Thursday, May 30, 2013

Mata-Mata

BEBERAPA HARI INI, dan khususnya hari ini, di beberapa milis ada perdebatan mengenai aktivitas mata-mata. Yang dimaksud mata-lelaki mata-mata di sini adalah penerawangan aktivitas yang dimata-matai melalui alat tertentu.
Ini, tentunya dikaitkan dengan kehebohan sadapan sadapan KPK.

Kebanyakan salut dengan sadapan KPK yang menghasilkan isi percakapan yang luar biasa menghadirkan sesuatu yang (tadinya) disangkal-sangkal di pengadilan. 
Tetapi di sebuah milis bertanya mengenai: 
- Mengapa percakapannya hanya sebagian yang diungkap 
- Apa nanti tidak misleading ( siapa tau ada percakapan lain yang bisa membuktikan "jalan cerita" nya ternyata tidak seperti itu) ?

Di milis yang sama, juga milis yang lain dengan bahasa berbeda, mempertanyakan keabsahan dan atau sedikit kekuatiran mengenai:
1) kewenangan menyadap orang diluar struktur pegaeai pemerintah, dan
2) bagaimana jika nanti informasi yang disadap itu diperjualbelikan.

Ini, tentu saja dijawab:
1) as per definisi korupsi*) menyangkut keuangan negara**) tidak hanya menyangkut APBN dan karena semua pihak yang terkait adalah pelaku dalam tindak pidana korupsi, maka penyadapan kepada pihak non penyelenggara pemerintahan tentu tetap perlu dilakukan, dan
2) itu jelas pelanggaran hukum (rahasia negara) yang dikenakan sanksi. 
... 

Saya tidak ada dalam posisi menetapkan siapa benar siapa salah. 
Tapi diskusi itu menambah wawasan saya tentang bagaimana pemberantasan/pengendalian korupsi di Indonesia bisa dilakukan, dengan benturannya dengan hak-hak privat sebagai warganegara.

Yang jelas, aktivitas mata-mata/spionase itu dilakukan oleh setiap orang, bahkan sejak jaman purba.
Ngga percaya ?

Yang paling simpel adalah di kendaraan, kita ternyata perlu kaca spion untuk meyakinkan diri bahwa tidak akan ada gerakan-gerakan dadakan dari arah yang tidak disangka2 yang bisa membahayakan kita (dan atau kita membahayakan orang lain).

Oiya, bahkan Shri Rama pun pernah mengutus Hanuman untuk memata-matai Negeri Alengka, khususnya mencari tahu bagaimana kabar Dewi Shiinta di sana.
Dan yang juga perlu diingat, sesuai kata seorang kawan, bahkan seorang putri salju pun dimata-matai nenek sihir dengan cermin ajaibnya; maka yakinlah bahwa kegiatan mata-mata memang sudah ada sejak dahulu kala dan mungkin terus akan ada di masa yang akan datang.
...

Demikian.

Dan jika Anda merasa tulisan ini ngalor-ngidul ngga jelas. Sama, saya juga merasa begitu.
Mohon maaf jika agak mengganggu :D

No comments:

Post a Comment