Thursday, November 6, 2008

Kemenangan Obama dan Kepentingan Indonesia

Ini tulisan kawan Bina Yumanto tentang Obama

Selain yang sudah disebutkan di bawah, Bagi saya, kemenangan Obama menyiratkan harapan perubahan paradigma (mudah2an demikian :) dari USA yang main bombardir dulu dan minta maaf belakangan bahwa tuduhannya salah (dasar anak kecil sok jagoan ;p) menjadi rekan yang mencoba lebih paham dan lebih mencoba untuk belajar hidup sama-sama.
Juga bagi saya, Obama seperti "jalan keluar" (mudah2an begitu) buat ekonomi amerika.. kalo ekonomi amerika pulih, minimal eksportir dan pedagang/petani/perajin kita kembali mendapatkan pasarnya :) sukur2 kalo nular perbaikannya ke Indo.. yah agak lebih dari minimal tuh ya minyak stabil di USD 60 / barrel dan USD stabil di IDR 2,500 lah  *halah*sambil menghindari timpukan rekan2 yang incomenya USD*

udah ah.. mengko ndak tambah kethok nek aku bodho bianget ;p

BR, ari.ams
PS: emang ada yah KPP Kidzania ? ;p

http://www.facebook.com/note.php?note_id=47131290357&ref=nf&

Bina Yumanto's Notes


Kemenangan Obama dan Kepentingan Indonesia


Mungkin banyak dari kita Warga Indonesia ikut gembira dan merasakan kemenangan yang sama saat Senator Barrack Obama memenangi Pemilu Amerika Serikat. Sebagian besar merasa bahagia dan bangga karena Obama pernah tinggal dan bersekolah di Indonesia. Sebagian lagi (termasuk saya) merasakan semangat egaliter dan persamaan hak, tanpa memandang perbedaan ras, warna kulit, suku dan agama, sehingga semboyan E Pluribus Unum yang artinya kurang lebih sama dengan Bhineka Tunggal Ika benar-benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, menarik menyimak analisis dari Dewi Fortuna Anwar di Harian Kompas, 3 November 2008 (kalau tidak salah). Memang benar bahwa Partai Demokrat didukung oleh kalangan aktivis lingkungan, aktivis hak asasi manusia dan aktivis-aktivis NGO lainnya. Hal ini banyak berdampak pada kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang cenderung mengedapankan (kalau tidak boleh disebut mencampuri urusan dalam negeri negara lain) isu-isu lingkungan hidup, kelestarian alam, hak asasi manusia dan demokrasi. Kebijakan tersebut tentu saja dapat mempengaruhi ekspor hasil alam Indonesia, kebijakan dan kerjasama Militer, Hankam dan Demokrasi di Indonesia.

Sedangkan banyak perusahaan besar AS, terutama di bidang pertambangan dan energi adalah pendukung Partai Republik. Sehingga kebijakan luar negeri AS ketika dipimpin oleh Partai Republik adalah bagaimana memperoleh akses kepada sumber-sumber ekonomi di seluruh dunia, baik dengan cara damai maupun perang. Partai Republik juga tidak terlalu pusing dengan penerapan Demokrasi dan HAM di negara-negara lain, sepanjang masih mendapat akses ekonomi yang menguntungkan.

Dari analisa DFA tersebut juga didapat fakta bahwa pemerintah Orba eksis sebagian besar (kebetulan?) pada saat AS dipimpin Partai Republik, dan Pak Harto tumbang pada saat Presiden Bill Clinton (Partai Demokrat) memimpin AS. Demikian pula sejak itu Indonesia dirundung embargo ekonomi dan militer yang bahkan baru mulai lepas pada saat kepemimpinan Presiden George W Bush dari Partai Republik.

Kita sebagai bangsa yang mandiri harus mampu mengambil hikmah dan manfaat dari perubahan kepemimpinan di Amerika Serikat, tentunya dalm hal-hal yang dapat semakin menguntungkan rakyat dan bangsa Indonesia seperti perbaikan dan konservasi lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya alam secara bijak, penghematan energi, peningkatan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Pemimpin Indonesia harus mengelola hubungan luar negeri RI - AS untuk sebesar-besar kepentingan bangsa dengan melihat politik LN yang akan dikembangkan oleh Presiden Barrack Obama dari Partai Demokrat yang mengedepankan sifat-sifat di atas.

Satu pertanyaan yang tersisa di hati kecil saya : apakah jika negosiasi blok Cepu dilakukan di era Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat seperti Barrack Obama, apakah pengelolaannya akan jatuh ke tangan bangsa Indonesia sendiri?
Satu hal yang pasti, mulai sekarang semestinya siapapun Presiden Amerika Serikat, Apapun Partainya, kita sendiri, bangsa Indonesia yang menentukan nasib bangsa Indonesia. Bukan Obama, Bukan George W Bush, Bukan Republik bukan Pula Demokrat.

Kita Untung Bangsa (Indonesia) untung...

Bina Yumanto
Sent from my Strawberry powerred by Nasi Pecel

No comments:

Post a Comment