Wednesday, November 22, 2006

Ujian atau musibah, keduanya, atau bukan keduanya, siapa yang tahu ?

Pada pelaksanaan shalat jumat di masjid belakang
gedung kantor kami tadi siang (24/03/06), Al Khatib berbicara mengenai masalah
hidup. Masalah hidup memang banyak banget. Tapi justru dari sini kita diuji
apakah kita memang bernilai di mata Allah atau ternyata cuma sampah.. Jika
Allah menyayangi ummat-Nya, maka ia akan memberikan mereka ujian.. Lalu khotbah
mulai membahas tentang "sabar" dst dst



Selesai shalat, sambil menunggu makan siang disiapkan di kantin, rekan saya
berkomentar agak panjang.



Si X : Beberapa waktu yang lalu, saya punya kebutuhan mendadak diluar
rencana. Ibu mendadak sakit sementara adik ipar perlu membayar uang kuliah
sementara mertua juga pas sedang tidak punya uang. Jumlah uang yang dibutuhkan
banyak.   Karena kami lah yang kebetulan ada uang --meski sebetulnya
sudah dianggarkan keperluannya-- ya kami bantu dulu. Kami sesuaikan saja
pengeluaran-pengeluaran lain terpaksa disesuaikan. Tapi itu pun ternyata masih
kurang, sehingga ada sebuah tagihan yang terpaksa tidak dibayar dulu.

Saya : Itu sebabnya ada petugas penagihan ke kantor beberapa hari yang
lalu ?

(Sebutlah Pak Petugas Penagihan itu namanya Pak Y)



Si X: Iya. Memalukan memang, tapi mau gimana lagi..Yah akhirnya dengan
pinjam uang sana sini akhirnya bisa juga kubayar tagihan itu..

Lalu Si X berkata lagi : Di situlah, kata-kata Khatib tadi tiba-tiba membuka
mata saya, asal saya tabah dan sabar, maka insya Allah saya dianggap lulus dari
ujian-Nya, kan ?!

Saya : Kalo itu ujian.. Nah kalo itu musibah ?! (saya menggodanya)



Si X : Memang itu juga sedikit masalah, saya ngga pernah tau ini ujian
apa musibah, atau malah bukan dua-duanya..

Saya : Bukan dua-duanya ?!



Si X : Iya. Saya cuma membuka kemungkinan: bisa jadi saya cuma bagian
dari rencana-Nya yang besar, saya ngga pernah tahu.

Saya : Maksudnya ?



Si X : Pernah ngga kepikiran begini: bisa jadi semua ini cuma
pelaksanaan rencana Allah agar Pak Y kemarin dapat rezeki.. ?!

Saya : Jadi ini bukan ujian atau musibah buat kamu, tapi hanya sebagai
jalan buat Pak Y kemarin dapat rejeki ?!



Si X : Atau bisa jadi, semuanya terjadi sekaligus.. Maksudku, entah ini
ujian atau musibah buat saya, juga sekaligus jalan buat Pak Y untuk mendapatkan
rezeki

Saya:
??



Rekan saya ini lalu menutupkan mata, masih tersenyum senang, dan berujar lirih,
"Atas apapun yang sudah dan akan terjadi Ya Allah, terima kasih sudah
melibatkan saya dalam rencana-Mu yang indah.."



Dan ia masih seperti itu, menutup mata dan tersenyum, sampai makanan kami
datang..

Dia memang sudah jelas tidak akan keras-keras mengucapkan kata-kata begitu
(daripada dianggap aneh !)

Tapi saya lihat dia tulus sekali mengucapkan itu. Saya sampai iri.. (kok saya
ngga bisa kayak gitu ya?)



Saya jadi berpikir-pikir, mungkin kawan saya benar juga ya.. mungkin hidup itu
seperti itu.. satu sama lain saling kait mengkait.. Dalam pekerjaan kami,
misalnya.. Ketika kami menang tender, ada pihak yang kalah tender.. mungkin
juga ngga mampu bayar tagihan kayak kawan saya minggu lalu.. Memang itu bisa
jadi ujian buat dia, tapi mungkin itu juga "jalan" buat orang lain
untuk beramal baik, misalnya saja dengan menghibur yang kalah ini.. atau memacu
semangat yang kalah untuk lebih baik, supaya pada giliran berikut jadi
pemenang..

Siapa tahu saja memang begitu..  Entahlah..

Saya ini ternyata ngga tau apa-apa..  Mungkin saya salah, kali ya ?

Tapi saya masih saja terpesona dengan kawan saya yang hubungannya dengan Allah
SWT nampak begitu "khusus" sekali..

Sekali lagi: saya sampai iri..



Pamulang, 24 Maret 2006



No comments:

Post a Comment