Monday, December 24, 2007

tentang 57 sen itu..

Dari email seorang kawan. Ngga tau sumber aslinya, tapi kayaknya ini cerita asli deh.. liat ini http://www.truthorfiction.com/rumors/h/hattiemaywiatt.htm
Hattie May Wiatt itu nama anak kecil yang menyumbangkan 57 cents ini
Sedang Russel H Conwell adalah nama pastor (pastor gereja baptis, bukan katolik) gereja itu, Grace Baptist Church, Philadelphia

Saya ingin membagi cerita ini, karena saya yakin TUHAN,  apapun sebutan yang kita gunakan untuk menyebut-Nya, bagi siapapun, kapanpun, dan dimanapun, selalu bekerja dengan cara yang ajaib. Tapi Dia ngga mau bekerja sendirian, Dia mau kita manusia berusaha. Dia mau kita untuk melaksanakan langkah awalnya dulu.. setelah itu, Dia-lah yang menentukan hasil akhirnya..

But here is the problem, buat saya aja kale
Saya nih kemaren2 ini biasanya minta, minta, dan minta dulu.. baru lalu komplain sama Tuhan (bujug, kurang ajar banget si Ari yak, komplain ma Alloh..ngaca Ri elo tuh sapee..?!) kok nasib saya ngga berubah lebih baik juga yah..

Ada juga saya pernah mencoba bertindak dulu; tentu dengan segudang harapan di kepala.. tapi apa yang diharap-harap tidak terjadi juga.
Sigh !


Setelah baca ini jadi nyadar euy, ngga cuman soal berubah dulu . Tapi ikhlas-nya juga kudu tetep dijaga, kale


Poor me.. Jadi guwa ngapain aja selama ini ??


Seorang gadis kecil berdiri terisak di pintu gereja kecil, ia baru saja ditolak masuk ke gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh." Seorang pastor lewat di dekatnya dan menanyakan mengapa si gadis kecil menangis. "Saya tidak dapat ke sekolah Minggu" jawab si gadis kecil. Melihat penampilan gadis kecil yang kotor dan tidak terurus, sang pastor mengerti alasan penolakan si gadis kecil untuk ke sekolah Minggu. Segera dituntunnya gadis kecil itu ke ruang sekolah Minggu di gereja dan dicarikannya tempat duduk yang masih kosong.

Sang gadis kecil begitu tergugah perasaannya, sebelum tidur ia selalu memikirkan anak miskin lainnya yang senasib dengannya, yang seolah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Yesus. Sejak itu, gadis kecil kecil itu berkawan dengan sang pastor. Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya di daerah kumuh. Orangtuanya meminta bantuan sang pastor yang baik untuk prosesi pemakaman yang sangat sederhana.

Saat pemakaman selesai dan kamar tidur si gadis kecil dirapikan, orang tuanya menemukan sebuah dompet lusuh, kumal dan sobek-sobek. Dompet tersebut kemungkinan adalah dompet yang ditemukan oleh si gadis kecil di tempat sampah. Dalam dompet lusuh tersebut, ditemukan uang sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan yang ditulis oleh gadis kecil itu, isinya "Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut dapat diperbesar sehingga lebih banyak anak-anak bisa datang ke sekolah Minggu." Selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk gereja itu, si gadis kecil menabungkan uangnya sampai sejumlah 57 sen untuk suatu maksud yang sangat mulia. Ketika sang pastor membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil itu, sang pastor berusaha memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil untuk memperbesar bangunan gereja.

Ceritanya tidak berakhir sampai di sini. Satu surat kabar besar mempublikasikan berita ini terus-menerus. Akhirnya seorang pengembang yang membaca berita ini tergerak dan ia menawarkan lokasi di dekat gereja kecil seharga 57 sen. Para jemaat pun dengan sukarela memberikan dana dan melakukan pemberitaan, akhirnya bagaikan bola salju yang bergulir, dalam 5 tahun terkumpul dana sebesar 250.000 dollar (pada waktu itu setara dengan emas seberat 1 ton).

 Cerita di atas merupakan hasil nyata tindakan "cinta kasih" seorang gadis kecil miskin, yang kekurangan makan dan tidak terawat, tetapi peduli dengan sesamanya yang menderita. Bila Anda ke Philadelphia, Anda akan melihat "Temple Baptist Church" dengan kapasitas penduduk 3.300 orang, "Temple University" tempat beribu-ribu murid belajar, "Good Samarian Hospital" serta sebuah bangunan khusus sekolah Minggu yang lengkap dengan beratus-ratus pengajar untuk memastikan tidak ada satu anak pun yang tidak mendapat tempat di sekolah Minggu. Dalam salah satu ruangan, tampak foto si gadis kecil, yang tabungannya sebesar 57 sen, namun dikumpulkan berdasarkan rasa "cinta kasih" sesama yang telah membuat sejarah. Tampak pula berjajar rapi foto sang pastor baik hati yang telah mengulurkan tangan kepada si gadis kecil miskin itu, yaitu pastor DR. Russel H. Conwell, penulis buku "Acres of Diamonds" - kisah nyata.


4 comments:

  1. semoga dunia dipenuhi cinta dan kasih ...
    semoga dunia menjadi damai ...

    ReplyDelete
  2. aamiyn. semoga senantiasa demikian. Insya Allah

    ReplyDelete
  3. Saya masih harus banyak belajar dan mengaplikasikannya. How inspiring....

    ReplyDelete
  4. Lebih-lebih saya, Mas.
    Dan cerita ini memberi banyak hal buat saya, ngga cuma menjaga "ikhlasnya niat" terjaga --seperti si gadis yang peduli sesamanya, tapi juga banyak hal lain.

    a.l yang baru saja saya pikirkan adalah "memakmurkan masjid". Saya kuatir orang2 kayak saya kepikirannya baru memegahkan bangunan masjidnya aja -hiks-
    Soalan lain adalah definisi miskin. Dari cerita ini, rasanya kemiskinan fisik yang dialami Hattie, tidak mempengaruhinya. Buat saya, orang2 seperti Hattie adalah orang2 yang sangat kaya. Dan alangkah inginnya saya jadi salah satu dari mereka yang seperti ini. Mudah2an lah nanti. Sekarang saya belajar ikhlas dulu aja masih belon lulus-lulus juga, nih. Kacau deh.

    ReplyDelete