Wednesday, March 21, 2007

Gajah Mada

Rating:★★★
Category:Books
Genre: History
Author:Langit Kresna Hariadi
Majapahit (Pernah) Diperintah oleh King Janes *)

Resensi Buku
Judul Serial :Gajah Mada
1. Gajah Mada. Cet. V. 2007
2. Gajah Mada, Bergelut dalam Kemelut Takhta
dan Angkara. Cet. IV. 2007
3. Gajah Mada, Hamukti Palapa. Cet. I. 2006
4. Gajah Mada, Perang Bubat. Cet. I. 2006
5. Gajah Mada, Madakaripura Hamukti Muksa. Cet I. 2007
Pengarang : Langit Kresna Hariadi
Penerbit : Tiga Serangkai, Solo

“Untuk mewujudkan keinginanku atas Majapahit yang besar,” ucap Gajah Mada dengan suara amat lantang, “untuk mewujudkan mimpi kita semua, aku bersumpah akan menjauhi hamukti wiwaha sebelum cita-citaku dan cita-cita kita bersama ini terwujud. Aku tidak akan bersenang-senang dahulu. Aku akan tetap berprihatin dalam puasa tanpa ujung, yang itulah hakikat arti dari sumpahku, Sumpah Palapa, semata-mata demi kebesaran Majapahit. Aku bersumpah untuk tidak akan beristirahat. Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasek, samana ingsung amukti Palapa.”
(kutipan ringkasan cerita Gajah Mada buku ke-3: Hamukti Palapa)

Kalau Anda membaca sumpah ini, kalau boleh tahu, apakah yang terlintas dalam benak Anda tentang sosok Gajah Mada: Apakah ia seorang pemersatu bangsa ? Atau ia hanya satu dari sekian banyak tiran imperialis lainnya ?

Buku serial Gajah Mada, sampai saat ini ada 5 buku, mencoba mengupas siapa sebenarnya Gajah Mada. Mengapa sosok Sang Mahapatih Amangkubumi bergelar Mahamantrimukya ini seperti berstatus persona non-grata di Bandung sehingga tidak ada nama jalan Gajah Mada di kota itu ? Mengapa kedua Prabu Putri keukeuh tidak ingin Gajah Mada memaksa kedua kerajaan Sunda, Sunda Galuh dan Sunda Pakuan, untuk bergabung dengan “aliansi” Majapahit Raya ? Apakah karena Narayama Sanggramawijaya, pendiri Majapahit, ayah para Prabu Putri itu, ternyata sebagian berdarah Rajasa dan sebagian lagi darah Sunda Galuh ? (waks, gosip baru, nih..)

Di sisi lain, sebenarnya mengapa Gajah Mada begitu ingin menyatukan nusantara ? Kalau itu ambisi, darimanakah ia mendapat ide imperialis begitu ? Sebaliknya, apabila ternyata penyatuan nusantara itu adalah kebutuhan, apa latar belakangnya ?

Bagi saya, buku yang diterbitkan dari hasil analisis sejarah ini cukup mampu memberi gambaran mengenai apa yang terjadi, siapa, dan bagaimana, dengan caranya sendiri yang mencoba untuk tidak berpihak. Tutur bahasanya mampu menjembatani situasi mencekam karena intrik politik masa lalu hadir ke masa kini, seolah-olah intrik-intrik perebutan kekuasaan itu baru saja kita baca di surat kabar hari ini.
Masih bagi saya, saya kok membacanya begini: Penulis mencoba mengatakan bahwa Perang Bubat terjadi karena Gajah Mada “termakan” sumpahnya sendiri. Namun demikian, ide bahwa ada penerjemahan perintah yang kebablasan sungguh menarik. Menarik, karena mungkin saja beberapa peristiwa besar yang terjadi tahun-tahun belakangan ini pun terjadi karena hal-hal yang demikian.

Eh, halo ? Ahem.. Mau mengingatkan aja: semua itu hanya pendapat saya yang bukan siapa-siapa, kalau Panjenengan percaya dengan saya, nggih mangga, kalau tidak percaya mungkin bagusnya silakan dibaca sendiri baru ditarik kesimpulannya.

Sebelum lupa, tokoh sentral cerita ini tidak melulu Gajah Mada. Ada Gagak Bongol, Pradhabasu, dan Gajah Enggon akan sering menghias halaman yang Anda baca. Lalu masih ada tokoh seperti Rahyi Sunelok serta Dyah Menur Sekar Tanjung. Pula generasi selanjutnya antara lain: Sang Prajaka alias Riung Sedatu, Kuda Swabhaya, dan Gajah Sagara. Serta jangan dilupakan tokoh-tokoh sejarah yang memang ada: Arya Tadah alias Jabung Krewes, Ibu Suri Gayatri, Prabu Putri Dyah Wiyat dan Sri Gitarja, dan pemeran pembantu yang cukup penting, adalah Prabu Jayanegara alias Kalagemet, Raja Majapahit putra Raden Wijaya yang juga berdarah Melayu.

Dan omong-omong, buku-buku ini memberi bonus yang lumayan lho. Peta lanskap istana Majapahit berdasar penelitian sejarah dan saduran terjemahan Negarakertagama.

Salam, Ari Latoeng

*) Majapahit diperintah King JaMes, dari Inggris ? Beneran, tuh ? Waks, ngga teliti, atuh bacanya.. Perasaan saya ngga nulis King JaMes, deeh..
King JaNes, tepatnya Janeswara, adalah betul-betul salah satu panggilan Prabu Hayam Wuruk. Suwer.. Test mata aja.. hehehe *gedubrag*

Eniwe, meski King James I of England adalah raja pertama yang memerintah keseluruhan England, Wales, Scotland, & Ireland (kira-kira 200 tahun setelah King Janes di Majapahit), dari dulu sampe sekarang kita ngga pernah diperintah England. Eh, salah.. pernah sih, hanya untuk beberapa tahun dan pastinya jauh dari masa Majapahit. Tepatnya ketika Thomas Stanford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di (sebagian) wilayah yang sejak dulu sampai sekarang disebut Nusantara.

17 comments:

  1. seru mana sama Senopati Pamungkas ? :D

    ReplyDelete

  2. kekekek.. yang ini ngga banyak perang tandingnya, lebih banyak intrik.. tapi lebih mencekam sih, kalo buat gw, pengarangnya pinter mengkinikan suasana.. jadi berasanya kayak lagi ngobrolin semanggi II apa kejadian baru baru aja, gitu loh.. gimana ya ngejelasinnya.. hehe

    ReplyDelete
  3. jadi inget pelajaran sejarah. yang dibahas cuma tahun dan perjanjian aja :)
    kalo buku sejarah dimodel novel mungkin lebih semangat bacanya.
    apalagi kalo ada bumbu romans nya :D

    ReplyDelete
  4. hmm.. mungkin bagusnya si pengarang, dia mencoba menjelaskan mengapa si A begini dan begitu.. artinya dia ngga cuma bicara ini benar ini salah, jadi lebih manusiawi. jadi lebih menarik bacanya.

    mungkin kayak kalo baca samkok-nya lo guanzhong, caocao bukan tokoh yang jahat bener sedang zhuge liang juga bukan yang baik bener. ini kali loh, broer..

    ReplyDelete
  5. nah ini buku bagus yang kepengen saya beli dari minggu lalu, cuman dananya belom keluar ... belom gajian, masih bokek ... hehehe ... asik pasti ya ngebacanya, kita seperti ada di jaman dulu ...

    ReplyDelete

  6. euleuh, ibu komy teh nyindir saya yang kan-ker kalo tanggal segini.. jadi pengen malu, euy..
    hehehe.. tapi kalo buat saya memang bagus ceritanya

    ReplyDelete
  7. eh, anu.. ngomongin gajah, kok oom..

    ReplyDelete
  8. Gajah mada V Madakaripura sudah bisa diperoleh di Gramedia, salam hangat langit kresna Hariadi, 08883368972

    ReplyDelete
  9. mas Ari pinjem donk gajahmadanya.. sama senopati pamungkas jg.. :)
    boleh yaaa.. plisssss.. :D

    ReplyDelete

  10. waduh, ternyata resensi saya dibaca sama pengarangnya langsung.. (jadi pengen malu nih..)
    matur nuwun sanget, pak kresna..

    ReplyDelete
  11. ngga boleh kalo ngga ngasih tau gw peraturan pajak terbaru heheheheh

    mau kapan diambil, tri..? jangan yang buku ke-5 yah.. belon beli, bo.. xixixixixi

    ReplyDelete
  12. Hallo, penjualan CANDI MURCA I KEN AROK HANTU PADANG KARAUTAN sudah dimulai dari sekarang, jumlah halaman 832 akan terbit Akhir Juli atau awal Agustus dengan harga Rp 75000 sudah didiskon 25% sudah termasuk ongkos kirim ke alamat (melalui jasa pos, TIKI dlll) ke rekening antara lain :
    . BCA 2000282670
    . BRI 0021-01-044348-50-5
    . BNI46 0125721771
    . MANDIRI 143-00-0497600-5
    atas nama Suwandono SE, lebih jelasnya masuk ke www.langitkresnahariadi.com klik Panduan

    ReplyDelete
  13. Apa yang terjadi bila di tahun 2011 ditemukan jejak bayangan sebuah candi dengan ukuran jauh lebih besar dari Borobudur ? Berpikir macam itu identik dengan ide tentang apa yang terjadi jika bumi ini didatangi sebuah pesawat angkasa luar yang besarnya jauh lebih besar dari sebuah kota (Film The Independent Day)

    Demikianlah candi itu dibuat pada zaman Mataram tepatnya di masa pemerintahan Rakai Walaing Pu Kumbhayoni. Candi yang sangat besar itu terpaksa dihilangkan dari pandangan mata karena ada pihak-pihak tertentu yang berupaya menghancurkannya, tak ada pilihan lain untuk melindunginya maka ia harus dimurcakan dan hanya dalam bulan purnama tertentu tampak bayangannya, yang hanya lamat-lamat berada di antara ada dan tiada.

    Uwwara Kenya perempuan dari masa silam itu, ia memiliki wajah yang amat cantik yang tak pernah pudar meski sang waktu bergeser deras. Bila Uwwara Kenya murka dari keningnya muncul mata ke tiga yang mampu menghanguskan apa pun. Uwwara Kenya dikawal dengan setia oleh tujuh orang pengikutnya yang oleh karenanya disebut kelompok tujuh, didukung oleh ribuan ekor codot berukuran besar, salah satu di antaranya kelelawar berkulit albino yang yang dengan setia melekat mengikuti ke mana pun majikannya pergi.

    Tujuh pengikut Uwwara Kenya memiliki pertanda berupa ular melingkar yang menempatkan diri di telapak tangan di balik kulit di atas daging yang apabila purnama datang akan menyebabkan terjadinya perubahan tujuh orang gedibal itu, wajah mereka berubah mengerikan dengan kemampuan yang mengerikan.

    Namun Uwwara Kenya memiliki musuh yang dengan mati-matian berusaha melindungi candi itu. Musuh yang berderajad Dharmadyaksa sebuah agama itu berusaha mencegah apa pun yang dilakukan Uwwara Kenya bahkan melalui pertempuran yang butuh waktu bertahun-tahun lamanya. Puncak dari pertempuran itu Uwwara Kenya kalah dan memutuskan bereinkarnasi di masa yang akan datang, di mana nantinya ia bisa melanjutkan niatnya menghancurkan candi.

    Namun Sang Dharmadyaksa menyusul bereinkarnasi pula.

    Uwwara Kenya yang terlahir lebih dulu berusaha mati-matian memburu titisan kembali itu yang dipastikan akan terlahir kembali dari perkawinan kakak beradik yang masing-masing tidak menyadari mereka adalah kakak beradik. Uwwara Kenya mengamuk membabi buta, hanya sayang titisan kembali Sang Dharmadyaksa itu dikawal ketat oleh pengikutinya yang berjumlah lima orang yang masing-masing siap berkorban nyawa. Jumlah mereka yang lima selanjutnya disebut sebagai kelompok lima .

    Lima orang pengawal kelahiran kembali Sang Dharmadyaksa berhadapan dengan tujuh orang kaki tangan Uwwara Kenya .

    Adalah ketika Ken Arok baru seorang maling yang malang melintang dan membuat resah akuwu Tumapel Tunggul Ametung, kisah Candi Murca, Ken Arok Hantu Padang Karautan ini dimulai. Parameswara yang ingin mengetahui orang tua kandungnya pergi meninggalkan Bumi Kembang Ayun di Blambangan dan menolak permintaan ayah angkatnya menggantikannya sebagai pimpinan di padepokan olah kanuragan itu.

    Pada saat yang sama seorang gadis bernama Swasti Prabawati justru datang menghadap Ki Ajar Kembang Ayun meminta petunjuk mencari jejak ayahnya yang telah sebulan menghilang. Perkenalan Parameswara dan Swasti Prabawati bermuara ke hubungan asmara tanpa mereka tahu mereka adalah kakak beradik. Parameswara berayah Panji Ragamurti, seorang Patih di Kediri sementara Swasti Prabawati akhirnya tahu ayah yang dicintainya ternyata bukan ayah kandungnya, ia terlahir dari Narasinga melalui pemerkosaan yang dilakukan terhadap seorang perempuan yang akhirnya mati ketika melahirkan gadis buah pemerkosaan itu.

    Amat terlambat Parameswara dan Swasti Prabawati sadar, bahwa Narasinga dan Panji Ragamurti adalah orang yang sama.

    Bayi yang akan lahir dari perkawinan kakak beradik itulah yang justru sedang ditunggu dan diburu-buru oleh Uwwara Kenya dan tujuh orang pengikutnya yang celakanya menempatkan Parameswara dan Swasti Prabawati terjerat takdir sebagai pengikut perempuan itu pul

    ReplyDelete
  14. ehhh ga jadi pinjem dink.. aku dah tamat sampai V... (akhirnyaa...)
    awalnya sih mau baca (&beli) satu demi satu, tapi krn saking asyiknya ngikutin alur ceritanya.. jd ga bisa berenti heheheh..

    kalo udah beli Ken Arok-nya ntar 'minjem' yaa.. ? heheheheh

    ReplyDelete
  15. wah terima kasih pak..
    ini yang saya maksud

    ReplyDelete
  16. CANDI MURCA I KEN AROK HANTU PADANG KARAUTAN sekarang menjadi AMURWABHUMI "Cleret Taun".
    hahaha.. 2014. Gajah Mada 1-5. Menak Jinggo Sekar Kedaton, Majapahit 1 "Syandakala Rajawangsa", Majapahit "Bala Sanggrama". Nunggu terusannya katanya sampe 7.
    Terus bakal ada BOROBUDUR. Wooww.. SERU!.

    Buku lain yg seru juga ada, Citra Rashmi (pengarang Tasaro GK), tentang kerajaan Sunda, disini Dyah Pitaloka memilki kanuragan yg tinggi.

    *Lemari penuh*

    ReplyDelete