Showing posts with label lagiserius. Show all posts
Showing posts with label lagiserius. Show all posts

Sunday, January 12, 2014

Mendadak Alim: Put ALLAH First

Pendahuluan 

- Ini asli tulisan mendadak alim. Nakarena aslinya emang bukan orang alim, jadi kalo ternyata banyak yang salah, ya tolong bantu diluruskan; Istilah jaman yahoogroups, teh: CMIIW
- Tulisan ini juga menggunakan Bahasa Indonesia KW 4 Bahasa Indonesia tidak baku,  jadi mohon maaf kalo bahasanya rada-rada gimanaaa gitu *menjura*



Mulai
Saya sering mendengar orang-orang alim (maksud ane "alim" benaran, yah) bicara soal Put ALLAH First ini, kurleb kalimatnya: "perbaiki agamamu maka Allah akan memperbaiki duniamu". 
<-- baca.="" bahasa="" beda="" dengan="" di="" diterjemahkan="" haditsnya="" hr="" i="" indonesia="" ini="" kalimat="" kalimatnya="" kalo="" ke="" ketemu="" kurleb="" lupa="" maksud="" mana="" nyari="" sama="" saya="" seperti="" tapi="" tirmidzi="" yang=""> letterlijk
agak beda pengertiannya.  Nadaripada nanti malah bisa diplesetin kemana-mana (sama orang nekat) jadi mending ngga saya tulis

Dan saya yakin ini bukan kebetulan, sejak jaman saya kecil, saya sering mengutip ayat alkitab tentang ini. Tepatnya Matius 6:33
<-- a="" akan="" bermaksud="" berupa="" dari="" facebook-nya="" gambar="" hanya="" href="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152106303943555&set=a.10150300456638555.357315.738403554&type=1&theater&notif_t=comment_mention" jauh="" lebih="" mas="" mengatakan="" menyinggung="" ngga="" renungan="" saya="" share="" tapi="" yang="">Satriyo Boediwardoyo
  yang saya attach (atau embed? tapi maksud saya ya gambar yang itu kok) itu. insyaa Allah universal sifatnya..

AFAIK, kebanyakan orang, termasuk saya (ngaku duluan deh daripada di-bully), biasanya mencari hal-hal lain (seperti rejeki, cita-cita tertentu, jodoh, jodoh, jodoh lagi..  #ups #apasih? #ngelanturdeh) baru kemudian menghadap TUHAN. Itu pun, biasanya meminta supaya usaha kita mencari hal-hal lain tadi itu dikabulkan.

Dari satu sisi, mengenai usaha dan tawakal, mungkin SOP nya begitu: usaha dulu, baru pasrah sama ALLAH apapun yang IA tetapkan sebagai hasilnya.
Tetapi dari sisi fokus, rupanya aturan mainnya ngga begitu..

Kalo kita belajar hadits, biasanya hadits pertama yang diajarkan adalah ini: Innama a'malu binniyyaat <-- amal="" br="" itu="" niatnya.="" perbuatan="" segala="" sesuatu="" tergantung="">
Lanjutan kalimatnya kurleb gini: kalo niat hijrah karena Allah dapatnya Allah, kalo niat karena harta/wanita ya dapatnya itu, tapi entar di hari akhir ngga dapat apa-apa
<-- apanya="" ini="" kali="" kan="" lah="" nah="" nbsp="" ngeri="" p="">

Jadi segala sesuatu niatnya liLlahi ta'ala, bukan "untuk aku", "sebab aku".. apalagi "karena aku".

Lah bukannya sama-sama aja ?
Hmm.. setelah saya perhatikan sih beda, Temans
Itu tampak di bagian yang di gambar itu dibilang "forget everything"
You know laaah...
Njenengan kan lebih pinter dari saya..
Lah saya ini kalo ngga disindir Mas Satriyo apa eling ? Nggak. Pasti udah bablas entah ke mana tauk

Ini jadi -apa ya?- semacam #notetomyself lah, sepertinya kebanyakan ngejar sesuatu dunia, malah ancur2an.
Beneran.
ALLAH itu seperti sedang bikin saya mikir: "Tuh, Ri.. Kalo niat elo kurang bagus, mo usaha kayak gimana juga, ngga beres kan jadinya ?"

Kalo ini kira2 temen yang ngomong, pasti temen itu udah nambahin ngomong gini: Elu kagak percayaan banget sih ma gw.. Udah deh, rencana gw itu bagus buar elo. Ikutin aja daah, kagak bakal dah elo nyesel..
< eini kalo temen yang ngomong, loh yaa..

Naah toyoran terakhir yang bikin "Jebret Pisan" ya sharing dari Mas Satriyo ini..
(PS: JazaakumuLlaah khayran katsiyran, ya Mas.. dan kepada siapapun yg sebelum2nya)

Jadi.. Jangan kayak saya yah, Temans
Kalo sedodol saya ini, masih harus
1) perbaiki/lurusin niat,
2) percaya rencana ALLAH itu pasti (lebih) indah (daripada rencana saya)

ALLAH lebih dulu < ini simpulan saya setelah merenungkan gambar itu, ngga ngutip siapa2 > baru kita berusaha sekuatnya, dan kembali tawakal pada ALLAH akan hasilnya ^ ^

Demikian simpulan orang awam yang mendadak alim seperti saya.
Bila benar, AlhamduliLlaah, semoga bermanfaat. Jika ada yang salah, itu karena emang saya-nya yang dodol, mohon maaf dan tolong saya dibantu betulkan :D

Mari Jumatan ^ ^

Friday, June 7, 2013

Menilai Manusia


Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Sarira Saka Busana

Manusia Dihargai Karena Lidahnya, Manusia Dihargai Karena "Busana"-nya

Jujurly, tulisan ini sebenere idenya gegara tadi shubuh itu ada yang share link kaskus, ulasan twitwar-nya seorang tante doktor dengan seorang sutradara. Sebelumnya tante itu dengan seorang musisi. Baca-baca ke belakang, saya kok jadi merasa manusia gampang sekali menilai manusia lain jelek, ya ? 


Tulisan ini jelas tidak dimaksudkan untuk mengekor berantem yang diatas.

Mari kita kembali ke pepatah jawa jaman WaliSanga tadi:

Ajining diri saka lathi, ajining sarira saka busana.
Manusia dihargai karena lidahnya, manusia dihargai karena "busana"-nya.


Bener banget, kan?

Gegara lidah ( dan sekarang juga jempol tentunyah ) seseorang bisa dinilai..
Dan gegara cara penampilan, orang juga bisa dinilai..

Nah, yang sering jadi masalah itu.. bila lantas orang dinilai HANYA berdasar penampakan penampilan, dan/atau dari sisi perlente, dan/atau  dari sisi gelar, dan/atau  dari sisi kepemilikan. Padahal saya yakin pengertiannya tidak mementingkan citra penampilan seperti itu.

Kebetulan, kedua kakek saya ( yang satu muslim yang satu katolik ) pernah menasihati hal serupa. Yang saya ingat, kurang lebih begini: titik masalahnya bukan soal apa/bagaimana busananya, tapi cara berbusana-nya. Pun busana dalam pepatah ini tidak terbatas pada pakaian dari kain, tetapi juga mencakup "pakaian", yakni berupa agama. 

Agama dalam pengertian ini bukan apa yang tercantum di KTP, melainkan nilai2 yang mengatur sendi2 kehidupan manusia. Dan oleh karena itu, agama sering disebut sebagai ageming ati

Pengertian ageming ati-nya yang dimaksud tidak berarti menyamakan semua agama --> Soal ini kembali ke masing-masing. Saya muslim, pastinya akan bilang islam yang paling cocok buat saya.. Tetapi adik saya katolik, pasti akan bilang katolik yang paling cocok buat dia. --> melainkan, kalo sudah memiliki agama tertentu, pakailah sebaik2nya sebagai pakaian hati dan jiwa
<-- Ini, katanya, adalah bagaimana orang jawa memandang agama.
Etapi gak tau juga kalo jawa hari gini, loh.. Saya ngga punya kompetensi menebak apalagi menjawabnya: lha wong saya ini jawa ngga jelas, jeh :p  

Berkenaan dengan contoh ageming ati, contoh yang diucapkan kedua kakek saya kebetulan juga sama: Apa gunanya kamu beragama kalo masih menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuanmu ? 
--> dan karena itulah kita #eh saya ding, membedakan antara ajaran agama dengan kelakuan umatnya. 

Beberapa tulisan di bawah ini, meski agak beda penyampaiannya, kesimpulan akhirnya sepertinya mirip2 dengan apa yang saya yakini


1) Membumikan Langit: Ajining Diri Soko Lathi
2) Dongeng Ala "Simbah": 
Ajining Diri Jalaran Soko Lathi 
3) kalo yang ini sih tambahan saja: Suara Merdeka: Makna Tembang Ilir-ilir

Kutipan favorit saya, sekaligus penutup tulisan ini adalah:
Jadi ketika pakaian kita sudah baik..maka harus kita dukung dengan tingkah laku dan tindakan yang baik pula agar wibawa dan kehormatan diri kita terjaga dan orang pasti akan mesem kesengsem untuk menghormati kepribadian kita...
Itu. dari sisi kitanya sebagai "pelaku"
Tentunya  kita sebagai "penilai" juga diharap bijak menilai orang lain, tidak terjebak hanya gegara soal penampilan dan/atau atribut yang melekat pada diri seseorang..


Bukan begitu ?

Thursday, May 16, 2013

Trust



SAAT SESEORANG MEMUTUSKAN untuk menikah dengan seseorang, yang terjadi sebetulnya masing2 percaya atau mempunyai keyakinan yang memadai --jiah, bahasa auditor keluar--  bahwa pasangannya itu dapat diandalkan atau yang terbaik 
PS: kriterianya bisa beda antara satu orang dengan yang lain.. 


Menikahkan usaha dan atau berusaha bersama-sama, ternyata juga membutuhkan hal yang sama. Usaha ngga akan berjalan lancar, bila pengusahanya satu sama lain tidak punya kepercayaan.

Namun begitu, asal percaya, ternyata juga tidak cukup untuk dunia usaha.
Teman lama dan atau saling mengenal di luar usaha, bahkan yang biasa ledek2an atau curcol2an, atau bahkan terikat hubungan saudara atau suami-istri, ternyata itu juga masih belum cukup..

Hmm.. tetapi itu nanti di kajian lain, ane sendiri belum selesai diajarinnya :D


Bagaimana agar tumbuh kepercayaan di dalam dunia usaha itu, sudah banyak teori/tulisan yang membahasnya. Saya cuma share definisi "Trust" menurut Merriam-Webster Dictionary aja di marih <-- sok atuh di klik, heula 

Sunday, May 12, 2013

Buku Harian Ayah



AKU INGIN

Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

cerita di bawah ini saya dapatkan dari milis BeCeKa  4 tahun yang lalu
semoga bermanfaat, khususnya buat saya sendiri.. yang memang lagi perlu :(


---------- Pesan terusan ----------
Tanggal: 18 Februari 2009 13:56
Subjek: [BeCeKa] FW: (repost) Buku Harian Ayah

---

Subject: (repost) Buku Harian Ayah

Buku Harian Ayah

Ayah dan ibu telah menikah lebih dari 30 tahun, saya sama sekali tidak pernah melihat mereka bertengkar.

Di dalam hati saya, perkawinan ayah dan ibu ini selalu menjadi teladan bagi saya, juga selalu berusaha keras agar diri saya bisa menjadi seorang pria yang baik, seorang suami yang baik seperti ayah saya. Namun harapan tinggallah harapan, sementara penerapannya sangatlah sulit. Tak lama setelah menikah, saya dan istri mulai sering bertengkar hanya akibat hal - hal kecil dalam rumah tangga. 

Malam minggu pulang ke kampung halaman, saya tidak kuasa menahan diri hingga menuturkan segala keluhan tersebut pada ayah. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun ayah mendengarkan segala keluhan saya, dan setelah beliau berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ayah mengusung keluar belasan buku catatan dan ditumpuknya begitu saja di hadapan saya. Sebagian besar buku tersebut halamannya telah menguning, kelihatannya buku? buku tersebut telah disimpan selama puluhan tahun.

Ayah saya tidak banyak mengenyam pendidikan, apa bisa beliau menulis buku harian? Dengan penuh rasa ingin tahu saya mengambil salah satu dari buku-buku itu. Tulisannya memang adalah tulisan tangan ayah, agak miring dan sangat aneh sekali, ada yang sangat jelas, ada juga yang semrawut, bahkan ada yang tulisannya sampai menembus beberapa halaman kertas. Saya segera tertarik dengan hal tersebut, mulailah saya baca Dengan seksama halaman demi halaman isi buku itu.

Semuanya merupaka catatan hal-hal sepele, "Suhu udara mulai berubah menjadi dingin, ia sudah mulai merajut baju wol untuk saya."
"Anak - anak terlalu berisik, untung ada dia."

Sedikit demi sedikit tercatat, semua itu adalah catatan mengenai berbagai macam kebaikan dan cinta ibu kepada ayah, mengenai cinta ibu terhadap anak-anak dan terhadap keluarga ini. 

Dalam sekejap saya sudah membaca habis beberapa buku, arus hangat mengalir di dalam hati saya, mata saya berlinang air mata. Saya mengangkat kepala, dengan penuh rasa haru saya berkata pada ayah "Ayah, saya sangat mengagumi ayah dan ibu."

Ayah menggelengkan kepalanyadan berkata, "Tidak perlu kagum, kamu juga bisa."

Ayah berkata lagi, "Menjadi suami istri selama puluhan tahun lamanya, tidakmungkin sama sekali tidak terjadi pertengkaran dan benturan? Intinya adalah harus bisa belajar untuk saling pengertian dan toleran. Setiap orang memiliki masa emosional, ibumu terkadang kalau sedang kesal, juga suka mencari gara - gara, melampiaskan kemarahannya pada ayah, mengomel. Waktu itu saya bersembunyi di depan rumah, di dalam buku catatan
saya tuliskan segala hal yang telah ibumu lakukan demi rumah tangga ini. Sering kali dalam hati saya penuh dengan amarah waktu menulis kertasnya sobek akibat tembus oleh pena. Tapi saya masih saja terus menulis satu demi satu kebaikannya, saya renungkan bolak balik dan akhirnya emosinya juga tidak ada lagi, yang tinggal semuanya adalah kebaikan dari ibumu."

Dengan terpesona saya mendengarkannya. Lalu saya bertanya pada ayah, "Ayah, apakah ibuku pernah melihat catatan-catatan ini?"

Ayah hanya tertawa dan berkata, "Ibumu juga memiliki buku catatan. Dalam buku catatannya itu semua isinya adalah tentang kebaikan diriku. Kadang kala dimalam hari,menjelang tidur, kami saling bertukar buku catatan, dan saling menertawakan pihak lain. ha. ha. ha."

Memandang wajah ayah yang dipenuhi senyuman dan setumpuk buku catatan yang berada di atas meja, tiba - tiba saya sadar akan rahasia dari suatu pernikahan :

"Cinta itu sebenarnya sangat sederhana, ingat dan catat kebaikan dari orang lain. Lupakan segala kesalahan dari pihak lain."


repost dari FB notes 18 Februari 2009
https://www.facebook.com/notes/ari-ams/buku-harian-ayah/52342152662

Friday, April 19, 2013

Lalai


isi khutbah jumat masjid di basement gd jamsostek hari ini kalo diringkas kira-kira gini:
"jangan sampai hartamu, istri (-istri) mu, atau anak-anakmu membuatmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.."

----- duh, untungnya kalo di ane malah bikin berdoa terus #eh 
liamaksudnya bawa-bawa istri sampe bikin berdoa terus apa ya, pak ari  ? *asah golok*
----- baca dulu berikutnya deh.. baru nanti komen, ya ? #ngeles 

lalu sang khatib melanjutkan dengan ayat-ayat ini:
  • “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 64:14)

  • “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. ” (QS 8:28)

  • “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS 63:9)
sebelum salah pengertian kayak ibu lia tadi, isi ayat maupun khutbah itu sama sekali TIDAK menyalahkan harta, istri, maupun anak

saya mencoba menulis ulang khutbah dalam gaya bahasa ane:

banyak orang suka mengaitkan keluarga dengan korupsi yang ia lakukan. misalnya: habis istri ane begini begitu, sik.. ini dalam rangka menyiapkan pendidikan anak ane, sik.. dll dsb.. sampe2 saking keabisan alasan nyalahin setan, habis setan ngegodain ane, sik.. *tepokjidat*
-----ps: ini korupsi secara umum, tidak terbatas yang dibahas dalam UU Tipikor 

tapi khutbah ini tidak hanya soal korupsi loh, terlalu bersemangat mengejar dunia sampe shalat ngga ontime atau ngga khusuk, ya sama aja <-- sama ajah lalai nya terhadap Allah :p

ingatlah, agama mengajarkan bahwa kita bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri.
pada dasarnya kita sendiri yang lemah dengan dunia (termasuk tuntutan ataupun apa yang diaku2 keinginan baik menyiapkan pendidikan anak). mungkin betul ada "tuntutan" ini itu dari keluarga, tapi karena manusia diciptakan untuk bisa membedakan mana baik dan buruk, ya harusnya sebelum memutuskan korupsi pikir ulang lagi deh ini baik apa buruk.
maka tajamkanlah pikiran dan akal ente supaya ente bisa membedakan mana baik dan buruk dan tegas-tegas mengambil sikap terhadapnya.

yang kedua, kalo emang ente salah, ngaku aja deh.. daripada malah ngambinghitamin orang laen jadi malah dosa 2x tuh..  apalagi pake nuduh setan pula.. kan malah ketawa dianya: inilah kerja ai, you you orang ni lah teruk sangatlah mau sahaja ikut apa ai kata, ah
---

demikian isi khutbah jumat hari ini, ari melaporkan dari TKP
semoga bermanfaat.
---

lia: oke sudah baca semua.. jadi soal istri bikin berdoa ini pak ari maunya apa ?!
----- ...... ::keringatdingin::

Friday, April 12, 2013

Tenang

Khutbah Jumat hari ini di masjid di lingkungan dernaga 2 dan 3 Dok Kodja Bahari bicara mengenai hubungan manusia dengan TUHAN-nya

Sedikit kutipan mengenainya:

"Di hari akhir, manusia ditanyai pertama kali adalah shalat-nya. Jika shalat-nya baik, maka insyaa Allah baik pula seluruh amalnya. 
Tetapi ada sedikit masalah di sini, saudara-saudara.. Yakinkah kita bahwa shalat kita itu sudah baik di mata Allah SWT ? Ingat, ada hadits mengenai orang yang 60 tahun ditolak shalatnya..60 tahun shalatnya sia-sia, saudara-saudara.. Dan itu karena... ? 
Menurut hadits tersebut, itu karena "ia menyempurnakan rukuk-nya tetapi tidak menyempurnakan sujud-nya, dan ia menyempurnakan sujud-nya tetapi tidak menyempurnakan rukuk-nya".  
Itulah sebabnya kita diminta shalat dengan thuma'ninah.."

Adapun hadits yang dimaksud adalah
إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً وَمَا تُقْبَلُ لَهُ صَلاَةٌ وَلَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلاَ يُتِمُّ السُّجُودَ وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلاَ يُتِمُّ الرُّكُوعَ
“Sesungguhnya (ada) seseorang sholat selama enam puluh tahun, namun tidak ada satu sholat pun yang diterima. Barangkali orang itu menyempurnakan ruku’ tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud, namun tidak menyempurnakan ruku’nya.” [Hadits hasan riwayat al-Ashbahani dalam at-Targhib, lihat ash-Shohihah no. 2535]

kutipan di atas ini, saya copas tanpa ijin (mudah2an diikhlaskan) dari sini

Jujur saya terpana mendengarnya. Alangkah rugi dan sialnya kawan itu.. Mungkin dia merasa sudah menunaikan kewajibannya, mungkin pula ada harapan-harapan yang ia inginkan dalam doa-doa shalatnya.. tapi selama sekian lama boro2 diterima, dilirik pun tidak.

Saya ? 
jangan-jangan saya sendiri begitu ?
NaudzubiLlaahimindzalik ! Jangan sampe deh begitu :(



Omong-omong, jangan-jangan kita yang tinggal di Indonesia ini ngga suka ngecek bener enggak shalatnya ya ?

Coba deh, kalo tarawih yang dicari yang bacaan dan "senam"-nya paling cepet.
Coba lihat lagi deh, di Indonesia boleh dibilang muslimnya terbesar di dunia, dari 10 orang yang kita lihat, kemungkinan besar 8-nya muslim. Tapi lihat lagi Indonesia: korupsinya paling tinggi, lalu lintasnya paling semrawut, pembangunan negerinya berantakan sampe soal menjamin kestabilan harga aja bubar.. geng-geng-an di masyarakatnya paling banyak, termasuk geng atas nama agama, dan semuanya mengaku paling betul paling suci sedang yang lain sesat !
Jangan-jangan semua kita, saya dan Anda (bila Anda muslim tentunya), ngga ada satu pun yang shalatnya diterima..


NaudzubiLlaahimindzalik ! 
AstaghfiruLlaahaladziymi..
---

back to khutbah jumat :D

Habis itu dibicarakan tentang apa dan bagaimana thuma'ninah itu.. Lalu kemudian shalat yang thuma'ninah itu dipraktikkan bersama-sama saat shalatnya

Pengin tahu seperti apa thuma'ninah dalam shalat itu ? Coba deh klik ke mari

Semoga bermanfaat :D
gambar diambil dari http://riangold.files.wordpress.com/2011/02/sholat1.jpg?w=289

Saturday, February 9, 2013

Harapan, Rencana, dan Realisasi


Setiap orang punya harapan untuk hidupnya sendiri di masa yang akan datang ( apakah di dunia maupun di akhirat, semua pasti punya ). Kalau harapan itu tidak dijabarkan ke dalam sebuah rencana aktivitas, tentu sulit harapan itu dapat direalisasikan (meski bukannya tidak mungkin ).

Yang jadi masalah buat saya adalah seberapa kuat harapan itu berpengaruh pada hidup kita. Harapan haruslah cukup kuat untuk memberi semangat kita merealisasikannya; tapi pengalaman saya beberapa minggu ini juga menunjukkan bahwa harapan itu tidak boleh terlalu kuat sehingga menguasai hidup kita.

Kok gitu ? ya soalnya antara terlalu semangat dan obesitas obsesi itu bedanya tipis banget :p

Salah satu masalah ketika obsesi itu hadir adalah ketiadaan akal sehat, dan kadang2 over positive thinking (!!) sehingga setiap perubahan rencana adalah kejahatan --> ujung2nya malah negative thinking.
Dan orang seperti saya, juga tidak luput dari kesalahan semacam ini. Emosi pun muncul, seolah2 rencana keberhasilan itu pasti.. padahal berdasarkan pengalaman, tidak mungkin semua terlalu smooth :D

Ambil contoh: ketika profit margin dalam realisasi cuma segini padahal direncanakan segitu, saya merasa sangat kecewa.. atau ketika rekan usaha ada halangan yang cukup membuatnya kesulitan untuk bergerak seirama seiringan, saya merasa dikhianati <-- eini contoh lho Ya, ngga bermaksud beneran gini.. sorii :p

Padahal kalau kita memilih diam sejenak, maka semua negative thoughts itu bisa diredam dan mulai melakukan Plan B ( dan kalo masih gagal juga masih ada 24 huruf lagi :)

So waspadalah..
1. Jagalah agar kita yang menjadi Tuan atas harapan atau tindakan kita sendiri
2. Masalah apapun yang datang seharusnya belum jadi masalah. Reaksi kita atas masalah itu yang akan menentukan apakah terselesaikan atau justru kian membesar.

Wednesday, February 6, 2013

Sekali Lagi: Cinta Putih


Memperhatikan dirimu yang tertidur tenang di sisi putri kita yang paling kecil..
Mengingat kesabaranmu, keikhlasanmu,  dengan segala izin dan kepercayaan yang aku sendiri tak pernah menyangkanya akan keluar darimu..
Maka apakah ada yang dapat kutawarkan lagi bagimu selain menjaga kebahagiaanmu ?
Tapi sepertinya itu pun aku kurang berhasil, ya ? Mohon maafkan aku :(
seberang terminal bulus  06.02.13

Mari kita jaga sebentuk cinta putih yang telah terbina
Sepenuhnya terjalin pengertian antara engkau dan aku
Masihlah panjang jalan hidup mesti ditempuh
S’moga tak lekang oleh waktu
Cukup bagiku hadirmu
Membawa cinta selalu
Lewat warna sikap kasihku
Kau ungkap tlah terjawab
Jika kau bertanya sejauh mana cinta membuat bahagia
Sepenuhnya t’rimalah apa adanya dua beda menyatu
Saling mengisi tanpa pernah mengekang diri
Jadikan percaya yang utama

Wednesday, December 5, 2012

Tentang Hidupku


Ya Allah,

Sedangkan aku tidak tahu kapan expired-date hidupku
Namun aku....

Ya Allah, ampuni aku

Friday, October 3, 2008

SYEKH SITI JENAR; Wali Kesepuluh

tulisan menarik tentang Syekh Siti Jenar
http://husniya.blogspot.com/2007/02/syekh-siti-jenar-wali-kesepuluh.html

Monday, February 12, 2007

SYEKH SITI JENAR; Wali Kesepuluh

oleh Husni Hidayat El-Jufrie 

Mengkaji sejarah merupakan sebuah upaya yang tidak mudah. Apalagi bila realitas sejarah tersebut telah menjadi opini yang menghegemoni atau hanya sekedar suara sumbang yang kurang dapat dibuktikan. Kenyataan tersebut menimpa sejarah ulama agung, syeh Siti Jenar. Keberadaannya yang misterius membuat pelbagai kalangan terjebak dalam data-data sejarah yang tidak bisa dibuktikan keabsahannya sampai sekarang.

Oleh sebab itu , melalui sebuah karya seorang ulama Jawa Timur tersohor K.H. Abil Fadol Senori Tuban dalam karyanya " Ahla al- Musamarah Fi Hikayah al-Auliya al-'Asyrah ( sekelumit hikmah tentang Wali sepuluh ). Penulis mencoba menampilkan sejarah yang sinkron dengan realitas. Mendengar karya tersebut, tentu kita akan ta'ajub, sebab selama ini yang terkenal di Jawa sebagai penyebar Islam adalah Wali Songo atau wali sembilan. Nah, K.H. Abil Fadol ingin menyampaikan realitas abu-abu sejarah yang selama ini terabaikan. Sebab realitanya, Syeh Siti Jenar sering diklaim sebagai seorang ulama yang sesat dan menyesatkan. Gagasan K.H Abil Fadol sebenarnya telah bergulir semenjak berpuluh-puluh tahun lalu. Tapi, karena kehati-hatian beliau, karya-karya " kanonikal " beliau tidak dipublikasikan secara umum. Akan tetapi, saat ini banyak karya beliau yang mulai dilirik oleh kiyai-kiyai pesantren tanah Jawa. Seperti ringkasan " Audhoh al- Masalik Ala al-Fiyah Ibn Malik , Kawakib al-Lama'ah Fi Tahqiq al-Musamma Bi Ahlissunnah Waljama'ah, Ahlal Musammarah " ( sebuah karya yang penulis jadikan rujukan utama dalam biografi Syah Siti Jenar dalam tulisan ini ), dan lain-lain. Bahkan ada karya beliau tentang Syarh Uqud al-Juman Fi Ilmi al-balaghah yang belum selesai, karena beliau telah berpulang kekhadirat-Nya, sehingga proyek balaghah tersebut menunggu uluran tangan para Kiyai di Indonesia. Dan kabar yang penulis terima, tak satu pun ulama Indonesia pada saat ini, mampu menyelesaikan maha karya tersebut, hanya seorang pakar balaghah dari Yaman lah yang mampu mencoba menyelesaikannya.Namun penulis tidak akan menyinggung banyak tentang K.H Abil Fadol, tapi penulis ingin menuangkan data-data beliau dengan realitas yang penulis jumpai.

Syekh Siti Jenar mungkin tidak banyak yang mengetahui asal-usulnya. Dikatakan bahwa beliau berasal dari seekor cacing yang berubah menjadi manusia, versi yang lain menyebutkan beliau berasal dari persia, bahkan ada juga yang menyatakan beliau sebagai keturunan seorang empu kerajaan Maja Pahit. Bagi penulis, sumber-sumber tersebut tidak dapat disalahkan akan tetapi juga tidak dapat dibenarkan secara mutlak. Penulis hanya ingin menampilkan sosok Syekh Siti Jenar alias Sunan Jepara alias Syekh Abdul Jalil dengan didukung beberapa data yang realistis. Dalam sumber yang penulis terima, beliau merupakan keturunan (cucu ) Syekh Maulana Ishak. Syekh Maulana Ishak merupakan saudara kandung dari Syekh Ibrahim Asmarakandi dan Siti Asfa yang dipersunting Raja Romawi. Syekh Maulana Ishak merupakan putra dari Syekh Jumadil Kubro, yang secara silsilah keturunan sampai ke Sayyidina Husain, Sayyidina Ali, sampai ke Rosulullah. Walaupun dalam versi yang lain, Syekh Maulana Ishak merupakan putra dari Syekh Ibrahim Asmarakandi, namun penulis tetap yakin dengan versi pertama. Syekh Ibrahim Asmarakandi menikah dengan Dewi Condrowulan, putri cempa yang menjadi saudara sekandung istri prabu Brawijaya yang bernama Dewi Martaningrum. Prabu Brawijaya (Rangka wijaya) memiliki banyak istri, diantaranya putri raja Cina yang bernama yang melahirkan Raden Patah, Martaningrum ( putri cempa ) dan Wandan Kuning yang melahirkan Lembu Peteng. Dari pernikahan Syekh Ibrahim Asmarakandi dengan Condrowulan melahirkan tiga buah hati, Raden Raja pendita, Sayid Rahmat (Sunan Ampel ), dan Sayyidah Zainab. Setelah dewasa, Raden Raja pendita dan Raden Rahmat mampir ke tanah Jawa untuk mengunjungi bibinya yang dipersunting Prabu Brawijaya. Tatkala akan kembali ke negeri cempa, keduanya dilarang oleh Prabu Brawijaya sebab keadaan Cempa tidak aman, maka keduanya pun diberi hadiah sebidang tanah dan diperbolehkan untuk menikah dan mukim di tanah Jawa. Raja Pandita menikah dengan anak Arya " Beribea " yang bernama Maduretno, sedangkan Raden Rahmat menikah dengan anak Arya teja yang bernama Condrowati. Dari pernikahan dengan Condrowati, Raden Rahmat dianugerahi lima anak, Sayyidah Syarifah, Sayyidah Mutmainnah, Sayyidah Hafsah, Sayyid Ibrahim ( Sunan Bonang ), dan Sayyid Qosim ( Sunan Derajat ).

Adapun Syekh Maulana Ishak menikah dengan seorang putri pasai, dengan dikaruniai dua orang anak, Siti Sarah dan Sayyid Abdul Qadir. Sunan Ampel menyebarkan Islam di daerah Surabaya dan sekitarnya, sedangkan Syekh Maulana Ishak meninggalkan Istrinya di Pasai menuju kerajaan Blambangan ( Jawa Timur bagian Timur ). Walaupun hanya tinggal di sebuah bukit di Banyu Wangi, namun keberadaannya dapat diketahui pihak kerajaan dan beliau berhasil menyelamatkan kerajaan Blambangan dari bencana. Sehingga ia pun diberi hadiah Dewi Sekardadu Putri Menak Sembuyu, Raja Blambangan. Pernikahan tersebutlah yang melahirkan Sunan Giri ( Raden Paku 'ainul Yaqin ). Sayyid Abdul Qadir dan Sayyidah Sarah sebagai buah hatinya pun tak mau ketinggalan dengan ayahnya, keduanya mondok di pesantren Ampel Denta asuhan Sunan Ampel atas perintah sang ayah.

Setelah mumpuni keduanya pun dinikahkan, Siti Sarah dinikahi oleh Raden Syahid ( Sunan Kali Jaga ) bin Raden Syakur (Adipati Wilatikta) , sedangkan Sayyid Abdul Qadir dinikahkan dengan Dewi Asiyah, anak dari Jaka Qandar (Sunan Malaya). Nah, dari kedua padangan inilah lahir Syekh Abdul Jalil.

Sayyid Abdul Jalil mempunyai himmah untuk belajar Ilmu Tasawwuf kepada Sunan Ampel. Diantara temen-temannya, dialah yang sangat paham dalam menyingkap Ilmu tauhid secara tepat; tidak ingkar dan tidak kufur. Sebab tatkala seseorang memahami Tauhid tentu keyakinannya tehadap Tuhan tidak akan ekstrim kanan (ingkar ) atau ekstrim kiri (kufr ), tetapi berada dalam neutral point ( Nuqtah Muhayidah ).

Kegesitan dalam dunia da'wah melalui kedalaman teologi ( tauhid ) menarik simpati pelbagai keluarga keraton Majapahit, termasuk Ki Ageng Pengging atau Kebo Kenanga untuk memeluk agama Islam, Ki Ageng Pengging dan Ki Ageng Tingkir adalah dua sosok guru yang mendidik Mas Karebet alias Jaka Tingkir untuk menjadi manusia yang saleh ritual, sosial dan intelektual. Sehingga keberadaan jaka tingkir sebagai seorang politisi, mampu mendamaikan konflik politik antara Arya Penangsang ( yang di back up oleh Sunan Kudus ) dan Ratu Kalinyamat. Setelah Arya Penangsang dapat ditaklukan, Jaka Tingkir memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang, dan menyerahkan kekuasaannya ke Sutawijaya. Sedangkan beliau mengembara dan berdakwah lewat jalur kultural, hingga meninggal di desa Pringgo Boyo, Lamongan. Kesuksesan Ki Ageng Pengging mendidik Jaka Tingkir tak lepas dari peran Sunan Abdul Jalil yang juga lihai dalam berpolitik. Bila anda mengkaji literatur tentang beliau, banyak sekali yang menyebutkan bahwa kematian beliau dikarenakan faktor politik. Sebagaimana yang telah diteliti oleh Agus Sunyoto dalam 300 literatur Jawa. Jadi bukan karena ajaran " Manunggaling Kaulo Gusti" ( wihdatul wujud ) " yang kurang bisa dipahami oleh sebagian kalangan. Memang Wali sepuluh menyebarkan Islam tidak dengan kekerasan, melainkan dengan kearifan, hikmah, mauidhoh hasanah, dan mujadalah lewat mata hati. Sehingga akulturasi budaya budha, hindu, dan Islam adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi esensi ajaran Islam tetap mendominasi dan tidak bercampur dengan syrik dan kufur. pernahkah kita berfikir, andaikan Wali Sepuluh memisahkan esensi Islam dengan budaya-budaya non Islam tersebut, tentu mungkin Islam belum belum mendarah daging d pulau Jawa, hingga sekarang. Sunan Abdul Jalil adalah seorang Wali yang juga menempuh metode tersebut, sehingga secara intelektual beliau berada dalam papan atas. Tak heran bila banyak kalangan elite Maja Pahit yang masuk Islam, Santri-santrinya lah yang dikhawatirkan mencegah berdirin dan berkembangnya kerajaan Demak Bintoro, sungguh sangat kejam, hanya demi tegaknya negara Syari'at Sunan Abdul Jalil direndahkan reputasinya dan dituduh menyebarka ajaran sesat.

Hal ini dapat anda buktikan dengan kematiannya yang misterius, tanpa diketahui tahun dan tempat eksikusi tersebut. Sehingga seolah-olah beliau hilang begitu saja, padahal santri-santrinya pun aman dan tidak mendapatkan tekanan dari penguasa, seperti Ki Ageng Pangging alias Kebo Kenanga.yang berhasil mendidik Jaka Tingkir. Konflik antara proyek besar negara Islam yang berpusat di Demak Bintoro dan Glagah Wangi (Jepara ) inilah, yang menjadikan nama Syekh Siti Jenar harum sebagai Sunan Jepara alias Syekh Abdul Jalil. Makamnya, yang terletak di dekat makam Ratu Kalinyamat (Bupati pertama Jepara) sampai sekarang banyak diziarahi orang,. Memang proyek Demak Bintoro merupakan garapan kontroversial, sebab Raden Patah sebagai pendiri merupakan anak dari Prabu Brawijaya, seolah-olah Demak Bintoro ingin membangun sebuah kerajaan New Majapahit versi Islam. Tak heran bila setelah Raden Trenggono wafat, banyak tarik ulur kekuasaan, terutama Glagah Wangi (jepara ) dengan pusat kerajaan (Demak Bintoro). Oleh sebab itu, tak heran bila kemudian Jaka Tingkir memindahkannya ke Pajang.

Begitulah sekelumit sejarah tentang Syekh Siti Jenar alias Syekh Abdul Jalil atau Sunan Jepara, lebih jelasnya anda dapat mengunjungi makamnya dan dapat bertanya kepada juru kunci makam tersebut, yang telah menutup rapat-rapat selama bertahun-tahun. Wallahu A'lam …..


Tuesday, September 23, 2008

Tentang Seorang Baik Yang Telah Tiada..

Kalau Allah sudah menghendaki, maka ia tinggal bersabda Kun Fayakuun.. Maka Jadilah..

Dulu, tahun 2000, kami adalah enam sahabat yang sama-sama tugas di pelosok Indonesia Timur. Setelah kembali ke Jakarta, posisi yang dua menjauh, dan tergantikan oleh tiga orang lain. Sehingga kini menjadi tujuh sahabat. diluar jam kuliah atau jam kerja, kalau ada yang satu, yang lain ada pula.

Saat itu, dari bertujuh ini, yang empat sepakat bikin usaha sedang yang tiga bekerja di sebuah KAP/Konsultan. Yang tiga, meski ngga bisa bergabung dengan kami yang empat, punya komitmen untuk turut membantu usaha kami yang empat. Intinya, bertujuh ini sepakat untuk keluar dari PNS. Kalau istilah sahabat-sahabat dunia kang-ouw, kami bertujuh tidak minta lahir bersama, tetapi bersedia mati pada hari yang sama (taelah.. gaya lu Ri..)

Back to Laptop.

Salah satu kawan kami yang kerja di KAP, mendadak meninggal dunia. Dalam usia yang masih sangat muda 27 tahun. Meninggalkan seorang istri dan seorang bayi berusia 9 bulan.
Kami semua berkabung dan ada juga yang sedikit kecewa karena ia mendahului kami.

Saya ? cuma bisa pasrah bilang "elo emang good guy, Prend.." ini sebab saat dia married tahun lalu, satu angkatan kami hadir, dan subuh itu satu angkatan hadir juga; termasuk hadir diantaranya adalah cukup banyak angkatan kami yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang akuntan. Terharu sekali melihat kawan2 ini mau datang sejak jam 3 pagi, begitu banyaknya kawan2 yang datang sampai2 warga setempat sempat salah sangka.. 
Saya hitung jumlah yang shalat shubuh dan shalat jenazah, lebih dari 8 shaf.. dan saya yakin jumlah orang ke sampingnya lebih dari 15 orang..
(akankah bila tiba giliran saya, kawan2 saya kelak akan berdatangan seperti itu? -aih inginnya jadi good guy-)

Teman A ? saking sedihnya ia hanya bisa bilang "Elu gila lu, lu kan janji mau mampir liat-liat ke kantor baru. Gua tagih janji elu sekarang !!" seolah lupa kawan kami ini sudah meninggal.

Teman B ? ia justru menyesali nasib kawan ini yang menurut dia malang.."Prend, anak elu masih kecil Prend.. Gila lu milih ngga bertahan.."
dll dst..

Semua ini dialog di samping ambulans yang akan membawa jenazah almarhum ke kota kelahirannya. Iya, saya tahu ada beberapa kesalahan logika dalam kalimat2 kami. Tapi itulah yang terjadi saat itu. Kesedihan membuat kami seolah buta mata buta hati.. waktu itu..

Malamnya, kecapekan, bakda isya entah mengapa saya tertidur. Saya bermimpi ada di sebuah taman yang luar biasa indah. Betul2 indah pemandangannya. Bahkan iklan Salem High-Country yang tayang di TV3 Malaysia saat itu kalah jauh dengan ini. Ini aneh, saya ngga pernah bermimpi sefeminin ini. Tapi saya ikuti jalan setapak itu..
Tiba2 saya dengar suara memanggil. Saya ikuti suara itu sampai ketemu sebuah ayunan dimana kawan saya almarhum sedang bermain-main dan tersenyum.
"Elu juga kudu jadi good-guy juga dong Ri, biar elu bisa ada di tempat yang kayak gini. Elo liat deh, semua ada di sini.. "
dst dst.. ngga perlu saya ceritakan apa saja yang ada di sana..
Tapi pertanyaan berikutnya sungguh menusuk. Ia berhenti dan menunjuk, "Masalahnya, elu udah jadi good-guy belum Ri ?"
Seiring habisnya pertanyaan itu, berkelebatan segala kejadian yang saya alami dan atau lakukan muncul seolah ada layar LCD di depan mata. Melihat itu, saya hanya bisa merinding dan menangis. Ternyata saya belum pantas jadi good-guy. Jadi saya mohon ampun pada-Nya saat itu dan minta tolong jadi good-guy. Tapi saya mendadak sudah terbangun seiring adzan shubuh.

Esok paginya, saya ceritakan mimpi itu ke Kawan A yang satu kos dengan saya. Ia hanya tertawa saja. "Elu terlalu sedih Prend, kita semuanya.." begitu katanya
Mendadak, pukul 10 pagi itu kami harus pergi bertemu calon klien potensial. Maka kami, saya, kawan A, dan kawan B pergi meninggalkan pos tanpa penjagaan, hanya seorang penjaga wartel (yang sekaligus resepsionis kami) saja yang ada.
Pulang dua jam kemudian, si penjaga wartel ini menyampaikan bahwa tadi ada teman yang berkunjung. Ingin melihat kantor, katanya. Karena ia sangat meyakinkan sebagai teman kami, maka si penjaga mempersilakan kawan ini melihat-lihat. Ketika ditanya apa mau menunggu kami pulang, si tamu ini menjawab, maaf tidak bisa, saya mau pergi jauh.
Pada titik itu, kami mulai menduga-duga..  apalagi kawan2 sudah mendengar cerita saya sebelumnya.
Kebetulan saya memiliki beberapa foto lama, tapi foto ramai2, tidak ada yang close-up.
Kami minta ia menunjuk yang mana yang datang, kalau ada di foto ini. Dengan yakin, ia menunjuk wajah almarhum.
Tiga foto yang berbeda dan ia tiga kali menunjuk dengan benar. Padahal si penjaga ini belum pernah betemu sebelumnya.

Malam itu juga kami berkumpul di rumah kawan B dan mendoakan almarhum. Kami menduga2 ada apa ya ? Baru setelah beberapa lama, kami mengambil kesimpulan bahwa entah almarhum betulan entah jin baik yang menyamar sebagai almarhum, yang jelas ia menjawab semua komentar kami pagi itu

Belum ada semenit kami menyimpulkan itu, HP Kawan B berbunyi tanpa ada caller ID. Kawan B sudah menduga bahwa ini pasti ada kaitannya maka ia merekam pembicaraan itu (secara waktu itu belon ada HP pake loudspeaker gitu loh)
Dan kami yakin sekali bahwa itu mirip sekali dengan almarhum dan ia menyapa, "Halo Broer. Gimana kabarnya ? Anak elu baik-baik aja kan ? Jangan lupa elu jaga kesehatan, ya.."
Kawan kami B ini sudah tidak bisa ngomong lagi. Hanya bisa bilang iya iya dengan terbata-bata..

Saat kami mendengarkan rekamannya, kawan D --belum saya ceritakan sebelumnya tadi-- yang paling dekat dengan almarhum langsung merebut telepon dan menelepon balik. Dua kali ia telepon caller ID yang tidak nampak itu (tapi ada jejaknya sih) tertuju pada dua nomor yang berbeda, yang pertama sebuah gudang di Jakarta Utara, dan yang kedua sebuah kantor di Jakarta Barat yang sedang lembur. Dan semuanya adalah klien kawan kami ini

Saya tidak tahu apakah ini yang disebut keajaiban Tuhan.
Saya tidak berani memastikan ini betul almarhum atau hanya Jin yang memirip2kan almarhum
Yang jelas, pesan yang ditinggalkan baik. Ia mengucapkan selamat tinggal dengan membalas semua perkataan kami kawan2 dekatnya di ambulans.

Selamat jalan, kawan
Gw kangen sama elo, Prend.. Ngga ada yang ngomelin gw lagi kalo gw males shalat di awal2 waktu..
Gw masih berusaha jadi good-guy Prend. But believe me it's soo hard.. Sebab good guy versi elo itu ngga cukup jadi orang baek, tapi juga jadi orang bener. Nah gw ini baek aja belon beres, apalagi benernyee..?!
Wish you still happy on "the garden" there and may God bless you forever, here on earth and there.. and  later..

BR, ari.ams
In memoriam of our friend AA, Aug 1973 - July 2000

Thursday, September 11, 2008

Olimpiade Beijing dan Introspeksi Dunia Islam

original article: http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=82&Itemid=57

Olimpiade Beijing dan Introspeksi Dunia Islam

Hiruk pikuk olimpiade Beijing di Bejing dapat dijadikan untuk mengajak umat melakkan introspeksi untuk melihat berbagai kegagalan-kegagalan kita

Oleh M. Syamsi Ali*


Dua minggu terakhir China sedang menjadi pusat perhatian mata. Bermilyar manusia dari seluruh penjuru dunia menonton perhelatan dahsyat 4 tahunan, Olympic games, yang tidak saja dituan-rumahi oleh negara berpenduduk terbesar dunia itu, tapi juga didominasi dalam peraihan medali.

China memang fenomenal. Mungkin kata yang paling pantas adalah bahwa China memang dahsyat dan fantastik. China sejak dulu, tidak saja dikenal sebagai sebuah negara, tapi sebuah peradaban yang yang sejak kala dulu banyak mendominasi dunia kita. Siapa yang tidak kenal sejarah nusantara yang juga tidak terlepas dari sejarah peradaban China?

Di saat-saat hampir semua negara di Asia digoncang oleh krisis ekonomi dan finansial di tahun penghujung 1997, China dengan tegar dan kokoh solid melalui krisis itu tanpa pengaruh yang bermakna. Jika saja kita melihat negara-negara ASEAN saat ini, termasuk dua negara Muslim mayoritas, Indonesia dan Malaysia, nampak Chinalah yang mendominasi.

Dalam dunia internasional, China dengan kalem tapi mulus dalam menjual dominasinya hampir dalam seluruh linea kehidupan global. Di PBB sendiri China memiliki posisi yang sangat diperhitungkan, bahkan terkadang lebih dperhitungkan ketimbang Rusia atau Prancis misalnya. Pasalnya, China ternyata menancapkan kuku pengaruhnya di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia dan Afrika. Bahkan di beberapa negara Amerika Tengah dan Latin, China memiliki pengaruh ekonomi yang berat.

Mungkin bagi kita yang tinggal di negara yang terkadang dijuluki 'the only super power' ini, ternyata China pun bisa dikategorikan sudah menembus dengan goncangan yang menakutkan. Berbagai produksi kecil, dari mainan anak-anak (toys), makanan-makanan hewan piaraan, dll., telah merajai pasar negara ini. Cukup mengkhawatirkan, sampai-sampai ada upaya untuk menjatuhkan citra produksi China dengan kasus-kasus keracunan anjing, dan juga tuduhan mainan anak-anak yang membahayakan. Tuduhan demi tuduhan itu begitu keras, sampai-sampai semua siaran TV hanya menyiarkan hal tersebut berhari-hari.

Dunia Islam?

Mungkin perlu dibedakan secara jelas antara cita dan realita. Islam adalah cita semua Muslim. Tapi Muslimlah yang kemudian harus membawa cita itu ke sebuah realita. Kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh dunai Islam saat ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Islam dalam kenyataannya adalah kejayaan. Mungkin akan lebih tegas jika dikatakan: 'tiada kejayaan tanpa Islam dan tiada Islam tanpa kejayaan'.

Bagi beberapa kalangan, pernyataan di atas tidak diterima. Potongan pertama akan mentah-mentah ditolak oleh kalangan 'liberal-secular group', yang selalu melihat sebuah kejayaan dengan keterlepasan dari nilai-nilai agama (baca Islam). Sebaliknya, kalangan 'exclusive-minded group' sudah psti menolak yang kedua karena bagi mereka Islam itu identik dengan keterlepasan dari hiruk pikuk kemajuan dan kejayaan dunia. Bagi mereka, semua yang mirip dengan apa yang mungkin dilihat sebagai kejayaan 'ala barat' adalah tidak Islami dan bahkan antitesis dengan Islam.

Padahal, pernyataan di atas adalah ekspresi sederhana dari doa sapu jagad umat: 'Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirah hasanah'. Bahwa umat yang mengimani Islam memiliki cita hidup yang jelas, yaitu 'kejayaan dunia dan kejayaan akhirat'.

Namun realitanya, dunia Islam sangat jauh dari cita yang agung itu. Umat saat ini sedang merana di hampir seluruh linea kehidupannya. Bahkan hingga di titik kehidupan yang paling esensial sekalipun, akidah, umat sedang menghadapi krisis yang luar biasa. Saya katakana demikian, karena akidah bertujuan membangun muru'ah (dalam bahasa lain, izzah) atau mungkin dalam bahasa populernya 'self confidence'. Kenyataannya, umat kehilangan kepercayaan diri, dan itu merupakan identifikasi krisis iman yang paling nyata.

Secara ekonomi, dunia Islam dikaruniai nikmat kekayaan yang luar biasa. Ada yang memperkirakan, lebih 65% kekayaan alam, dari minyak, pertambangan, lautan, hutan, dll., di berbagai negara di Asia dan Afrika, ada di negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Tapi menyakitkan, mereka yang dikategorikan manusia-manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan juga mayoritasnya ada di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Secara politik, hanya bilangan jari saja dari sekian negara-negara Muslim yang mempraktekkan hukum 'syura'. Mayoritasnya, jika tidak dictatorship, ya dipaksa untuk nmenerapkan sistim orang lain. Mungkin kelompok kedua ini boleh jadi memakai sistim dengan istilah cantik, demokrasi misalnya. Tapi kenyataannya, semua hanya simbolisme dominasi sistim yang orang lain paksakan. Buktinya, sistim itu dianggap sukses jika 'delivering interests of certain power'. Jika tidak, walau kenyataannya melakukan hal yang sama, justeru dianggap tidak demokrasi.

Secara kultur dan sosial, dunia Islam masih sangat morat-marit. Kedisiplinan dan etos kerja sangat jauh di atas rata-rata kedisiplinan dan etos kerja orang-orang yang kita sebut 'kafir'. Betapa seharusnya kita kagum dengan etos kerja orang-orang China di kota dunia, New York. Terbukti dengan menjamurnya restoran-restoran China hampir di mana-mana. Demikian pula dengan komunitas Korea, dll.

Dalam arena kehidupan global, umat Islam nyata termarjinalkan dalam segala hal. Produk-produk untuk kebutuhan asasi umat, hatta dalam hal-hal yang sifatnya ritual sekalipun, justeru diproduksi oleh orang lain. Lihatnya pasar di mekah, dari tasbih, sajadah, baju jubah, dll., banyak justeru 'made in China'.

Mungkin yang paling nyata adalah kenyataan bahwa di pusat diplomasi dunia, PBB, dunia Islam sama sekali tidak terwakilkan secara baik. Suara negara-negara Muslim hampir tidak terdengarkan di saat seharusnya didengar karena membela hak-hak sesama yang terinjak-injak di berbagai belahan dunia. Bandingkan antara jumlah negara Uni Eropa dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun signifikasi suara kedua organisasi (OKI dan EU) sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi.

Alkhulasoh, umat Islam kini berada di sebuah jurang kegagalan. Dan sangat menyedihkan, terkadang kegagalan-kegagalan itu justeru dirasakan oleh sebagian sebagai 'Islamically justified'.

Apa Gerangan?

Kenyataan ini menjadikan banyak kalangan yang tidak habis pikir. Apa gerangan? Apa yang sedang terjadi? Apa penyebab sehingga terjadi seperti itu? Bukankah umat Islam pernah jaya lebih 7 abad? Sebuah kejayaan terpanjang dalam sejarah hidup manusia?

Pada akhirnya, banyak kalangan pengamat hanya bisa menempatkan pengamatan mereka di satu sisi. Terkadang Islamnya yang disesali. Atau sebaliknya, terkadang apa yang dipersepsikan sebagai lawan Islam yang disesali. Terkadang pula para pengamat itu hanya mengantar umat kepada sikap 'menuduh' dan atau 'menyesali'. Menuduh orang lain atas kegagalan-kegagalan umat. Atau sebaliknya juga menyesali diri sendiri atas kegagalan-kegagalan itu.

Yang disayangkan, bahwa ada kecenderungan sebagian untuk saling melemparkan kesalahan. Dan tentunya yang paling tidak membahayakan, ketika pihak-pihak tertentu merasa 'dirinyalah atau metode pendekatannyalah' yang absolute benar. Semua yang tidak sejalan salah dan bahkan dianggap menjadi penyebab atau kontributor kegagalan-kegagalan itu.

Dalam hal ini, ada dua pandangan ekstrim yang sedang berlaga. Pandangan yang mengatakan bahwa dunia Islam saat ini terbelakang karena masih terkungkung oleh konsepsi syariah Islam, yang menurutnya, hanya menjadi aral dalam upaya mencapai kejayaan itu. Sebaliknya, ada pula yang sangat simplistik dalam melihat bahwa berbagai kegagalan disebabkan oleh tidak ditegakkannya syariah Islam. Yang runyam, ketika syari'ah Islam ditafsirkan secara sempit dengan berbagai simbolisme agama yang sama sekali tidak menyentuh substansi kehidupan manusia.

Dalam sebuah dialog antar agama (Islam dan Yahudi) di New York University (NYU) beberapa waktu lalu, saya ditanya oleh seorang peserta: 'Bagaimana sikap anda jika ada Muslim yang ingin mempraktekkan syariah di Amerika?'

Sebagian peserta Muslim tentu bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada pula yang cenderung mengatakan bahwa syari'ah itu adalah isu lama, yang tidak ada lagi dalam agama ini. Sebagian yang lain, menginginkan jika saya menegaskan bahwa tujuan mulia Islam memang adalah menegakkan syari'ah dalam sebuah tatanan pemerintahan Islam yang disebut khilafah.

Dengan tenang dan senyum, saya jawab bahwa sesungguhnya dari pertanyaan anda saya memahami jika anda sedang phobic (ketakutan) dengan konsep syari'ah. Itu menandakan bahwa yang perlu saya lakukan bukan menjelaskan sikap saya, tapi menjelaskan konsepsi syari'ah untuk membenarkan persepsi anda tentang syari'ah itu sendiri.

'Syari'ah adalah jalan hidup. Syari'ah adalah aturan yang mengatur kehidupan seorang Muslim secara menyeluruh, yang dirincikan kemudian dalam sistim hukum mufasshol (detail) yang disebut fiqh. Intinya, tiada Islam tanpa Syari'ah, dan bagi seorang Muslim tiada kehidupan bermakna tanpa Syari'ah'.

Jawaban saya di atas tentunya mengejutkan bagi sang penanya. Penjelasan-penjelas an saya tentang Islam yang terbuka, bersahabat, maju, berbudaya, dll., seolah sirna dengan penjelasan saya tentang Syari'ah tersebut. Bagi dia, seharusnya saya mengatakan bahwa Syari'ah itu adalah hukum kuno yang hanya berlaku 25 abad silam. Kini, dengan kehidupan modern di abad 21, umat tidak perlu lagi syari'ah.

Tapi kemudian saya susuli: 'Amerika Serikat, sebagai sebuah negara dan bangsa, telah mempraktekkan banyak hal yang sifatnya syari'ah. Bahkan tidak berlebihan jika saya katakan, dalam beberapa hal, Amerika lebih mempraktekkan syari'ah dari negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. 'Keadilan, kesetaraan, kemerdekaan, dan pertanggung jawaban publik' adalah bagian tak terpisahkan dan bahkan menjadi asas dari seluruh sendi-sendi kehidupan syari'ah kemudian'.

Penjelasan saya tersebut ternyata tercerna secara baik oleh sebagian besar peserta. Sehingga pada akhirnya saya bisa mengatakan, apa yang anda saksikan saat ini di berbagai belahan dunia Islam, dari kediktatoran, kemiskinan, keterbelakangan di dunia sains dan teknologi, hilangnya kedisiplinan sosial dan rendahnya etos kerja, semua itu menunjukkan kegagalan umat Islam dalam menerapkan syari'ah yang sejati.

Pada akhirnya, dengan hiruk pikuk olimpiade Beijing saat ini, umat diajak untuk melakukan introspeksi. Apakah kegagalan-kegagalan itu karena konsepsi Islam? Atau sebaliknya, berbagai kegagalan yang terjadi justeru disebabkan oleh kegagalan umat dalam menerapkan syari'ah yang sejati. Kalaulah Syari'ah itu menjadi 'penghalang' kebangkitan, seharusnya Turki saat ini lebih hebat dari Jerman. Sebaliknya, seandainya 'pengakuan Syari'ah' itu menjadi fondasi kejayaan, tentu Saudi Arabia telah jauh lebih maju ketimbang Singapura.

Saya hanya kembali diingatkan oleh pernyataan Prof. Dr. Habibie, untuk bangkit diperlukan manusia-manusia yang berotak Jerman, tapi berhati Mekah. Mungkinkah? Pasti bisa karena itulah makna 'ulil al baab' yang memiliki dua sayap yang mampu menghantarkannya kepada kehidupan yang lebih tinggi, yaitu 'sayap dzikir dan sayap fikir'.

"alladzina yadzkuruna Allaha qiyaaman wa Qu'uudan wa 'aala junuubihm, wa yatafakkaruna fi khalqis samawati wal al ardh."

New York , 20 Agustus 2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com


Wednesday, July 2, 2008

The Land is Mine (Exodus Song)




Free Palestine

I won't support with terrorism. But I do support freedom fighters (and negosiators) to defend their lives from the colonials-oppressors. Palestinians have their rights on the land and no one can deny it. If every person in the world support a state of israel on palestine, that's your opinion and I honor yours. But even if yours were true (note, i said "if"), it wouldn't gave a damn right for zionist to kill any palestinians.

I stand for palestinians, that's clear. I don't hate jews, but I don't support terrorism which zionist did to the palestinians, but I also don't support bomb- killing any people.

Let Palestinians live their own-way with their own-government in their land.

------
" Freedom is never voluntary given by the opressors..." (Dr. M.L.King).
We shall overcome.
Free Palestine.
-----
Exodus
Artist: Andy Williams
Music written for 1960 film "Exodus" by Ernest Gold, who won an Oscar for the
score. Words added in 1961 by Pat "White Bucks" Boone as "This Land Is Mine."
Various versions charted in 1961 by Ferrante and Teicher (#2); Mantovani (#31);
Eddie Harris (jazz rendition, #36); Pat Boone (#64); and Edith Piaf (#116)

This land is mine, God gave this land to me
This brave and ancient land to me
And when the morning sun reveals her hills and plain
Then I see a land where children can run free

So take my hand and walk this land with me
And walk this lovely land with me
Though I am just a man, when you are by my side
With the help of God, I know I can be strong

Though I am just a man, when you are by my side
With the help of God, I know I can be strong

To make this land our home
If I must fight, I'll fight to make this land our own
Until I die, this land is mine

video taken from http://www.youtube.com/watch?v=f-tOSmRSAD4
lyrics taken from http://www.lyricsdepot.com/andy-williams/the-exodus-song-this-land-is-mine.html

Wednesday, May 14, 2008

Iwan Piliang: Busway: Laku Korup

http://www.apakabar.ws/index.php?option=com_content&task=view&id=1783&Itemid=88888889&mosmsg=Thanks+for+your+vote%21

Iwan Piliang: Busway: Laku Korup


Senin, 12 Mei 2008 
SUDAH menjadi agenda rutin saya kini, menjadikan Busway sebagai pilihan berkendaraan umum. Menurut Soetiyoso, kepada TEMPO, 2003, Busway diperuntukkan bagi kalangan menengah bawah. Mantan gubernuer DKI itu, kala itu, mengaku sudah melakukan studi banding terhadap Transmillenio di Bogota, Kolombia, yang menerapkan konsep Busway. Ia tidak mengkuatirkan kalangan atas bermobil yang menjadi macet, karena akses jalan “direbut"  Busway.

Kini setelah lima tahun kemudian, sudah ada satu dua saya perhatikan kalangan kelas atas bermobil beralih naik Busway. Mereka memilih Busway demi mengejar waktu guna menerobos macet, seperti di Jalur Mampang, arah Ragunan, Jakarta Selatan.

Jika naik Busway dari rumah, halte yang terdekat dari kediaman saya adalah di perempatan Halimun, Jl. Sultan Agung, Jakarta Selatan, sekitar dua ratus meter berjalan kaki.

Dua bulan lalu, seperti biasa, saya berjalan cepat. Membayar tiket dengan cepat. Kendati tidak pernah dengan uang pas, biasanya petugas tiket mengembalikan uang dengan tangkas. Saking tangkasnya, ia menyerahkan tiket yang sudah terpotong kepada saya - - bukan tiket utuh dua bagian yang belum dirobek.

Saya berujar: Maaf Mbak, coba cocokkan nomor tiket di kiri dan kanannya?

Petugas tiket Busway itu cemberut. Nomor tiket kiri dan kanan tidak cocok. Seakan merajuk, lalu meengganti tiket utuh yang masih baru, yang belum dipotong, dan merobeknya di depan saya. Saya tersenyum melihat perlakuan itu. Karena buru-buru, kendati dongkol dengan kejadian yang saya alami, saya membiarkan saja pikiran tidak melayang panjang.

Senin 12 Mei 2008 ini, saya mengalami untuk ketiga kalinya perlakuan korup di bagian tiket Busway.

Tetapi yang paling membekas adalah kejian kedua - - sekaligus paling naïf. Kisahnya begini: sekitar tiga pekan lalu di halte Pejaten, Jakarta Selatan. Kala itu petugas penjualan tiket seorang gadis berkerudung. Ia memberikan tiket yang sudah terpotong, sudah terobek, itu artinya tiket bekas yang diberikan. Saya gemas, ingin rasanya membentak pekak.

Namun saya berusaha menginjak jempol kaki untuk tidak marah. Saya lalu tersenyum, dan berusaha bicara santun: Mbak maaf ya, Anda berjilbab, apa yang Anda lakukan terhadap saya, terhadap perusahaan Anda?

Tanpa ba-bi-bu, tangan petugas itu reflek mengganti dengan tiket baru. Mukanya merah. Tetapi sepukul kata maaf pun tidak ia sampaikan. Ketika mengambil tiket baru yang dipotongkan di depan saya, saya sampaikan kalimat kepadanya: Malu Mbak, Anda berjilbab, tapi korup! Suara saya pelan. Petugas itu menunduk, tidak menatap mata saya.

Hari ini, untuk ketiga kalinya, di halte yang sama di Pejaten, saya mengalaminya lagi. Kala itu petugasnya sudah lain, tidak lagi berjilbab, tetapi kelakuannya podo. Karena buru-buru, untuk mengejar janji , dan jam sudah mendekati pukul dua siang, di mana kehadiran saya sudah ditunggu rapat, maka saya tak memberikan sepatah kata pun, selain minta diganti dengan tiket baru. Dan saya biarkan fakta itu tidak mengganggu.

Saya akhirnya berkesimpulan, bahwa di lingkup Busway ini bisa menjadi penggambaran terhadap laku korup yang terjadi di hampir semua lini di Indonesia. Karena baru terbilang masuk ke tahun ke empat, “keminian” Indonesia di Busway dalam urusan korupsi, bisa jadi menjadi telaah yang menarik.

Pada titik-titik shelter di mana tidak ada petugas yang merobek tiket - -artinya dirangkap kasir - - maka akal-akalan menjual tiket bekas dilakukan petugas. Terpikir oleh saya kenapa tidak semua halte mengunakan tiket plastic, lalu penumpang memasukkan tiket plastic ke pintu gawang tiga palang. Dengan alat itu dipastikan korupsi akala-akalan menjual tiket tidak terjadi

Ternyata setelah mencari literatur di dunia online, saya menjadi tertawa-tawa membaca tulisan Vincentliong, bahwa tiket plastik pun ternyata bisa jadi juga dapat dikorup, sebagaimana saya kutip di bawah ini:

Cara jadi koruptor tetap di Busway

Resep korupsi di Busway ini hanya berguna jika anda berhasil lolos casting untuk bekerja sebagai; 1.Tukang Bersih-Bersih 2.Petugas keamanan. 3.Petugas Kasir 4.Petugas pintu palang tiga (hanya berlaku untuk semua staf Busway yang ditempatkan di halte. Tidak berlaku bagi supir, satpam dan kenek yang ada di i dalam bis

Pertama, Anda yang telah berhasil lolos casting sebagai salah satu petugas di halte.

Kedua, katakan kepada atasan Anda/tulis laporan/dsb bahwa pintu palang tiga rusak/macet/kepenuhan tiket plastik permanen sebagai alasan untuk membuka mesin pintu palang tiga.

Ketiga, perihal nomor dua: tidak perlu dilakukan jika anda telah memiliki kunci dari 'pintu palang tiga', atau jika atasan Anda tidak menanyakan.

Keempat, buka mesin pintu palang tiga. Keluarkan semua atau sebagian tiket plastik permanen dari dalamnya. Jika dapat dilakukan, matikan/reset pintu palang tiga terlebih dahulu. Saya kira tentu ada kabel yang menghubungkan ke listrik.
Ketika Anda melakukan ini tidak akan ada penumpang yang curiga dan melaporkan Anda karena mesin pintu palang tiga memang bisa penuh/ macet/rusak, kartu plastik yang digunakan memang bersifat permanen (dijualbelikan berulang kali) dan Anda adalah petugas yang bertanggung jawab atas itu.

Lima, berikan semua tiket ke petugas kasir dan jual secara normal; jangan kurangi jumlah tiket, jangan masukkan uang yang petugas kasir peroleh atas penjualan tiket ttersebut ke pembukuan halte. Hal terpenting adalah anda harus bekerjasama dengan petugas kasir jika anda bukan kasir.

Enam, bagi-bagi uang ke semua petugas yang bertugas di halte yang sama dengan Anda supaya mereka tutup mulut.

Tujuh, belajarlah tersenyum, tertawa, memberikan pelayanan terbaik supaya anda selama mungkin dapat berkorupsi di sana.


MINGGGU , 11 Mei 2008, saya perhatikan di terminal Blok M, Jakarta Selatan. Pintu gawang tiga palang yang otomatis untuk memasukkan tiket plastik berjejer delapan. Lima tampak rusak. Penumpang hanya bisa lewat di tiga jalur. Jika tulisan yang dibuat Vincent dua tahun lalu itu berdasar pengamatan di lapangan, saya mengindikasikan ada persekongkolan antara tiket yang dijual kasir dengan petugas jaga, apalagi angka digital yang menghitung tiket yang dimasukkan penumpang - - sebagai pembuka palang - - tidak berjalan.

Saya masih ingat ketika pembangunan jalan untuk Busway di bilangan jembatan Latuharhary, ke arah Menteng, Jakarta Pusat. Saya perhatikan aspal tebal, mencapai 30 cm, untuk mengejar tinggi jalan beton Busway yang dibangun. Saya bertanya sendiri kala itu, mengapa harus setebal itu menutup jalanan, seakan menimbunkan volume besar aspal dengan tak berkira?

Saya perhatikan pula ruas jalan di Sultan Agung, Jakarta Selatan yang saban hari saya lalui, ketebalan aspal tinggi terjadi. Pernah saya tanyakan ke seorang kawan di Pemda DKI, ia hanya tersenyum, lalu menjawab, “Kayak tidak tahu saja.”
Saya mencoba meraba-raba jawaban itu. Rupanya ada indikasi target pemakaian volume aspal, dengan sejumlah komisi yang dibagi-bagi.

Karenanya ketika KPK menangkap panitia tender pengadaan Busway, yang pada 2007 lalu telah diputus oleh pengadilan, saya kemudian memang berkesimpulan, di Busway laku korup terjadi hampir di semua lini, persis, sama dengan di Indonesia dalam cakupan lebih luas.

Sehingga mengamati Busway, sangat menarik sekali bukan, melihat Indonesia mini dalam berkorupsi?

Pada 2006 lalu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Bidang Penindakan yang masih dijabat Tumpak Hatorangan Pangabean mengatakan kepada TEMPO, KPK resmi menahan tersangka kasus korupsi pengadaan busway Budi Susanto mantan Direktur Utara Armada Usaha Bersama.

"Sebenarnya BS sudah kami tetapkan sebagai tersangka pada beberapa waktu lalu, namun baru hari ini dilakukan penahana paksa terhadap BS," katanya kepada wartawan di kantor KPK, Kamis (10/8).

Tersangka diperiksa di kantor KPK sejak pukul 13.30 WIB dan baru keluar untuk dibawa ke Polda Metro Jaya pukul 20.35 WIB. Saat akan dibawa ke Polda, BS mengenakan kemeja putih celana hitam dan menggunakan jaket hitam. Ketika wartawan hendak mewawancarainya, BS hanya diam dan menutup muka dengan menyilangkan tangan.

Tumpak menambahkan, modus yang digunakan BS dengan melakukan penggelembungan
dana untuk pengadaan bus pada periode 2003 dan 2004 dengan total 89 unit senilai
Rp 87,7 miliar yang terdiri dari anggaran 2003 Rp 20 miliar dan 2004 Rp 37,7 miliar.
"Kasus ini telah merugikan negara Rp 14 miliar," kata Tumpak. Sebelumnya KPK juga telah menahan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rustam Effendi pada 13 Juni 2006.

Menurut Tumpak, tersangka telah menaikkan harga kontrak yang tidak sesuai dengan Kepres 18 tahun 2004 dan Kepres 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan dugaan melanggar pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 jo. UU No. 31 tahun 1999 jo UU 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 dan 56 KUHP.
"Kasus displit (dipecah) menjadi dua perkara," katanya.

Dia menambahkan, sejak dilakukan tender, pelaksanaan proyek busway sudah tidak beres, yaitu pada proses desain dan pelaksanaannya dilakukan oleh BS. Selain itu, pengadaan perusahaan pendamping juga ditangani oleh BS.

Pada Medio 2007 lalu, mantan ketua panitia pengadaan bus transjakarta, Sylvira Ananda, dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan denda Rp 50 juta.

Vonis terhadap Sylvira lebih rendah dibandingkan dengan vonis terhadap dua terdakwa lain untuk kasus yang sama. Mereka adalah mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rustam Effendi Sidabutar dan rekanan Pemerintah Provinsi DKI, yakni Direktur Utama PT Armada Usaha Bersama Budi Susanto.

Dua terdakwa dari pemerintah, yaitu Sylvira dan Rustam Effendi, dipidana badan dan membayar denda saja. Adapun Budi Susanto, selain dihukum paling tinggi di antara ketiganya, yaitu lima tahun penjara, juga harus membayar uang pengganti Rp 2,124 miliar. Rustam Effendi divonis tiga tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider enam bulan penjara.

Vonis terhadap Sylvira Ananda ini dibacakan dalam sidang di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi yang dipimpin Masrurdin Chaniago, Selasa (1/5) di Jakarta. Sementara itu, Rustam Effendi telah dijatuhi vonis pada 8 Februari 2007 dan Budi Susanto dijatuhi vonis pada 5 April 2007.

Jadi, sudah ada yang di dalam penjara. Namun laku korup, atau mencari-cari kesempatan korupsidi Busway terus saja terjadi. Sehingga jika ada sebuah penelitian bagaimana korupsi di Indonesia harus diberantas? Tak usah pusing. Ambil saja Busway sebagai studi kasus, untuk membedah Indonesia yang lebih luas.

Yang membuat saya terperangah, bahwa laku korup itu sudah demikian parah. Ia dilakukan mulai dari orang yang sehari-hari sujud di sajadah, hingga mereka yang agaknya lupa akan adanya Tuhan. Mereka para koruptor - - baik kecil, apalagi besar - - - terbiasa latah menggabungkan sajadah dengan haram jadah.

Berbaurnya sajadah dan haram jadah, seakan menjadi biasa itulah, agaknya membuat hidup laku korupsi, ibarat tag line sebuah produk rokok: membuat hidup semakin hidup

Nah celakanya, hidup semakin hidup berkorupsi itu, bebannya kelak harus dipikul pula oleh rakyat kebanyakan. Sudah beberapa kali penyelenggara Busway minta kenaikan ongkos. Apalagi BBM akan segera naik dan mereka dipastikan mendesak Pemda DKI, menambah subsidi.

Di kala menggabungkan sajadah dan haram jadah, yang terjadi memang sebuah air bah: kotor, bau, kumuh. Di saat abu-abu, kusam, segala sesuatu tampak tidak jernih.

Kita hidup dalam perangkap yang tidak bisa bersih. Kendati di shelter Busway ada tempat sampah, warga saya lihat masih membuang sampah sembarang. Kita, saya, Anda semua, berkaca deh, walaupun buang sampah sembarangan bukan laku korup, tetapi tabiat jorok, turut Anda ciptakan. Dan elemen "jorok" itu, memang ada dalam laku korup.

Iwan Piliang