Wednesday, July 16, 2008

Tentang Menyukuri Nikmat Tuhan


Ustadz kami sering mengajarkan bahwa Allah memberikan rezeki yang telah ditetapkan sebelumnya kepada kita. Itu kita percayai.
PS: Kalaupun ada yang diberi tambahan kelebihan rezeki, tentunya itu dengan seizin Allah pula.. (note: ini tambahan dari saya, bukan kata ustadz. mohon maaf kalo salah)

Oleh karena itu, bahkan dua orang sahabat yang besaran gajinya sama persis dan dengan jumlah tanggungan yang sama banyaknya, tidak selalu sama "jumlah" asap dapurnya (^^)
Dan itu yang terjadi pada seorang sahabat saya bernama si A. Tanggalan kalender baru menunjukkan angka belasan di bulan Juni,tetapi mereka, sahabat saya dan istrinya, sudah kehabisan uang sama sekali. Hanya tinggal lima ribu di kantung sahabat ini dan sepuluh ribu di kantung istrinya di rumah.

Masalahnya, akhir tanggal belas-belasan ini mereka sudah harus membayar separuh uang pangkal sepasang putri kembar mereka masuk sekolah. Sementara uang yang tadinya disiapkan untuk itu sudah terpakai untuk biaya pengobatan; mendadak seluruh anggota keluarga sakit termasuk mertua yang kebetulan datang dari luar kota, dan itu membuat tabungan mereka habis tidak bersisa.

Sahabat saya ini, tidak seperti sahabat-sahabat saya yang lain tetapi masih lebih baik dari saya, bukanlah orang yang setiap saat ke masjid beribadah (note: saya bilang begini tidak berarti sahabat saya ini ngga shalat lima waktu lhoo..). Pada saat kesulitan itu pun sebenarnya juga tidak banyak berubah juga, hanya saja beberapa kali bertemu di masjid (note: mushalla kantor ding.. saya salah..) wajahnya sedikit lain. lebih pucat dari biasanya. besok-besoknya kok malah lebih parah.. tapi sepintas lalu juga sepertinya jadi lebih pasrah.

Hari itu, ketika uang sahabat saya ini tinggal lima ribu yang saya ceritakan tadi, mereka berdua suami-istri kebingungan. Bingung, boro-boro buat bayar cicilan uang pangkal,  sedang buat belanja saja  uang mereka tinggal segitu-gitunya, yang paling  hanya cukup untuk dua hari bila dihemat. sahabat ini, bukan orang yang mudah meminjam uang (note: sebab kalaupun meminjam, kemampuan untuk mengembalikan juga terbatas tidak bisa sekaligus lunas.. ini alasannya untuk sebisa mungkin ngga pinjam uang).

Sahabat saya ini hanya bisa memohon pada Allah untuk diberikan jalan keluar sekaligus perlindungan daripada-Nya.

Malam itu, ia pulang dengan gontai. Hatinya seperti mencelos bila memikirkan hari ini uang istrinya pasti sudah habis untuk berbelanja.  Tinggal lima ribu di kantungnya. Ia harus memilih apakah untuk jaga-jaga bensin ataukah untuk makan keluarganya esok hari..
Mendadak ia teringat bahwa ia memiliki sejumlah jasa kepada beberapa orang yang belum dibayar. Tetapi ia ingat bahwa tagihannya belum jatuh tempo, jadi pastinya belum akan ia terima hari ini ataupun esok.
Ya sudahlah, waktu itu pikirnya, saya sudah berusaha sekuat tenaga, kalau ngga berhasil juga, pasti ada jalan keluar atau ada maksud-Nya dengan semua ini..

Entah mengapa, ia seperti dituntun oleh sesuatu, mendadak motornya harus menghindari sesuatu dan ia berkelit, berbelok arah ke jalan masuk sebuah bangunan dimana terdapat sebuah ATM. Berhenti pula ia mengambil napas, bersyukur bahwa ia mampu menghindari tabrakan.

Mendadak pintu ATM terbuka, seseorang baru keluar dari sana dan entah mengapa pintunya tidak menutup rapat. 
Tiba-tiba muncul pikiran sahabat saya ini untuk masuk ke ATM itu.
Sahabat ini tertawa kecil pada pikirannya sendiri karena ia tahu bahwa ia tidak memiliki sejumlah uang yang cukup untuk diambil, tetapi kakinya tidak mau menuruti pikirannya.
Tahu-tahu ia sudah ada di dalam ruangan ATM dan sudah mencoba mengecek saldo.
Alangkah terkejutnya sahabat ini ketika melihat saldo banknya ada lebih dari jumlah yang ia butuhkan: untuk belanja sampai akhir bulan, untuk membayar cicilan uang pangkal putri mereka, dan bahkan masih lebih lagi..
Ia terkejut dan mencoba meyakinkan diri bahwa ia tidak salah lihat.
Dikeluarkan kartunya dan dimasukkannya lagi.Diceknya lagi. Angkanya sama.
Dicobanya cek mutasi beberapa transaksi terakhir, ternyata ada uang masuk seminggu yang lalu.. tentu  belum ketahuan siapa pengirimnya.
Ia coba bertanya pada C/S bank yang bertugas lewat telepon, tapi petugas di telepon tidak bisa menjawab dari siapa. 
Ia coba telepon dan sms "klien"-nya, ternyata sang klien juga belum membayar tagihannya.

Maka sahabat ini hanya bisa bersujud syukur. 
Lalu ia pulang dengan terpesona; naik motor sambil setengah oleng, antara ingin menangis bahagia dan tidak percaya serta penuh rasa syukur..

Dan itulah saat kapan saya (berhasil) menyusul dari belakang dan segera hentikan dia karena berbahaya. Dan sampailah cerita ini pada saya, dan kini pada teman-reman semua; dengan izin tentunya.
---

Kisah di atas adalah kisah nyata meski mungkin jarang dialami orang lain.
Saya aja ngga pernah mengalami meskipun ingin sekali.. :p
Ahem.. kalo ada rekan2 yang mau transfer semilyar ke saya diam-diam, jangan ya.. ntar diinterogasi petugas dikira uang suap lho.. cukuplah sepuluh atau seratus juta aja ^^  --halah!!--

Bukan soal keajaibannya yang ingin saya ceritakan.
Ini adalah kesimpulan sahabat tadi: 
Allah mungkin menggunakan ujian atau cobaan (note: atau musibah. ini tambahan saya, lagi2 karena perbedaannya suka terlalu tipis heheh) supaya kita manusia ingat pada-Nya..
Di sisi lain, setelah mengalami cobaan, maka anugerah sekecil apapun, yang dalam keadaan normal mungkin tidak terasa,  jadi begitu fenomenal.. Hati ini, seolah berebut antara menyebut AlhamduliLlah dan Allahu Akbar..

Iya juga kali ya.. 
 
PS: saat ini sih udah ketahuan itu uang dari siapa, dan uang itu memang halal untuk sahabat ini..  atas suatu jasa yang pernah diberikannya yang ia sendiri malah sudah lupa.. sebab kejadiannya sudah lama sekali.
jadi ingat pepatah ini: "Tuhan menjadikan segala sesuatu itu indah pada waktunya" (..ataukah "pada waktu-Nya" ? saya ngga jelas juga..)
V(^.^)V  

10 comments:

  1. ada kutipan dari Quran yang kira2 bilang begini: "Allah memberikan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka."
    imho, mungkin ini salah satu contoh nyatanya..

    ReplyDelete
  2. jadi menunggu-nunggu nih ... kapaaan yaaaa ....

    ReplyDelete
  3. waduh, saya aja yang nunggu duluan belon dapet, Mbak
    urut antrian dong dapetnya... (^^)V

    ..may peace be with you, sis..

    ReplyDelete
  4. ooo ... ngantri toh ... tapi moga-moga nomor urutnya duluan aku ahh ... xixixix ...
    i hope u too ... thank's ...

    ReplyDelete
  5. cerita yang bagus ...

    jadi kepengen ngalamin juga ... bukan Mas Ari aja loh ^_^


    ReplyDelete
  6. waah ni dia nih ada kongkalikong sama petugas nomor antrian nih..
    *curiga mode on*
    hehehe

    ReplyDelete
  7. wah silakan.. buat siapa aja boleh kok..
    ambil nomor antriannya ada dibelakang, mbak (^-^)

    PS: saya ngantri buat ngerasain pengalamannya pake jasa calo nomor antrian juga, mbak.. qeqeqeqe

    ReplyDelete
  8. pengalaman yang menakjubkan......^_^

    ReplyDelete
  9. Tuhan bekerja menurut cara-Nya sendiri

    ReplyDelete