.kompas.com/kompas-cetak/0612/16/utama/3170465.htm

4 comments:

  1. hahaha enak aje... saya sbg orang bogor tersinggung!!! kagak ada yg bangga sama helipad gak berguna itu.... :D

    ReplyDelete
  2. hehehe.. tapi ribut-ribut "tersungging"-nya bener khan mas ?
    (^^)V

    ReplyDelete
  3. ada2 aja... korupsi pun dibuat olimpiade.... pada nyogok ngak tuuuh jadi juaranya :D
    saya idem sama akmal..... jadi pingin liat helipednya kayak apa :D

    ReplyDelete
  4. nyogok sih Teh, tapi kebalik dia Teh, yang saya tau nih, pada nyogok biar tidak jadi juara (^^)V

    ReplyDelete