Wednesday, December 20, 2006

Mereka Yang (Kadang) Terlupakan di Hari Raya

Hari raya.  

Saya rasa, yang namanya hari besar keagamaan atau kebudayaan, apapun itu apakah itu idul fitri, idul adha, natal, galungan/kuningan, sincia, cengbeng, atau apapun deh yang lainnya, adalah sarana yang paling pas untuk
melakukan silaturahmi dengan segenap anggota keluarga dan/atau tetangga sekitar. Orang-orang berebut mudik lebaran atau natalan merupakan salah satu bukti dari ketepatan atau pasnya situasi tersebut. Rasa rindu itu bahkan sampai2 dibikin lagu semacam "i'll be home for christmas..etc" dan lain-lain.. dan lain-lain..

Tapi ngga semua orang lho ternyata, yang memiliki "kemewahan" semacam itu.

Pernah ngga kepikiran bagaimana nasib para prajurit yang
tugas di perbatasan ? Karena tugasnya, mungkin ia tidak boleh pulang
untuk berhari raya dengan keluarga.

Atau mungkin petugas pemadam ? Yang
saya tahu kalo yang di dekat rumah orangtua saya, jumlah orangnya
ngepas, jadi meskipun status resminya libur, kalo tiba-tiba ada
kejadian dan memerlukan seluruh petugas, terpaksa ia harus merelakan
diri bertugas pula.

Oh iya, satpam kompleks perumahan tempat tinggal
Anda ?
Giliran "penduduk" bersuka cita, mereka mungkin malah harus bekerja ekstra keras dan meninggalkan anggota keluarga yang merindukan kehadiran mereka.

Polisi ? Apalagi saat mudik, giliran kita bersukaria (halah) dengan kendaraan yang nyaman (halah lagi), mereka tidak lebih baik nasibnya, harus berdiri diterpa panas terik hujan badai dan gelombang lautan (euleuh, terlalu hiperbola ya?) untuk mengatur agar kendaraan kita bisa melaju dengan aman dan nyaman dan tiba di tujuan dengan selamat. Kita sudah sampai bersilaturahmi, mereka mungkin belum sempat meninggalkan tempat tugasnya.

Oh iya.. jangan lupa, bagaimana dengan Koster Gereja (hmm.. kira2 Marbot-nya Gereja deh) ? Jaman saya
masih sempat bertugas jadi putra altar, dari misa yang mungkin 5-6x
dalam semalam, pagi, dan siang kontinyu, kebagian 2 tugas aja udah sangat ABCD (aduh bo capek deh.. istilahnya
sesek ;p)..  Lha beliau 5-6x tugas seluruhnya, je..  mugkin sempetnya
ngumpul sama keluarga baru tanggal 25 malam, atau malah besoknya.. 
 
Marbot Masjid, nasibnya juga tidak lebih baik dari Koster Gereja. Apalagi yang bertugas juga untuk shalat ied di lapangan. Bayangkan, ketika Anda sudah selesai dan segera berbagi salam dan tawa bahagia, mereka masih harus berjuang membersihkan sampah-sampah alas koran yang sering ditinggalkan jamaah shalat (hayo ngaku hayo ?)

Siapa lagi ya? Operator telepon.. Saat keluarga mereka tengah berkumpul, mungkin mereka malah sibuk dicela orang ini itu, "kok combo saya bla-bla-bla?" "kok HP saya bla-bla-bla?" "maaf Mas, tahu nomor telepon ayah saya nggak ya?" dst dll dsb

Belum lama, kita habis merayakan Idul Fitri, lalu kemarin ini Galungan.. Sebentar lagi ada Natalan dan disusul kemudian Idul Adha..

Lalu ? Maksudnya ?
Ya kagak ada apa-apaan sih Boss..  saya sih emang bagian yang reseh ngingetin doang..

selanjutnya, terserah Anda.. (halah, iklan banget yak..)

No comments:

Post a Comment