Wednesday, October 30, 2013
Melupakan..
等於將方和向拋掉
遺失了自己
http://www.youtube.com/watch?v=OcqNr_a8IPE
Iya ini lagu lawas. In Cantonese, pulak nya..
Judul lagunya dalam cantonese; Mong Gei Ta, atau Wàngjì Tā dalam mandarin, atau Forget Him dalam bahasa inggris.
Tapi liriknya itulah yang mau ane komentarin.. Etepatnya sik bukan dikomentarin, tapi mau disangkutpautkan dengan sebuah situasi seorang kawan, tentang melupakan ^ ^
Dan secara ane cowok, "him" (他) ane ganti "her" (她). Bunyinya sih masih sama-sama aja: Tā ^ ^
Namun, secara penyanyi (jadul) nya cewek semua, aslinya mah "him"
Nach,
mari kita sangkutpautkan isi lirik itu dengan "melupakan"
Biasanya nih ya, pengalaman pribadi dan pengalaman orang: Bila kita sengaja menghindar memaksa diri melupakan seseorang ituh, biasanya sik yang ada malah enggak bisa lupa.
OK, mungkin memang tidak pernah disinggung-singgung lagi, tidak pernah dibicarakan lagi.. Tetapi sebenere kan masih di situ, masih ada di dasar hati dan memori..
Persis kayak orang benci, yang ada malah dipikiriin terus setiap saat, setiap hari..
Keknyah cara terbaik memang ngga usah dilupakan, biarkan saja itu memperkaya pengalaman kita. Syukur-syukur jadi pengalaman indah yang layak dikenangkan..
Kadang-kadang, kalo ane sik, pengalaman pahit pun, nun suatu ketika beberapa waktu kemudian, menjadi kenangan yang penuh hikmah dan ternyata ada hikmahnya.. Bahkan suatu saat, bisa jadi, orang atau sesuatu yang kita lupakan itu bisa ketemu lagi dan/atau dibicarakan kemudian sambil ketawa ketiwi dan <del datetime="2013-10-30T08:11:37+00:00">makin disesali</del> disyukuri...
Jadi, IMSO ( in my sotoy opinion), kalo mau move on itu ngga usah dipaksa sampe segitunya, kalee
Niatnya oke kudu kuat, tapi caranya tidak perlu dengan pemaksaan.
Bukan begitu, Teman ?
Tabik,
Ari AMS
PS:
1) lirik lagunya udah ada di link youtube di atas, kalo penasaran isinya apa silakan diklik dan atau didengarkan. lagunya sendiri sih enak enak aja kok..
2) berasa ngga sik sebenere lirik teks itu ngga terlalu nyambung dengan apa yang ane tulis ? berasa yah ? heheh.. samma doong #ups
Tuesday, October 29, 2013
Terima kasih
Terima kasih TUHAN
Hari ini saya belajar bagaimana rasanya dipermalukan..
Hari ini saya merasakan bagaimana rasanya dihinakan dan diabaikan/dihindari
Karena itu saya berjanji tidak akan mempermalukan, menghina, dan atau mengabaikan seseorang
Karena apa yang kecil bagi saya, bisa jadi besar buat orang lain
Tuesday, October 8, 2013
Orang Orang Kaya Yang Terpinggirkan
Hari ini, karena 3 tugas yang berbeda, saya harus meeting marathon di Pangkalpinang - Bandara Soetta Kab. Tangerang, dan akhirnya tiba malam ini di Solo (meeting nya sih besok pagi).
Malam ini, di mulut orong pinggir jalan Jalan Slamet Riyadi, saya menyaksikan betapa kayanya seorang Ibu Warung pinggir jalan. Oke, kejadiannya memang tidak luar biasa.. namun pesan yang saya tangkap luar biasa:
Jam 20.30 WIB tadi, duduk di depan warung yang saya maksud tadi seorang Ibu tua yang (maaf) cacat tangannya. Sementara itu, si Ibu Warung ingin lekas pulang, padahal sepertinya dagangannya masih cukup banyak tersisa.
Lalu ibu itu saya lihat menuang sop ( atau soto ? ) dari panci besar ke sebuah mangkuk kaleng.
Ibu Warung ( IW ): Ibu sudah makan ? Ibu mau sop ?
Ibu Tua ( IT ): *berpikir sejenak* Tapi saya ngga sanggup beli..
IW : Oh ini ngga beli kok Bu..Saya hanya ingin memberikan ini buat anak-anaknya Ibu..
Maka terjadilah mangkuk kaleng itu berpindah tangan.
Setelah berterima kasih, Ibu Tua itu pun pulang.
PS: Saya ngga tau apa yang terjadi setelah itu dengan mangkuk kalengnya :p Tapi melihat kejadiannya, simpulan saya si Ibu Tua itu warga yang tinggal di sekitar situ, bukan orang mampu, punya anak masih kecil-kecil, dan mungkin mereka malam ini belum makan..
Kejadian ini mungkin biasa buat Anda. Amalnya mungkin ngga ada artinya dibandingkan apa yang biasa Anda lakukan..
Tetapi coba lihat lagi deh.. si Ibu Warung ini jelas bukan orang kaya, setidaknya tidak sekaya saya dan Anda, namun ia masih bisa care dengan tetangganya, dan tidak berat sama sekali berbagi dengan mereka..
Saat itu juga mendadak saya merasa miskiiiin sekali.
Saat itu juga saya merasa Ibu Warung ini kaya sekali. Hanya saja mereka bukan kaya secara materi. Hanya saja orang-orang kaya seperti ini sering luput diberitakan, terabaikan, dan mungkin ngga akan pernah masuk di cover majalah tentang bisnis dan dunia usaha..
Karena itu saya merasa terpanggil untuk memberitakan. Saya merasa terpanggil untuk bersaksi bahwa Ibu Warung ini sungguh orang kaya dan orang baik.
BarakALLAHu, ya Ibu.. Semoga TUHAN senantiasa memberkati..
Dan akhirnya ternyata benarlah kata kawan saya, akun twitter @deni_rt.
Di Path-nya dia berkata: Kasihan. Beberapa orang sungguh begitu miskin; yang mereka punya hanya uang < ini aslinya berbahasa Inggris, sih..
Makasih Bro, gw sekarang bener bener jadi ngerasa fakir miskin *nunduktersipumalu*
Makasih atas pelajarannya, Bu Warung.. Saya bisa ada di situ, menyaksikan semua itu, insyaa Allah bukan kebetulan. Saya pasti sedang di-slenthik Gusti Allah: Amal mu ki opo wae, tah Le..?!
PS lagih: Saya ketinggalan momen pas beralih tangan. Ini udah semenit kemudian.
Foto dicolong diam-diam pake sabak elektronik-nya galaksi
Sunday, September 29, 2013
Bayu Gawtama: (Mungkin Ada) Surga di Secangkir Kopi
Hal itu dilakukan dengan menanamkan konsep "hukum sebab akibat"
Tapii... Setelah dipikir-pikir kemari, sepertinya "judul"-nya mungkin lebih cocok dengan apa yang sekarang sering disebut2 sebagai "vibrasi"
Konsepnya begini, seingat saya lho-ya:
Setiap perbuatan/ucapan kita selalu diiringi dengan "semangat" atau "hawa" tertentu yang menular.. Ambil contoh tertawa senang atau menangis sedih, kita bisa merasakan itu dari orang lain, bukan?
Ketika orang lain "tertular" oleh vibrasi semangat itu, ia memancarkan kembali semangat atau hawa itu kepada orang lainnya lagi termasuk (kembali kepada) kita.
Mungkin itu sebabnya kebanyakan perbuatan baik kembali sebagai hal baik dalam hidup kita --dan sebaliknya untuk perbuatan kurang baik :(
Itu mungkin juga sebabnya masakan seseorang dengan orang lainnya bisa terasa berbeda, padahal takaran dan bumbu yang digunakan sama. Semangat atau rasa cinta-nya yang membuatnya berbeda :D
Di bawah ini kembali hadir tulisan mas Gaw Bayu Gawtama tentang itu.
Selamat menikmati tulisan renyah di bawah itu. Mohon maaf pengantarnya rada-rada bantet, adonannya kurang "jadi" nih :(
Dan selamat hari kopi sedunia ^ ^
-AMS-
link terkait: https://www.facebook.com/notes/gaw-bayu-gawtama/mungkin-ada-surga-di-secangkir-kopi/10151713022462956
Bayu Gawtama: (Mungkin Ada) Surga di Secangkir Kopi
29 September 2013 at 12:01
Kopinya biasa, sama dengan merek kopi yang biasa diminum, air panas pun dimana tempat sama, kekentalannya bisa dibuat sama, takaran gula bisa disesuaikan dengan selera, bahkan cara mengaduk serta hitungan adukkan pun bisa dijiplak sama persis. Namun kenapa rasa secangkir kopi bisa berbeda jika berbeda orang yang meraciknya?
Mungkin saja ini terlalu subyektif, tapi saya yakin tidak sedikit yang merasakan hal demikian. Kita senang jika yang membuatkan kopi adalah orang-orang yang memang membubuhkan cinta dalam racikannya. Tak selalu orang yang selama ini dekat dan membersamai kehidupan kita seperti isteri atau suami. Orang-orang ini bisa saja pembantu rumah tangga,office boy di kantor kita bekerja, atau sahabat perjalanan yang benar-benar mengenal kita luar dalam, dia tahu cara memberikan –apapun- yang terbaik untuk sahabatnya, terlebih hanya secangkir kopi.
Ikhlas dalam melayani dan memberi. Saya benar-benar tengah belajar untuk bisa melakukan yang terbaik dalam hal ini. Orang yang sedang saya jadikan guru adalah salah seorang office boy di kantor. Sebab, bukan cuma saya yang senang dengan kopi atau teh sajiannya, bisa dibilang semua orang di kantor, bahkan para tamu memujinya.
Kalau ada yang bilang, ya tentu saja sebagai OB, dia akan melayani semua orang di kantor karena memang itu tugasnya. Tapi, OB di kantor bukan cuma satu kan? Anda yang bekerja di sebuah perusahaan dan memiliki beberapa OB, kadang memilih untuk dibuatkan kopi atau teh oleh orang yang menurut Anda “pas” racikannya. Lagi-lagi, bukan karena jenis kopinya, tapi “sesuatu” yang tersaji indah di dalam jiwa si peracik kopi.
Tentu saja bukan sedang belajar membuat kopi senikmat racikannya, namun yang dimaksud adalah belajar memiliki jiwa yang indah karena keikhlasan dalam melayani dan memberi. Melayani orang lain itu bukan cuma dilakukan oleh seorang office boy, pembantu rumah tangga atau siapapun orang yang posisinya dianggap dibawah. Sebagai suami, kita melayani seluruh anggota keluarga, sebagai isteripun demikian. Sebagai pimpinan perusahaan, kita pun melayani seluruh staf yang ada di perusahaan, meskipun ia pemimpin tertinggi. Sebagai Kepala Desa, melayani warga di desanya, dan sebagai Kepala Negara, ia melayani rakyat.
Ada hukum timbal balik yang kita yakini masih berlaku. Anda berbuat baik kepada semua orang, orang pun akan berbuat baik kepada Anda, meski tetap ada yang sebaliknya. Kita mencintai orang lain, balasan cinta pun akan kita dapatkan. Sayangi seluruh makhluk di muka bumi, maka bumi dan seisinya akan menyayangi kita. Begitu juga sebaliknya jika kita membenci, merusak dan membuat orang lain tak nyaman.
Seseorang yang ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain, harus pula pandai menghargai. Yang ingin dihormati, harus bisa terlebih dulu menghormati. Mereka yang ingin diberi, harus lebih banyak memberi. Siapapun yang ingin dicintai, harus memantaskan diri untuk dicintai. Berikan yang terbaik untuk orang lain, maka yang terbaik pula yang akan kembali kepada kita.
Bermula dari secangkir kopi yang tersaji nikmat dari racikan jiwa yang indah, boleh jadi keridhaan Allah berasal dari sini. Bukankah surga Allah pun atas dasar keridhaan-Nya? Wallahu ‘a’lam (Gaw)
Friday, September 27, 2013
Pertanyaan Ga Penting: Coffee Meeting
Tulisan ini salah satu pertanyaan ga penting ituh..
LOL )
Yang jadi masalah buat ane, justru judul Coffee Meeting-nya itu.
Kalo salinan itu copy dalam bahasa Inggris sedangkan menyalin adalah copying,
maka kalo kopi adalah coffee, lalu apakah ngopi dalam bahasa Inggris?
Coffeeing ?
#ups
Andai judulnya Coffee Morning, itu malah jelas Kopi Pagi.. Terjemahannya masih sesuai dengan konteks, dong ?!
- Laah pan tadi ane udah bilang ini Pertanyaan Ga Penting ? ‘napa protes ?!
+ ….. .....
Saturday, July 6, 2013
Hidup Ini
Walk Into The Light - Free Pics |
Ya soalnya seharusnya kita yakin dan percaya bahwa TUHAN, insyaa ALLAH memberikan tempat yang sangat baik baginya, baik di alam barzakh maupun kelak di surga setelah pengadilan terakhir.
Insyaa ALLAH semua orang juga yakin bahwa beliau orang baik dan mendapatkan tempat yang baik di sisi-Nya
Dan karena itu saya juga berharap para malaikat pun tersenyum ketika tiba saatnya mereka harus mencabut nyawa saya, aamiyn.
Wednesday, July 3, 2013
Pelajaran Hidup Hari Kemarin
Kadang-kadang, orang lain itu berusaha care dan menemani kita dengan gayanya masing-masing.
Sayangnyaa... kadang gaya itu ngga sesuai dengan kita atau sikon-nya ngga tepat. Yang ada, niat baik itu bukannya berhasil dengan baik tetapi malah membuat kita sedikit terganggu..
Terganggu? Marah dong..?!
Tunggu dulu..
Mari cobalah lihat sisi baiknya: mereka itu niatnya menemani, niatnya menghibur kita loh..
Hargailah niat baiknya dan jangan terpaku hanya pada hasil yang kita rasakan atau ditimbulkannya saja
#NoteToMyself
Jujurly, sik.. Saya kemarin sempat emosi duluan sama anak. Niat dia menghibur saya yang sakit, tapi buat saya jadi berisik <-- Ayah yang Buruk :(
#MaafYaNak
Catatan
TUHAN itu adil. Saya terlalu cepat emosi sama anak, eh ternyata ada orang lain yang merasa saya juga memusingkan begitu.
#Kuwalat
Terima kasih TUHAN, Engkau sudah membuatku belajar dengan cepat
#BelajarMakeSepatuOrangLaen
Monday, July 1, 2013
Indah Pada Waktunya
Rencana TUHAN selalu indah pada waktunya.
Demikianlah yang selalu kita dengar tulisan atau khutbah berkenaan dengan "prasangka baik pada TUHAN".
Pertanyaannya: seberapa percaya kita pada kalimat itu? Seberapa yakin kita bahwa TUHAN menyiapkan akhir yang indah buat kita?
Saya sendiri sempat putus asa kok dengan itu.
Rasanya rencana saya itu udah pasti baiknya, udah pasti baiknya.. tapi ya kok TUHAN belum kasih terwujud juga yaaa..
Belum lama ini saya membutuhkan sejumlah dana besar untuk
Nah, luar biasa apa kali bagusnya tampaknya kan rencana ini?
Dua bulan berlalu sejak kami menawarkan rumah itu dijual, ada lebih dari 8 calon pembeli yang berminat, tetapi kok ya di saat saat terakhir kok ya ngga deal juga :(
Apaa ya yang salah..? Saya sampai-sampai sempat sambat sama Gusti ALLAH loh: lha yok opo tah Gus kok ra payu payu ki njuk rencanaku sing apik tenan kuwi njuk piye? Kok ya ngga laku laku ini, trus rencana hebatku itu apa kabarnya, TUHAN?
Rasanya seperti TUHAN menelantarkan kami <--oke itu tuduhan serius buat TUHAN.. Tapi saat itu, itulah yang
Dan rasa ditinggalkan itu kian hebat setelah beberapa rumah tetangga saya di situ terjual dengan mudah --eh, ada yang masih kebanjiran penawaran sih.. Tapi sempat apa kali lah dengar berita apanya itu kan?
Hari ini, pas mampir ke sana --oiya kami sendiri tidak tinggal di situ sejak 2009-- dapat tambahan keterangan bahwa harga jual rumah tetangga itu, dan penawaran yang masuk buat rumah tetangga yang lain, nyaris dua kali lipat harga yang kami pasang.
Dua kali!
Masyaa ALLAH..
Alamak..! Rugi kalilah kami bila rumah kami terjual pada harga yang kami minta..
Pada detik itu mendadak saya merasa bersyukur bahwa TUHAN, ALLAH SWT, lebih tahu apa yang baik bagi kami.
Oke.. sementara ini kami masih harus kerja keras untuk menutup cicilan KPR yang seperti ngga habis habis itu, dan masih kerja keras mengumpulkan modal tambahan yang kami perlukan itu
Moral cerita yang ingin saya sampaikan:
Ketika tampaknya rencana kita berantakan, yang perlu kita lakukan ada dua:
- evaluasi rencana, jangan2 rencana kita memang ngaco..
- dan tetaplah percaya bahwa rencana TUHAN jauh lebih indah dari rencana manusia.. dan Dia akan membuatnya indah pada waktunya.
-----
Saat ini ada beberapa rencana lagi yang seperti meleset. Tapi kali ini saya (lebih) yakin bahwa TUHAN menyiapkan akhir yang indah di balik itu semua --sepanjang kita tidak kehilangan keyakinan dan tetap berprasangka baik pada-Nya :-)
Saya yakin teman teman semua lebih baik dari saya dalam soal ini.
Akhir kata, mohon maaf jika ada tulisan di atas yang kurang berkenan..
Friday, June 7, 2013
Menilai Manusia
Pengertian ageming ati-nya yang dimaksud tidak berarti menyamakan semua agama --> Soal ini kembali ke masing-masing. Saya muslim, pastinya akan bilang islam yang paling cocok buat saya.. Tetapi adik saya katolik, pasti akan bilang katolik yang paling cocok buat dia. --> melainkan, kalo sudah memiliki agama tertentu, pakailah sebaik2nya sebagai pakaian hati dan jiwa
<-- Ini, katanya, adalah bagaimana orang jawa memandang agama.
Etapi gak tau juga kalo jawa hari gini, loh.. Saya ngga punya kompetensi menebak apalagi menjawabnya: lha wong saya ini jawa ngga jelas, jeh :p
1) Membumikan Langit: Ajining Diri Soko Lathi
2) Dongeng Ala "Simbah": Ajining Diri Jalaran Soko Lathi
3) kalo yang ini sih tambahan saja: Suara Merdeka: Makna Tembang Ilir-ilir
Kutipan favorit saya, sekaligus penutup tulisan ini adalah:
Jadi ketika pakaian kita sudah baik..maka harus kita dukung dengan tingkah laku dan tindakan yang baik pula agar wibawa dan kehormatan diri kita terjaga dan orang pasti akan mesem kesengsem untuk menghormati kepribadian kita...Itu. dari sisi kitanya sebagai "pelaku"
Tentunya kita sebagai "penilai" juga diharap bijak menilai orang lain, tidak terjebak hanya gegara soal penampilan dan/atau atribut yang melekat pada diri seseorang..
Bukan begitu ?
Thursday, May 30, 2013
Mata-Mata
Ini, tentunya dikaitkan dengan kehebohan sadapan sadapan KPK.
Ini, tentu saja dijawab:
Oiya, bahkan Shri Rama pun pernah mengutus Hanuman untuk memata-matai Negeri Alengka, khususnya mencari tahu bagaimana kabar Dewi Shiinta di sana.
*) http://www.bappenas.go.id/node/123/15/uu-no20-tahun-2001-tentang-perubahan-atas-uu-no31-tahun-1999-tentang-pemberantasan-tindak-pidana-korupsi/
**) http://www.wikiapbn.org/artikel/Keuangan_Negara mohon lihat juga pasal 5 s.d. 10 pada *)
Saturday, May 18, 2013
Si Bleki
Thursday, May 16, 2013
Trust
SAAT SESEORANG MEMUTUSKAN untuk menikah dengan seseorang, yang terjadi sebetulnya masing2 percaya atau mempunyai keyakinan yang memadai --jiah, bahasa auditor keluar-- bahwa pasangannya itu dapat diandalkan atau yang terbaik
PS: kriterianya bisa beda antara satu orang dengan yang lain..
Menikahkan usaha dan atau berusaha bersama-sama, ternyata juga membutuhkan hal yang sama. Usaha ngga akan berjalan lancar, bila pengusahanya satu sama lain tidak punya kepercayaan.
Namun begitu, asal percaya, ternyata juga tidak cukup untuk dunia usaha.
Teman lama dan atau saling mengenal di luar usaha, bahkan yang biasa ledek2an atau curcol2an, atau bahkan terikat hubungan saudara atau suami-istri, ternyata itu juga masih belum cukup..
Hmm.. tetapi itu nanti di kajian lain, ane sendiri belum selesai diajarinnya :D
Bagaimana agar tumbuh kepercayaan di dalam dunia usaha itu, sudah banyak teori/tulisan yang membahasnya. Saya cuma share definisi "Trust" menurut Merriam-Webster Dictionary aja di marih <-- sok atuh di klik, heula
Mengelola Hati
Naaah sudah minta sendiri begitu, kan.. ?!
Tapi kenapa juga yah, saat permintaan itu dikabulkan TUHAN, dan kebetulan DIA menata situasinya tidak sesuai keinginan, saya kok tetap kecewa ya ?
Ah, tengok lah, apa kali kan si Ari ini? Dia sendiri minta diaturkan, begitu dikabulkan malah kecewa pulak. Kayak mana si Ari ini, ah!
Setelah dipikir-pikir ( dipikir aja sik, ngga pake dipikir-pikir berulang kali gitu kok ) saya merasa sedang diajari me-manage hati: Apakah saya mampu tetap berprasangka baik sama TUHAN kalo DIA menetapkan sesuatu yang tidak sesuai harapan ? Apa lalu ibadah saya turun ( kualitas dan kuantitasnya ? ), apakah.. apakah.. dan lain-lain, dan lain-lain, etcetra, etcetra..
Mungkin begitu.
Apapun yang terjadi pada saya, kehidupan toh terus berjalan dengan segala kebahagiaan yang menyertainya.. Mau yang baik ada, yang buruk ya ada juga. Tapi pada akhirnya itu kan tergantung pilihan Anda, kan ?!
Saya? Saya maunya memilih yang baik.
Sepanjang saya berpikir semua itu demi kebaikan, maka selama itu juga saya akan selalu bisa bersyukur dan.. tetap bahagia.
Jadi ?
Jadi yaudah.. gitu aja..
---
+ Jadi simpulan tulisan ini apa ya ?
- Tergantung elo sendiri, Sob.. mau menyimpulkan apa
+ Dih.. gitu, sik ?!
- Ya salah elo bacanya serius banget :p Udah.. Ngga usah dipikirin.. Jalanin aja, Sob. Percaya aja TUHAN itu Mahabaik dan menyiapkan akhir yang indah buat elu ^ ^
---
*) tulisan ini repost status FB tanggal 31 Januari 2013
"Sambat" di blog-kan 29 Januari 2013, di FB Notes 13 Desember 2012
Sunday, May 12, 2013
Buku Harian Ayah
semoga bermanfaat, khususnya buat saya sendiri.. yang memang lagi perlu :(
---------- Pesan terusan ----------
Tanggal: 18 Februari 2009 13:56
Subjek: [BeCeKa] FW: (repost) Buku Harian Ayah
---
Subject: (repost) Buku Harian Ayah
Buku Harian Ayah
Ayah dan ibu telah menikah lebih dari 30 tahun, saya sama sekali tidak pernah melihat mereka bertengkar.
Di dalam hati saya, perkawinan ayah dan ibu ini selalu menjadi teladan bagi saya, juga selalu berusaha keras agar diri saya bisa menjadi seorang pria yang baik, seorang suami yang baik seperti ayah saya. Namun harapan tinggallah harapan, sementara penerapannya sangatlah sulit. Tak lama setelah menikah, saya dan istri mulai sering bertengkar hanya akibat hal - hal kecil dalam rumah tangga.
Malam minggu pulang ke kampung halaman, saya tidak kuasa menahan diri hingga menuturkan segala keluhan tersebut pada ayah. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun ayah mendengarkan segala keluhan saya, dan setelah beliau berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ayah mengusung keluar belasan buku catatan dan ditumpuknya begitu saja di hadapan saya. Sebagian besar buku tersebut halamannya telah menguning, kelihatannya buku? buku tersebut telah disimpan selama puluhan tahun.
Ayah saya tidak banyak mengenyam pendidikan, apa bisa beliau menulis buku harian? Dengan penuh rasa ingin tahu saya mengambil salah satu dari buku-buku itu. Tulisannya memang adalah tulisan tangan ayah, agak miring dan sangat aneh sekali, ada yang sangat jelas, ada juga yang semrawut, bahkan ada yang tulisannya sampai menembus beberapa halaman kertas. Saya segera tertarik dengan hal tersebut, mulailah saya baca Dengan seksama halaman demi halaman isi buku itu.
Semuanya merupaka catatan hal-hal sepele, "Suhu udara mulai berubah menjadi dingin, ia sudah mulai merajut baju wol untuk saya."
"Anak - anak terlalu berisik, untung ada dia."
Sedikit demi sedikit tercatat, semua itu adalah catatan mengenai berbagai macam kebaikan dan cinta ibu kepada ayah, mengenai cinta ibu terhadap anak-anak dan terhadap keluarga ini.
Dalam sekejap saya sudah membaca habis beberapa buku, arus hangat mengalir di dalam hati saya, mata saya berlinang air mata. Saya mengangkat kepala, dengan penuh rasa haru saya berkata pada ayah "Ayah, saya sangat mengagumi ayah dan ibu."
Ayah menggelengkan kepalanyadan berkata, "Tidak perlu kagum, kamu juga bisa."
Ayah berkata lagi, "Menjadi suami istri selama puluhan tahun lamanya, tidakmungkin sama sekali tidak terjadi pertengkaran dan benturan? Intinya adalah harus bisa belajar untuk saling pengertian dan toleran. Setiap orang memiliki masa emosional, ibumu terkadang kalau sedang kesal, juga suka mencari gara - gara, melampiaskan kemarahannya pada ayah, mengomel. Waktu itu saya bersembunyi di depan rumah, di dalam buku catatan
saya tuliskan segala hal yang telah ibumu lakukan demi rumah tangga ini. Sering kali dalam hati saya penuh dengan amarah waktu menulis kertasnya sobek akibat tembus oleh pena. Tapi saya masih saja terus menulis satu demi satu kebaikannya, saya renungkan bolak balik dan akhirnya emosinya juga tidak ada lagi, yang tinggal semuanya adalah kebaikan dari ibumu."
Dengan terpesona saya mendengarkannya. Lalu saya bertanya pada ayah, "Ayah, apakah ibuku pernah melihat catatan-catatan ini?"
Ayah hanya tertawa dan berkata, "Ibumu juga memiliki buku catatan. Dalam buku catatannya itu semua isinya adalah tentang kebaikan diriku. Kadang kala dimalam hari,menjelang tidur, kami saling bertukar buku catatan, dan saling menertawakan pihak lain. ha. ha. ha."
Memandang wajah ayah yang dipenuhi senyuman dan setumpuk buku catatan yang berada di atas meja, tiba - tiba saya sadar akan rahasia dari suatu pernikahan :
"Cinta itu sebenarnya sangat sederhana, ingat dan catat kebaikan dari orang lain. Lupakan segala kesalahan dari pihak lain."
repost dari FB notes 18 Februari 2009
https://www.facebook.com/notes/ari-ams/buku-harian-ayah/52342152662