Wednesday, July 16, 2008

MENGAPA SAYA ?

dari email kawan, sebelumnya (atau malah aslinya, ngga tau juga) dari milis alumni Ernst&Young kayaknya

saya juga ingat pernah komplen --bukan sama Tuhan-- tentang sifat buruk seseorang. [ps: meski ternyata ybs juga komplen tentang saya.. hiks ;p] ke seseorang yang kami tuakan.

komentar beliau ringan saja: segala sesuatu itu pasti ada baik dan buruknya. sudah satu paket. kalau kita ambil sesuatu itu, ngga bisa kita ambil baiknya tanpa buruknya terikut, dan sebaliknya.

jadi intinya, ini masih kata beliau itu, ngga pernah ada sebenarnya "ambil baiknya, buang buruknya" yang ada "ambil baiknya, antisipasi buruknya.. kalo ngga bisa diantisipasi, belajarlah menerima baik dan buruk itu apa adanya, barangkali bahkan ada hikmah tersembunyi dibalik itu yang kita belum tahu.."

iya juga kali ya..

I took the good times, I'll take the bad times.
I'll take you just the way you are.
 
[billy joel. just the way you are]

salam, ari.ams

---------- Pesan terusan ----------
Dari: a....s.......
Tanggal: 16 Juli 2008 08:41
Subjek: From EY alumni: MENGAPA SAYA?

Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?
(Ayub 2:10)


MENGAPA SAYA?

Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975). Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.

Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"
Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang di semi final, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan,  'Mengapa saya?'  Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'"

Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan.  Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan. Ashe, seperti juga Ayub dalam bacaan kita, tidak demikian. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat

KETIKA MENERIMA SESUATU YANG BURUK
INGATLAH SAAT-SAAT KETIKA KITA MENERIMA YANG BAIK

14 comments:

  1. terima kasih banyak, mas Ari... untuk bekal hidup

    ReplyDelete
  2. Memang harus introspeksi dan bersyukur sih...

    ReplyDelete
  3. thanks for sharing mas....syair lagunya pas banget dah

    ReplyDelete
  4. waduh apa enggak terbalik tuh Cak, harusnya saya yang bilang terima kasih (^^)

    ReplyDelete
  5. hehe ngga tau juga nih 2 hari ini banyak terima email tentang mensyukuri hidup ada adanya.. mulai dari ceritanya mbak jenny jusuf kemaren.. ada juga beberapa cerita lain yang cuma di post di milis..
    pas lagi momennya buat aku. kesannya aku disindir, gitu lho.. dikasih cerita yang temanya sama semua.. jadi inget kurang bersyukur

    ReplyDelete
  6. sama-sama V(^.^)V

    itu emang lagu yang kepikiran waktu dikasi nasehat dulu.. bukan soal pas, ya karena emang di pas-pasin hehehe

    ReplyDelete
  7. wah....aku merasa kesenggol nih
    makasih sudah berbagi, merasa diingatkan utk sll bersyukur dlm segala suasana.

    ReplyDelete
  8. (^.^)V saling mengingatkan aja, mbak.. ini juga sebenere menyindir diri sendiri kok

    ReplyDelete
  9. thanks for remain us ...

    kalo pas terima sesuatu yang buruk biasanya saya langsung tanya sama diri sendiri, apa ada sikap yang salah dari saya ...
    tapi kalo terima yang baik, cuma bisa bilang alhamdulillah yang kadang suka lupa juga siiy ... bole juga nanti kalo pas lagi dapat kebaikan tanya ke diri sendiri ada apa dengan saya ...

    ReplyDelete
  10. terima kasih mbak komy. kembaliannya ambil aja, mbak --duh garing yah hehe--

    mbak komy benar juga. kalo soal komplen, kebanyakan kita pasti langsung inget sama Tuhan kalo kena musibah (ingat dalam arti komplen, maksudna..) sedang giliran dapat anugerah, boro2 bersyukur, inget juga suka kagak..
    mungkin yang benar memang seharusnya selalu melihat diri sendiri setiap mengalami hal-hal begini. tapi memang.. saya sendiri suka lupa bersyukur kalo dapat anugerah..

    mungkin itu sebabnya kita suka dikasih ujian/cobaan (atau musibah yah? batasnya ngga jelas sih hehe) ya, otomatis kita jadi inget sama Tuhan meski mungkin komplen atau malah berdoa/beribadah mohon sesuatu ada maunya.. dan setiap anugerah kebaikan yang datang setelah itu.. akan membuat kita (lebih) mensyukurinya..

    hmm.. jadi punya bahan postingan nih hehe

    ReplyDelete
  11. sepertinya susah om ... yang ada kita pasti bertanya seperti di atas ' mengapa saya?? '
    tapi tulisan diatas edikit menghibur ... soalnya sesuai banget dengan kondisi ...
    tfs ya om ...

    ReplyDelete
  12. hehe

    kalau praktiknya mudah, sepertinya tulisan dengan tema semacam ini ngga bakalan ada sebab udah biasa, Mbak.
    saya sendiri merasa tersindir saat membacanya. soalnya kalo ada apa-apa, saya sering komplen dulu meski mungkin akhirnya ya dijalani juga..
    sikap mental seperti dalam tulisan ini, mudah2an kita semua bisa memilikinya kelak..

    ReplyDelete
  13. sekalian ah om ... boleh aku copas yaaa ...
    tuk buletin pkk di komplek ... maklum nih emak-emak ...
    sekalian tuk pencerahan ... makasih sebelumnya ...

    ReplyDelete
  14. mangga.. sok atuh, bu..
    apalagi kalo di madingnya dikasi tambahan petromaks.. wuih.. tambah cerah deh (^-^)

    ReplyDelete