Friday, March 14, 2008

Tentang Kejadian Orang Miskin Yang Meninggal Karena Tidak Bisa Berobat (lagih !!)


Lihat artikel kompas ini:

Kamis, 13 Maret 2008 | 12:30 WIB

TANGERANG, KAMIS-Warga miskin (gakin) bernama Iis Maya (20) meninggal di rumahnya karena tidak memiliki biaya berobat, pada hari Kamis (13/2) sekitar pukul 08.00 WIB, di RT 04/03 Kelurahan Poris Plawad Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. "Korban tidak pernah mengeluh sakit apa sehingga keluarga tidak ada yang tahu dia meninggal," kata Kakak korban, Saodah (30), di Tangerang, Kamis (13/3).. dst


Kejadian ini nampaknya berulang terus. Seolah tidak pernah ada yang mengambil pelajaran dari kasus-kasus sebelumnya.

Pertanyaannya adalah:

1. bagaimana sih sebenernya aturan mendapatkan kartu gakin ? saya sudah coba googling tapi susah sekali saya menemukan prosedur atau tata cara bagaimana mendapatkan kartu ini.


2. mengapa ada penduduk yang tidak tahu menahu soal itu ? apakah tidak ada yang bertugas memberi sosialisasi ataukah sosialisasi diberikan sepanjang diundang atau pada kelompok masyarakat tertentu --yang artinya salah sasaran

Sosialisasi Kartu Gakin DKI Lemah
16 Mar 2005 12:06:16

Belum adanya sistematika aplikasi yang jelas tentang program penuntasan kemiskinan di Jakarta, membuat Komisi E DPRD DKI Jakarta perlu menegaskan sikap. Hizbiyah Rochim, anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) yang juga Sekretaris Komisi E menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta harus segera menyosialisasikan hal tersebut karena masyarakat belum familiar.

"Yang namanya kartu Gakin (keluarga miskin—Red) sampai saat ini masih belum dikenal masyarakat," ujarnya serius. Dana untuk penuntasan Gakin hingga kini belum keluar sepenuhnya. Namun, menurutnya, hal tersebut bukan alasan untuk tidak segera bergerak.


Apakah ada gunanya memberi sosialisasi mengenai keberadaan kartu ini atau berapa yang sudah diterbitkan, sementara prosedur mendapatkannya tidak banyak yang tau ?


Pls lihat berita singkat di web depkes ini:

Manajemen

”DKI Terbitkan Kartu Gakin Multiguna”. Kartu Gakin yang dimiliki warga miskin di Ibukota tak hanya berfungsi untuk berobat saja, tapi bisa untuk pendidikan. Semua itu bisa terwujud jika Dinkes dan BPM DKI Jakarta jadi menerbitkan kartu gakin multiguna. Sementara Wakil Kadinkes DKI Jakarta ,Salimar Salim, mengatakan saat ini terdapat 148.015 KK atau sejumlah 565.982 jiwa yang berhak memiliki kartu gakin. (Hr. Seputar Indonesia 17/05/2007)


3. mengapa harus ada persyaratan KTP bila kenyataannya warga miskin kebanyakan kaum urban yang merantau ke kota mencoba mencari perbaikan nasib ? Tidak cukupkah hanya KTP sementara atau laporan dari Pak RT bahwa ada penduduk musiman di wilayahnya ?

Mengapa pemerintah lokal, baik yang resmi maupun yang bentukan warga (incl. RT/RW)  malah  sering menghindar yah ? Mengapa tidak berbangga hati bahwa selaku pemerintah setempat, ia sudah berhasil menyantuni rakyatnya dengan baik.. Masa pemerintah setempat harus malu kalo ketauan banyak warga miskinnya ?

Pls lihat berita kompas ini, mengapa harus membela diri sebegitunya ? justru kalo kasusnya mereka ini tidak terlantar, pemilih Anda pasti banyak !

Minggu, 2 Maret 2008 | 19:07 WIB

Laporan wartawan Persda Network Hasanuddin Aco

KOTA Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) gempar. Warganya, Ny Basse (27) yang tengah hamil tujuh bulan mati mengenaskan setelah tiga hari tidak makan (kelaparan), Jumat (29/2), akhir pekan lalu. Beberapa menit setelah dia menghembuskan nafas terakhir, putranya Bahir (5) juga meninggal. Satu anak Basse lainnya, Aco, kini dirawat di Rumah Sakit di Makassar karena diare akut, juga kelaparan.

Namun Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin membantah warganya meninggal karena kelaparan. Walikota yang hendak mencalonkan diri untuk kedua kalinya ini menganggap terlalu politis pernyataan yang mengatakan korban meninggal akibat kelaparan sebab menurutnya korban meninggal karena sakit diare.


Terkait dengan poin-poin di atas, sebenarnya itu sudah bisa menjelaskan mengapa dalam banyak kasus, pengguna kartu gaskin atau askeskin justru bukan mereka yang membutuhkan 


Sabtu, 03 Juni 2006 @ 10:31:00
BANYAK KARTU GAKIN SALAH SASARAN

Bekasi; Data mengenai jumlah dan identitas keluarga miskin (gakin) di Kota bekasi, Jawa Barat, belum ada. Akibatnya, Asosiasi Rumah sakit Swasta Indonesia (ARSSI) cabang Bekasi kebingungan ketika akan melayani pasien gakin.


berita begini banyak sekali di internet kok.. boleh di googling deh

http://www.freelists.org/archives/ppi/07-2005/msg00077.html
http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/12/time/153039/idnews/460023/idkanal/10
http://nurudin.multiply.com/journal/item/16
dll

Kalau
pun punya, rakyat miskin masih harus menghadapi kendala bahwa askeskin banyak ditolak RS, dioanggap tidak berlaku.. bahkan RS seringnya menolak pasien, tak jarang RS sampai memaksa pasien miskin membayar sendiri tagihannya..


Simak saja dua berita ini:


Liputan6.com, Jakarta: Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan akan memberikan sanksi bagi rumah sakit pemerintah yang menolak pasien Askeskin (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin). Direktur rumah sakit pemerintah yang menolak pasien Askeskin siap dipecat. Demikian ditegaskan Siti Fadilah Supari di Jakarta, Jumat (15/2).

17/02/08 22:39

RS Hasan Sadikin Bandung "Sandera" Pasien Askeskin


Bandung (ANTARA News) - Diduga karena tidak mampu membayar biaya perawatan, Nengsih (41) warga Cionyam RT 03/03 Kelurahan Palasari, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, salah seorang pasien dari keluarga miskin "disandera" pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.


Mengapa begitu ? Sebab semua pihak yang terkait dengan askeskin ini ngga serius ngurusin askeskin.  Yang saya maksud semua ini betulan semua yah ? ya askesnya, verifikatornya alias petugas RS dan petugas askesnya, pemerintah termasuk depkes yang bikin program dan harusnya memonitor, dll.

Berita ini tidak akan ada kalo pemerintah lebih serius

Rumah Sakit Kebingungan Ajukan Klaim Askeskin
Sabtu, 02 Pebruari 2008 | 08:25 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada peserta Askeskin di daerah mulai kebingungan dengan ketidakjelasan kelanjutan program tersebut. Hingga saat ini belum ada kejelasan ke mana akan mengajukan klaim operasional pelayanan kesehatan warga miskin menyusul penghentian PT Askes sebagai verifikator mulai tahun ini.

Menteri Siti Fadilah: Ada Permainan dalam Klaim Askeskin
Rabu, 06 Pebruari 2008 | 18:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan ada permainan antara verifikator, PT ASKES dan rumah sakit dalam pembayaran klaim askeskin. ?Ada tagihan yang tertulis 2,5 miliar ternyata setelah diteliti betul-betul hanya 20 juta saja,? ujar dia saat ditemui usai rapat evaluasi Program Kerja Departemen Pendidikan Nasional 2008 di Bumikarsa Bidakara, Rabu (6/2).


3/3/2008 20:31 WIB

Joko Ismoyo - Solo, Meski Rumah Sakit Muwardi sudah menyiapkan nomor rekening, namun hingga kini dana asuransi kesehatan untuk keluarga miskin (Askeskin) belum dicairkan oleh Departemen Kesehatan.



Jadi alangkah malangnya nasib orang miskin di Indonesia ..

Masa harus membuat petisi seperti ini dulu, baru bisa berobat ??

http://rumahkiri.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1155

Dewan Pimpinan Nasional – Serikat Rakyat Miskin Kota
(DPN-SRMK)

Jl. KP Guji Baru Rt 04/02 No. 19 Duri Kepa Kebon Jeruk Jakarta 11510
Telp : (021) 92859600 E-mail : ' ); document.write( addy78639 ); document.write( '\n dpn_srmk@yahoo.com Alamat email ini telah dilindungi dari spam bots, Javascript harus aktif untuk melihatnya

No : A/DPN-SRMK/Per/VII-2007/00...
Hal : Pertanyaan
Lamp : 1 Bundel Pernyataan Sikap

Kepada Yth,
Gubernur DKI Jakarta
Ketua DPRD DKI Jakarta
Kepala DINAS KESEHATAN Provinsi DKI Jakarta
Di Jakarta

LIMA SOAL YANG HARUS SEGERA DIJAWAB & DISELESAIKAN OLEH GUBERNUR DKI, KETUA DPRD DKI, DAN KEPALA DINAS KESEHATAN DKI !!!
Pada hari ini, Rabu, 4 Juli 2007, kami, perwakilan warga miskin Jakarta, gabungan dari 16 Kecamatan, dan 27 Kelurahan, tersebar di 5 Kotamadya, yang belum terdata sebagai Rumah Tangga Miskin (RTM) calon penerima kartu JPK Gakin, didampingi oleh pengurus Dewan Pimpinan Nasional - Serikat Rakyat Miskin Kota (DPN SRMK), dengan sengaja mendatangi Kantor Gubernur, DPRD dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mempertanyakan tentang lima persoalan yang harus segera di jawab dan di selesaikan oleh GUBERNUR, DPRD, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Lima persoalan serius yang harus segera diselesaikan tersebut adalah sebagai berikut:
dst


Heheheh..

Tidak, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mencela Indonesia.
komentar: halah, terus terang aja Riii.. mau maki-maki jujur aja lah..
pembelaan: maki-maki tidak terhindarkan, tapi kan tujuannya baek 

Justru harusnya setelah ini kita bisa berpikir mau ngapain kita ini..
komentar: halah, urusan gua udah banyak Rii.. ngapain gua mikirin orang laen..
pembelaan:  kalo bicara soal kesejahteraan,  elo juga pasti mau kan ngayal-ngayal dikit ? nah ini sebenere soal kesejahteraan gua dan elo kok..... plus orang-orang laen yang membutuhkan

Mudah-mudahan demikian.
komentar: cape deeh..
pembelaan: halah !! blistering bernickles !! thundering typhoon !! --capt haddock mode on 

2 comments:

  1. Sedih... Lha tapi DIPA Dinkes juga isinya belanja perjalanan melulu...

    ReplyDelete
  2. nah, itu adalah salah satu hal yang aku maksud dengan "ngga serius".
    ada beda ngga besar, tapi mendasar, antara fungsi pelayanan dan opersional harian.

    ketika itu ngga disadari, sebenernya dinkes (bener nih, ujung tombak harusnya dinkes bukan depkes) sama aja menempatkan orang2 malang seperti ini ke urutan ke sekian. lebih penting beli kertas atau monitoring tugas rutinnya daripada nasib orang yang kesehatannya adalah tanggungjawabnya.
    contoh lain yang ngga kalah ekstrim (ini oot, hanya contoh aja) misalnya: dinas kebersihan lebih mementingkan bangun gedung kantor baru yang megah daripada beli sarana/prasarana buat kebersihan kota, misalnya.

    ReplyDelete